Malam itu seperti janjinya dengan Naruto, mereka kembali makan malam bersama, tapi kali ini bukan di kedai biasa, malainkan di restoran berbintang, tengsin dong kalau makannya di warung mie ayam, walaupun Hinata juga nggak bakal keberatan.
Mereka berdua duduk berhadapan, di meja sudah tersaji berbagai jenis makanan.
Makan malam kali ini ala-ala candle light dinner, kata Naruto sih biar keliatan romantis kayak orang-orang. Lagian malam ini dia mau melakukakan sesuatu yang besar untuk hubungan mereka kedepan.
"Tumben ini mas, kenapa auranya romantis gini ?"
Hinata menggoda, soalnya jarang-jarang mereka makan dengan view romantis seperti malam ini.
Bukannya Naruto tidak romantis, tapi memang selama ini mereka lebih sering kencan ditempat yang biasa, mengingat dulu Naruto hanya seorang satpam, Hinata tidak enak kalau harus membebani kekasihnya.
Naruto meraih tangan kanan gadis itu di atas meja dan mengelusnya "Adek suka nggak ?"
Naruto harap gadis itu suka, dan bisa menikmati makan malam mereka kali ini.
"Suka, tapi lebih enak makan pecel ayam atau angkringan kali ya mas"
Hinata terkekeh pelan, jujur kalau disuruh milih antara makanan resto sama jajanan kaki lima, tanpa pikir panjang sudah jelas pilihannya kaki lima.
Naruto ikut terkekeh geli, sebenarnya sih mereka sama. Walaupun orang berada tapi kalau soal makanan nggak suka yang aneh-aneh. Dikasih nasi kucing juga dia mau.
Akan tetapi mengingat malam ini cukup spesial menurut Naruto, jadi tempatnya juga harus spesial.
"Gapapa kali dek, sekali kali kita kayak orang bener gitu kan ya. Lagian kasihan adek juga kalau mas bawa makan ke warung pinggir jalan terus" Ucap Naruto yang masih terkekeh kecil.
Setelah itu mereka makan dengan lahap, dengan masih diselingan obrolan dan candaan-candaan kecil.
*******
Setelah empat puluh menit, akhirnya mereka selesai menyantap seluruh makanan di meja, diakhiri dengan Naruto dan Hinata menikmati dessert yang sangat enak, bahkan membuat Hinata tak henti-hentinya ingin mengetahui resep makanan penutup itu.
Seorang pelayan laki-laki datang menghampiri Hinata dan menyerahkan sebuket mawar merah yang cantik sekali.
Hinata menerima buket itu dan tersenyum geli kearah Naruto "Dari mas ya ?"
Naruto mengangguk malu, memang dia bukan tipikal pria yang bisa jadi romantis.
"Adek suka nggak bunganya ?"
Naruto bertanya penuh harap, sebenarnya dia kurang tau bunga apa kesukaaan Hinata, tapi kata orang-orang, mawar melambangkan cinta, jadilah Naruto memesan sebuket mawar merah untuk sang dara.
Hinata mengangguk seraya menciumi bunga di pangkuan "Suka, suka banget. Makasih ya mas".
Hinata menatap pria itu, dengan senyum manis yang tak luntur.
Naruto ikut senang kalau gadis itu menyukai bunga pemberiannya. Pria itu meraih sesuatu dalam saku celannya, kotak yang di dalamnya ada sebuah cincin dan menimbang-nimbang, apa ini waktu yang tepat.
Naruto bermaksud untuk melamar kekasihnya itu malam ini. Memang mereka baru bersama masih hitungan bulan, tapi bagi Naruto dia sudah cukup mengenal gadis cantik di depannya ini dengan baik dan tidak ingin membuang waktu untuk menghalalkan Hinata segera.
Takut Hinata di tikung orang nanti kalau dia tidak duluan.
Naruto menatap Hinata yang masih sibuk menciumi bunga di pangkuan itu seraya membelai lembut kelopak-kelopaknya. Hinata yang merasa di perhatikan Naruto juga ikut menatap pria itu dengan pandangan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi you, Love you
RomanceApa salah jika jatuh cinta dengan satpam ? Jawabannya tentu tidak Mari simak kisah sang Manager keuangan yang jatuh hati pada Satpam kantornya sendiri. .......... "Mba Hinata, ati-ati pak Naruto itu buaya, eh nggak deh, canda Pak canda. Peace" Naru...