Part 37 (Sudah direvisi)

156 18 0
                                    

Kevin pun segera membawa Alwi ke kamarnya Alwi. Saat sudah sampai di depan kamarnya, Ridho pun membukakan pintunya dan Kevin pun masuk dan menaruh Alwi di tempat tidurnya.

"Ya Allah Wi, lu kenapa ? Apa lu sakit gara-gara gw ? Gw minta maaf, gw mohon lu harus sadar. Lu janji kan kalo lu mau jadi sahabat gw lagi". Ucap Kevin memegang tangannya Alwi. Ridho pun menenangkan Kevin.

"Kak, sebenarnya Alwi sakit apa ? Soalnya wajahnya pucat banget ga seperti dulu". Ucap Kevin meminta penjelasan dari Ridho.

"Sebenarnya Alwi mendonorkan satu ginjalnya untuk Suheil karena ginjalnya Suheil rusak akibat tusukan pisau itu terlalu dalam. Makanya sekarang dia jadi kayak gini". Ucap Ridho.

Kevin pun terkejut mendengar perkataan Ridho. Ia menjadi merasa bersalah terhadap Alwi.

"Ini semua salahku, aku salah". Ucap Kevin menyalahkan dirinya sendiri.

"Enggak, ini bukan salahmu kok. Alwi juga ikhlas donorin ginjal Alwi buat Suheil". Ucap Alwi lemas.

"Nak, kamu udah sadar. Gimana ada yang sakit ?". Tanya Inne khawatir.

"Gak ada Bun, cuma lemas aja". Jawab Alwi lemas. 

"Udah, kamu baringan aja biar pusingnya hilang nanti. Tunggu dokter dulu". Ucap Kevin.

"Iya Vin, ternyata sahabatku sekarang sudah kembali". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Aku akan menembus semua kesalahanku yang sudah aku perbuat padamu. Aku akan berusaha mencari ginjal yang cocok untukmu". Ucap Kevin sambil tersenyum. 

"Iya Vin, makasih ya". Ucap Alwi tersenyum.

"Iya, sama-sama". Jawab Kevin membalas senyumannya.

Inne dan yang lainnya pun senang melihat keakraban mereka berdua. Tiba-tiba Ananda dan dokter Rico pun masuk.

"Assalamualaikum". Ucap Ananda dan Rico.

"Waalaikumsalam". Jawab yang ada di kamar.

"Kamu sudah sadar Wi". Ucap Ananda lega.

"Iya yah, Alhamdulillah". Ucap Alwi sambil tersenyum.

"Kalau begitu, om periksa dulu ya". Ucap dokter Rico.

"Iya om, silahkan". Jawab Alwi sambil tersenyum.

Rico pun mulai memeriksa keadaan Alwi. Mereka berharap Alwi hanya kelelahan saja.

"Alhamdulillah, Alwi tidak apa-apa. Hanya saja ia kelelahan, untuk itu jangan melakukan hal-hal yang begitu berat. Selebihnya Alwi baik-baik saja. Aku akan memberi resep obat-obatnya Alwi yang bisa di beli di apotek. Jangan lupa di minum obatnya, obatnya semua itu sesudah makan". Ucap Rico memberikan resep obat-obatan kepada Inne.

"Alhamdulillah, kalo Alwi baik-baik saja. Baik mas Rico, nanti akan saya suruh Ridho dan Masaji untuk membeli obatnya". Ucap Inne tersenyum ramah.

"Kalau begitu, aku harus balik ke rumah sakit. Ada pasienku di sana. Wassalamu'alaikum". Ucap Rico.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

"Yaudah, kami juga mau pergi dulu, mau beli obatnya Alwi. Wassalamu'alaikum". Ucap Ridho dan Masaji menyalimi Ananda dan Inne.

"Waalaikumsalam". Jawab semuanya.

"Sekarang kamu tidur dulu ya. Nanti kalau sudah Zuhur, kami bangunkan". Ucap Inne duduk di samping Alwi.

"Iya Bun". Jawab Alwi.

Alwi pun berdoa dulu, kemudian ia memejamkan matanya untuk melupakan sejenak rasa sakitnya.

Inne pun terus mengusap rambut Alwi dan akhirnya ia tertidur. Ananda dan Inne pun mencium dahinya Alwi di susul oleh Suheil.

Arnold, Claudia, dan Kevin pun merasa terharu melihat itu. Setelah itu, mereka pun keluar dari kamarnya Alwi dan pergi menyusul  Rafi dan Tari di ruang keluarga.

*********

"Saat aku melihatmu bersama perempuan lain, aku merasakan perasaan aneh, bahwa aku tidak menyukainya. Apakah ini yang di maksud dengan cemburu ?".
Rientammy As Tammy Kanaya Maharani

Selamat membaca

Pergi (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang