Eza langsung bangun dari tidurnya, melupakan dirinya yang demam dan pusing, menatap lembut Zia yang masih mengusap bibirnya.Eza tersenyum dalam duduknya.
Zia yang masih kesal langsung bangun hendak meninggalkan Eza, tapi Eza langsung memegang tangan mungil Zia dengan tangannya ketika ia melihat Zia hendak meninggalkannya.
"Zia mau kemana?" tanya Eza memegang tangan Zia.
"Pergi." ucap Zia dengan wajah cemberutnya menatap Eza.
"Jangan, sini baby Eza mau berbicara sama kamu," ucap Eza memohon kadapa Zia agar tidak pergi.
"Nggak mau, Zia mau pergi," ucap Zia mencoba melepaskan tangannya dari Eza.
"Kamu sudah berjanji padaku Zia, kalau Eza bangun Zia akan memaafkan Eza, dan lihat Eza sudah bangun Zia, apa kamu tidak berniat memenuhi janji kamu?" ucap Eza menatap lembut Zia agar Zia dapat luluh dan memaafkannya.
"Eza pun berjanji, tapi Eza selalu mengingkari janji Eza!" ucap Zia.
"Zia Eza mohon, duduklah dulu Eza ingin berbicara denganmu, kalaupun nanti keputusan kamu memaafkan Eza atau nggak itu hak kamu Zia." ucap Eza sekarang mencoba menarik Zia dengan lembut kembali ke atas kasurnya.
Zia yang mendengarkan itu langsung luluh, dan terduduk di pinggir kasur bersama Eza, dengan tangan Eza tetap menggenggam tangannya.
"Zia Eza sangat merindukan kamu," ucap Eza.
Eza membawa tangan mungil Zia untuk di ciumnya beberapa kali dengan lembut, sedangkan Zia hanya terduduk menatap Eza ia juga merasakan hal sama dengan Eza ia sangat merindukan Eza.
"Zia, Eza minta maaf untuk ke beberapa kalinya, Eza sudah memenuhi keinginan kamu untuk memberi kamu waktu sendiri beberapa hari, tapi Zia harus tau Eza nggak suka Zia jauh dari Eza, Eza nggak mau mengakhiri hubungan yang sudah Eza jalani ini Zia, Eza sangat merindukan kamu, baby." ucap Eza sekarang mencoba menyentuh lembut pipi Zia yang gembil, sangat Eza rindukan.
"Zia bisakah kita melanjutkan hubungan ini? Please Eza tidak mau lagi jauh dari Zia, kalau Zia masih meragukan Eza, Eza akan membuktikannya kalau Eza serius mencintai kamu" ucap Eza kembali menatap lekat mata Zia.
"Eza janji, Eza akan mencoba yang terbaik untuk kamu baby, Eza sudah mencintai kamu sedalam ini." lanjut Eza.
"Kak Eza, Zia nggak tau Zia harus apa, tapi Zia benar-benar kesal dengan kak Eza, Zia sakit waktu kak Eza nyalahin Zia atas kesalahan yang bukan Zia perbuat." ucap Zia membalas ucapan Eza dengan lembut menatap Eza yang terus menatap Zia dengan tangan mengelus wajahnya lembut.
"Zia gak akan bicara apapun tentang Ashana, Zia gak akan bicara hal itu kepada Eza, tapi Eza harus tau Ashana teman Eza sangat licik, meskipun Zia tau Zia lebih licik dari Ashana, tapi Zia mohon percaya sama Zia," ucap Zia.
"Baby... Eza mempercayai kamu, ini memang kesalahan Eza yang masih nggak bisa mengontrol emosi Eza, Eza selalu kalah sama emosi Eza."
Eza mencoba memeluk Zia dengan lembut agar Zia dapat menerima pelukannya, Zia menerima pelukan Eza menenggelamkan wajahnya di dada bidang Eza. Eza tersenyum melihat Zia yang membalas pelukannya, karena Zia menerima pelukannya, Eza langsung menggerakan tangannya memegang erat pinggang kecil Zia yang sangat ia rindukan, menghirup wangi Zia yang membuatnya tenang.
"Zia akan buat Eza terus mencintai Zia. Eza akan nyesal kalau Eza menyakiti Zia!" Ucap Zia di dalam pelukan Eza.
"Eza akan terus mencintai kamu Zia. Eza bisa gila kalau kamu masih marah kepada Eza, Eza sangat merindukan kamu." ucap Eza mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altezza Achazia (BxB) || M-PREG (END) [Eza & Zia]‼️ [PENERBITAN PDF]
Romance‼️ Achazia atau lebih di kenal dengan Zia cowok 16 tahun XI IPS 4 mulai bersekolah dengan mencoba menjadi diri yang baru lagi di sekolah baru. Tapi sulit.... "Gue suka sama lu" "Gue tau lu juga suka kok sama gue" "Lu kenapa sihh gak jawab gue mulu"...