Chapter - 48

6.3K 591 71
                                    

Eza berjalan keluar dengan amarahnya lalu menengok kembali ke arah rumah sakit yang di tempati Zia, ia dengan keadaan marah sekarang langsung memasuki mobilnya menjalankan mobilnya bak orang kesetanan.

Ia dengan marah menuju ke apartment Ashana, lalu membuka pintu apartment Ashana yang masih berada Varo di dalamnya.

"Ashana??" tanya Eza tajam ke arah Varo.

"Tenang kak Eza, silahkan masuk gue udah menyiapkannya untuk lu kak," ucap Varo tersenyum miring ke arah Eza.

Eza yang sudah mengerti langsung memasuki kamar Ashana yang sekarang ia dapat melihat Ashana yang tertidur terikat di kursi dengan sosok pria yang baru Eza lihat.

"Kenapa kaget kak Eza?" Tanya Varo dengan senyum culas nya.

"Siapa lagi dia!?"

"Dia orang yang membuat Zia nunggu lu kak, dia jebak Zia agar dia tetap di taman semalaman. Dan lu tau? Dia juga suruhan Ashana, namanya Marco." Ucap Varo menepuk pundak pria yang sekarang tak sadarkan diri dengan banyak luka lebam di seluruh wajah dan badannya.

"Kurang ajar!!" Eza mendekat.

BUGH

Satu pukulan Eza berikan kepada pria yang sudah tidak sadarkan diri membuat pria tersebut sekarang tersungkur tidak berdaya.

"Lu akan mati bangsat!!" Eza hendak memukul kembali pria yang sekarat entah kenapa, namun pukulan tersebut langsung di tahan Varo.

"Kak, dia udah sekarat, Kak Arta yang membuatnya sekarat," ucap Varo membuat Eza membulat kaget dengan kecepatan Arta yang sudah mendahului dirinya.

"Gak usah kaget, Kak Arta gampang kalau cari yang kayak gini. Ini tuh sampah kalau buat keluarga Brataja." Ucap Varo menendang Marco yang benar terlihat sekarat.

"Kapan Kak Arta menemui dia?"

"Emm baru saja, mungkin satu jam yang lalu. Sebenarnya gue juga tau nih Marco dari Kak Arta, yaa gue langsung aja sekalian bawa nih sampah sama kak Arta ke sini." Ucap Varo yang sebelumnya ia menemui Arta di salah satu parkiran, Arta sedang memukuli Pria yang berurusan dengan Zia.

"Ashana!?"

"Kak Arta, mau menyisihkan buat lu Kak Eza." Ucap Varo tersenyum culas lalu melangkah memberi ruang untuk Eza ke hadapan Ashana yang belum sadar.

BRAK

Eza menendang kursi yang di tempati Ashana dengan keras membuat Ashana terjungkal di kursi yang masih mengikat tangannya, tapi Ashana masih belum sadar.

"Ini akan menyenangkan," ucap Varo memberikan air kepada Eza dengan senang hati Eza langsung mengambilnya.

BYUR....

Eza tanpa belas kasihan langsung mengguyur Ashana yang masih belum sadar dengan air dingin yang diberikan Varo.

"Uhukk uhkkk... Ahhk sakit..." Ashana terbatuk dan merasakan tangannya sakit yang tertimpa kursi yang ditempatinya.

"Ezaa.... Hikss... Ezaa bantu aku..." ucap Ashana menangis menatap Eza yang menatapnya sangat marah dan tajam.

Eza berjongkok lalu dengan kuat menyentuh wajah Ashana dengan kasar membuat wajah Ashana memerah merasakan rasa sakit yang di berikan Eza.

"Ashana kau bermain main denganku, kau berani denganku, kau membuat dia salah paham dan sakit Ashana!!" ucap Eza dengan tajam.

PLAK

Eza tanpa belas kasihan menapar pipi Ashana dengan keras membuat sudut bibir Ashana robek berdarah.

"Ezaaa hikksss sakit... tolong jangan sakiti aku Eza.." ucap Ashana menangis ketakutan dengan kelakuan Eza padanya.

Altezza Achazia (BxB) || M-PREG (END) [Eza & Zia]‼️ [PENERBITAN PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang