Part 13 (Sudah direvisi)

263 37 0
                                    


Saat sedang berjalan berdampingan, Ananda merasa ini bukan jalan menguju ruang kerja Rico, melainkan ke ruang rawat Suheil.

"Co, ini kita mau ngapain ke ruangannya Suheil". Tanya Ananda.

"Sudah, kamu ikuti saja. Nanti kamu akan melihat sendiri". Jawab Rico tersenyum penuh arti.

Dan saat sampai di depan pintu ruangan Suheil, Rico pun mempersilahkan Ananda masuk. Ananda hanya mengangguk.

Ia hanya mengikuti perintah sahabatnya itu. Dan pada saat masuk, ia melihat sesuatu yang sangat mengejutkan.

Author : Penasaran ya ?
Ananda : Iyalah Thor masa enggak. Para pembacanya tuh ga sabar. Apalagi saya Thor
Author : Sabar dong Ayahanda. Lagian biar ga tegang gitu loh
Alwi : Iya nih Ayah ga kesabaran. Pembaca aja pada sabar
Ananda : Lah, kok Alwi masih hidup. Bukannya kamu udah mati ya Wi
Alwi : Sembarangan aja. Ayah pengen Alwi mati gitu
Ananda : Enggak gitu juga Wi
Author : UDAH WOY !!! KAPAN NIH KALO MASIH RIBUT AJA. CERITANYA GA SELESAI2 TAU. PEMBACA UDAH KESEL NIH. KALO MASIH MAU RIBUT, AUTHOR MASUKIN KE KANDANG MACAN NIH, MAU
Ananda/Alwi : Eh jangan Thor. Oke kita diam nih silahkan lanjutkan ceritanya...

Lanjut ke ceritanya
Ternyata Inne, Suheil, Alwi, dan Ridho memberikan kejutan untuk Ananda. Karena hari ini ia berulang tahun.

"Selamat ulang tahun Ayah". Ucap semuanya.

"Terimakasih semuanya. Ayah ga nyangka kalian masih ingat ulang tahun Ayah". Ucap Ananda terharu.

Inne yang melihat itu langsung tersenyum dan mengusap air mata suaminya itu.

"Iya yah, sama-sama. Kami lah yang harus mengucapkan terimakasih karena Ayah bisa menjadi kepala keluarga yang baik". Ucap Inne sambil memeluk Ananda.

Ananda pun membalas pelukannya sambil tersenyum. Rico, Alwi, Ridho, dan Suheil pun tersenyum melihat itu.

"Cieee, romantis banget nih ya sampai anak-anaknya di jadiin nyamuk". Ucap Alwi sambil meledek.

"Iya nih Wi, kita dijadiin nyamuk". Jawab Ridho dan Suheil.

Ananda dan Inne pun tertawa melihat tingkah laku anak-anaknya itu.

"Iya, iya. Sini Suheil sama Ridho Ayah peluk". Ucap Ananda sambil memeluk mereka berdua. Alwi yang melihat itu tersenyum bahagia melihat keluarganya bahagia. Tidak sia-sia rencana yang ia buat.

"Sini Wi, Ayah dan Bunda peluk kamu juga. Tidak ada penolakan". Ucap Ananda. Alwi pun mengangguk dan ikut memeluk mereka semua.

"Makasih ya Wi sudah donorkan ginjalmu untuk Suheil". Ucap Inne.

Alwi hanya tersenyum tipis sambil menahan rasa pusing yang menyerangnya. Mereka pun melepaskan pelukannya. Ridho pun menceritakan semuanya.

Ternyata Alwi sudah merencanakan semuanya setelah Alwi sudah sadar. Saat itu Ananda sedang ke kantornya.

Jadi dia yang merencanakan semuanya. Ia pun meminta bantuan kepada Rico. Rico pun senang ingin mengerjai Ananda.

"Makasih ya Wi". Ucap Ananda dan lainnya. Alwi hanya tersenyum karena menahan rasa sakit di kepalanya.

"Kepalanya pusing ya, Wii ?". Tanya Rico yang melihat wajahnya Alwi yang pucat. Alwi hanya menggelengkan kepalanya.

"Jangan bohong Wi. Tuh muka kamu aja pucat banget kaya nahan sakit gitu". Ucap Ridho.

"Beneran kak. Alwi baik-baik aja. Lagian juga baru sadar, makanya masih agak pucat. Mendingan sekarang kita potong kuenya aja terus kita kasih kado ke Ayah, gimana ?". Ucap dan tanya Alwi.

"Eh iya Wi. Kita setuju dong". Jawab semuanya setelah itu mereka tertawa. Alwi senang melihat mereka semua bahagia.

"Alwi ga mau ngerusak kebahagiaannya mereka, cukup Alwi yang menderita. Alwi sayang mereka. Alwi tidak ingin membuat mereka khawatir". Batin Alwi sambil tersenyum.

Akhirnya mereka merayakan ulang tahun Ananda dengan gembiranya.

"Oke, karena ulang tahun Ayah hari ini, Ayah akan meminta sesuatu sama Alwi. Bukan hanya Ayah saja, tetapi Bunda dan kakak-kakakmu". Ucap Ananda.

"Boleh kok, emang kalian mau minta apa dari Alwi". Jawab Alwi.

"Kakak minta tolong kamu harus kuat ya. Jangan meninggalkan kami semua". Ucap Ridho. Perkataan Ridho membuat Alwi tersenyum.

"Insyaallah kak, Alwi akan berusaha". Jawab Alwi sambil tersenyum.

Ananda dan lainnya langsung memeluk Alwi. Alwi pun membalas pelukan mereka sambil tersenyum.

Tetapi karena tidak kuat menahan rasa pusing di kepalanya, Alwi pun pingsan di pelukan Ananda.

Ananda, Inne, Suheil, dan Ridho pun panik. Rico yang melihat itu langsung menggendong Alwi dan membawanya ke ruang rawat Alwi untuk diperiksa lebih lanjut.

Ananda dan lainnya pun menyusul Rico. Setelah sudah sampai, Rico langsung membaringkan Alwi di tempat tidurnya di ruang rawat Alwi. Lalu Rico langsung memeriksanya.

Sedangkan yang lain berada di luar ruang rawat Alwi. Mereka sangat khawatir dan berharap Alwi baik-baik saja.

************

Apa yang terjadi ya ?
Apakah Alwi baik-baik saja ?
Tunggu cerita selanjutnya ya....

Selamat membaca...

Pergi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang