Chapter - 51

7.7K 650 50
                                    


Eza yang sangat gelisah khawatir dan takut, langsung membersihkan Zia memakaikannya seragamnya kembali, melepaskan tali di tanganya, Eza melihat Zia yang benar benar pucat berantakan dengan darah yang terus mengalir di selangkangannya membuat Eza sangat khawatir.

"Sayang..." Eza begetar melihat Zia.

"Hikss... sakithh..." Eza langsung menggendong Zia ke bridal style berlari keluar dari toilet dengan cepat.

"ZIA!!" teriak Bara ketika melihat Eza menggendong Zia berlari.

"Eza lu apaain lagi Zia bangsat!!" ucap Bara khawatir melihat Zia yang merintih kesakitan memegang perutnya.

"Hubungi keluarga Brataja Bar, gue akan ke rumah sakit," ucap Eza berteriak Kembali berlari, semua orang yang masih di sekitaran sekolah menatapnya khawatir.

Eza mengendarai mobilnya sangat cepat, Eza terus menatap Zia yang terduduk di sampingnya sangat pucat dengan rintihan yang terus keluar dari mulutnya dengan tangan yang terus meremas perutnya membuat Eza benar benar khawatir.

"Please bertahanlah baby, Eza mohon maafkan Eza sudah kasar..." ucap Eza dengan air mata yang turun melihat keadaan Zia yang sangat mengenaskan di sampingnya, ia menyesali perbuatannya.

"Eza mohon Zia..."

Eza terus menangis mengantarkan Zia ke rumah sakit, berharap Zia baik baik saja dengan keadaanya sekarang.

Beberapa menit ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat ia berhasil dengan cepat sampai di rumah sakit, dengan cepat dan kuat Eza menggendong Zia membawanya ke dalam rumah sakit.

"Tolong panggilkan Dokter Syam cepat!!" Teriak Eza memerintahkan untuk memanggil dokter pribadi Zia.

Suster yang melihat keadaan Zia yang sangat mengenaskan, langsung memerintahkan Eza menidurkan Zia di ranjang UGD rumah sakit.

Hingga tidak berselang lama dokter pribadi Zia datang dan langsung memerintahkan suster untuk memindahkan Zia ke ruang lain. Eza terus menangis melihat keadaan Zia yang terdorong di ranjang oleh suster yang membawanya lagi lagi ke rumah sakit.

Zia langsung di bawa ke ruang pemeriksaan yang di perintahkan oleh dokter pribadinya untuk menangani kondisi Zia yang sangat buruk. Eza hendak masuk ke dalamnya sebelum suara suster menginstrupi langkanya.

"Maaf tuan, anda tidak bisa masuk," ucap suster tersebut lalu menutup pintu rungannya membuat Eza sekarang sendirian di luar pintu terduduk di lantai menangis terus memanggil Zia.

"Zia, Eza mohon, jangan begini, kau kuat Ziaa, kau tidak bisa begini, maafkan Eza, Eza sangat bodoh lagi lagi menyakitimu Zia..." ucap Eza menangis terduduk di lantai dingin.

Hingga suara langkah kaki membuat Eza mendongakkan matanya ke arah beberapa orang yang berada di pinggirnya.

"Nak Eza kenapa Zia?" ucap Acha yang baru saja datang dengan keadaan khawatir.

"Eza, apa yang terjadi?" ucap Arta.

"Eza.. Eza telah kasar kepada Zia, Eza menyakiti Zia lagi," ucap Eza mengeluarkan tangisnya.

"Bangsat!! Apa yang lu lakuin lagi bajingan!?" Arta memegang kerah seragam Eza membuat Acha langsung memisahkannya.

"Sudah Arta hiks... sekarang kita tunggu dulu Dokter Syam." Ucap Acha membuat semuanya hanya diam dengan suara tangis mereka yang menunggu dokter memeriksa Zia.

Eza terus menangis sangat prustasi dengan keadaan Zia sekarang, ia belum sempat berbaikan dengan Zia lagi, ia belum sempat membuat Zia kembali lagi padanya, tapi takdir mengatakan lain membuat Zia sekarang lagi lagi masuk ke rumah sakit karena perbuatannya.

Altezza Achazia (BxB) || M-PREG (END) [Eza & Zia]‼️ [PENERBITAN PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang