Part 39 (Sudah direvisi)

149 20 1
                                    

Kok kamu malah ngelamun sih ?". Tanya Claudia yang duduk di samping Alwi.

"Eh enggak kok, Alwi cuma mikirin gimana caranya supaya kak Nadya suka sama kak Aji". Jawab Alwi melirik ke Masaji.

"Hahahaha, iya juga ya. Ji, mau gw bantuin sama Alwi ?". Tanya Ridho.

"Mau dong, emang lu tau caranya ?". Jawab dan tanya Masaji.

"Gw ga tau sih, cuma kayaknya Alwi tau deh". Ucap Ridho.

"Iya kak, aku tau caranya". Jawab Alwi tersenyum. 

"Gimana caranya Wi ?". Tanya Masaji tidak sabar.

"Hmm, gimana kak Aji ngajak kak Nadya sahabatan dulu. Pas kalian jadi sahabat, pasti kalian berduaan terus kan. Semakin kalian dekat, biasanya muncul perasaan tersebut. Siapa tau kak Nadya suka juga sama kakak walaupun kak Nadya awalnya ga ada perasaan suka sama sekali. Tapi kalo kakak bikin dia bahagia, mungkin akan muncul perasaan itu dengan sendirinya. Makanya kakak jangan jauh-jauh dari dia". Ucap Alwi santai.

Semuanya pun melongo mendengar sarannya tersebut.

"Yassalam, kok jadi pada melamun sih. Setuju ga ?". Ucap Alwi menyadarkan lamunan mereka.

"Setuju dong, nanti kita bantuin kok". Jawab semuanya kecuali Masaji yang masih mematung tak bergerak.

"Aji, lu setuju ga ?". Tanya Ridho menyadarkan lamunannya Masaji.

"Gw setuju banget. Gw ga nyangka ternyata Alwi anaknya agak romantis ya. Bisa-bisanya dia bikin rencana kayak gitu. Padahal dia itu anaknya ga terlalu peduli sama yang namanya cinta apalagi romantis coba". Ucap Masaji kagum

"Iya, kami juga ga menyangka". Jawab Ridho dan yang lainnya. Alwi hanya tersenyum mendengar itu.

"Itu kan dulu, sekarang kan Alwi sudah mau beranjak dewasa. Apalagi udah punya calon istri sama acara pernikahannya juga udah siap semuanya. Makanya Alwi sudah harus bisa mengerti itu semua. Alwi akan menjadi suami yang bertanggung jawab dan penyayang terhadap istri dan anaknya Alwi suatu hari nanti". Ucap Alwi tersenyum manis.

"Ayah bangga sama kamu nak". Ucap Ananda tersenyum kepada Alwi. Alwi pun membalas senyumannya.

"Yaudah, sebentar lagi mereka berdua sampai. Gimana besok kita jalan-jalan ? Ayah sama Bunda jalan-jalan aja sama Alwi, yang lainnya ikut sama Ridho". Usul Ridho.

"Hmmm, tapi kalian ga iri sama Alwi ? Kan Alwi hanya anak...". Ucapan Alwi terpotong oleh Ridho dan Suheil.

"Enggak Wi, kami ga iri kok. Kamu ga usah bilang kayak gitu lagi ya, kakak sedih kalo kamu ngomong kayak gitu. Sekarang kamu udah jadi bagian dari keluarga ini". Ucap Ridho. "Iya, benar yang dikatakan oleh kak Ridho. Kami mohon ya Wi, pasti Ayah sama Bunda senang banget karena kan udah lama mereka ga jalan-jalan sama kamu sendiri". Lanjut Suheil.

"Iya, Alwi ga akan ngomong kayak gitu lagi dan Alwi mau jalan-jalan sama Ayah dan Bunda". Jawab Alwi tersenyum.

"Nah gitu dong, nurut sama kita". Ucap Ridho dan Suheil.

Mereka pun tertawa. Ananda dan Inne pun merasa senang bisa berjalan-jalan bersama Alwi besok.

"Semoga kami bisa bersama Alwi selama-lamanya ya Allah, Amin". Batin Ananda dan Inne.

*********

Skip sudah malam

Ananda, Inne, dan Alwi sedang berada di balkon rumah mereka.

"Yah, Bun, Alwi sangat bahagia karena sudah masuk ke dalam keluarga ini. Alwi berharap kita akan selalu bersama sampai ajal yang memisahkan kita". Ucap Alwi tersenyum.

"Amin". Jawab Ananda dan Inne.

"Yasudah, karena sudah malam, ayo kita tidur. Ayah sama Bunda akan menemanimu tidur". Ucap Inne.

Alwi pun mengangguk karena jujur ia sangat mengantuk setelah meminum obat. Ananda pun menggendong Alwi dan membawanya ke kamarnya di ikuti Inne.

Setelah sampai, ia pun menaruh tubuhnya secara perlahan dan menarik selimutnya untuk menyelimuti Alwi.

Setelah itu, mereka menemaninya sampai akhirnya ia pun tertidur pulas. Mereka pun memutuskan untuk menemani Alwi tidur. Ananda pun tidur di sofa, sedangkan Inne tidur di tempat tidur Alwi yang cukup untuk 2 orang.

********

Selamat membaca...

Pergi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang