Happy reading
(ಠ_ಠ)━☆゚.*・。゚
Tak! Auris meletakkan black chart di meja "Lo rampok deh si Dean gua lagi kesel sama dia" ucap Auris
"Anak nggk tau diri ya gitu" ucap Cakra
"Bodok amat deh, bangkrut bangkrut deh, perduli amat!" Jawab Auris setelah itu dia menyandarkan tubuhnya
"Ya udah gih pesen" ucap Arsa
"Gua aja" ucap Zea setelah itu mengambil kartu Auris dan memesan makanan
"Setelah ini kartu Lo bakal di sita" ucap Raga
"Gua bakar perusahaannya"
Arsa dan Cakra tertawa "ya lagian mulut Lo ngapain si ngatain nyokap jalang di depan bokap Lo" Cakra
"Dia bukan nyokap gua!!" Teriak Auris
"Terima aja si!!" Cakra ikut teriak
"Nggak! Cih najis!!" Umpat Auris
Arsa langsung membungkam mulut Auris "omongan Lo! Ini tempat umum"
"Ya lagian si Cakra mancing!" Ucap Auris sambil menarik tangan Arsa
Cakra tertawa sedangkan raga hanya menggeleng heran,
"Suara Lo pelanin dikit anjirr" Arsa
Auris memutar bola matanya, setelah perdebatan itu Zea kembali bersama mereka
"Eh lu tau, gua kaget banget Sheila kerja disini?" Tanya Zea
"Sheila?"
Zea mengangguk "iya"
"Sheila yang mana anjirr!" Cakra
"Anak himpunan bego! Yang anaknya cantik putih itu loh yang sering bareng Janu" jawab Arsa
"Cantik Lo bilang, seumur umur Lo nggk pernah bilang gua cantik!" Protes Auris
Arsa sentak terdiam sambil menatap Auris dengan bingung , sedangkan yang lain terkekeh
"Lo kurang cantik di matanya Arsa" saut Cakra
Plakk! Satu pukulan dari Arsa mengenai lengan Cakra, Cakra mengelus lengannya yang terasa panas, setelah itu Arsa kembali melirik Auris
"Bukan gitu maksud gua, ya dia kan cewe jadi cantik lah" jelas Arsa akhirnya
"dia kan emang cantik" raga ikut menimpali
Auris terdiam sejenak setelah itu mengangguk "iya dia emang cantik" ucapnya
"Ini apaan si, gua bukan mau ngomongin perkara cantik aelah!" Ucap Zea
"Tau dah kenapa jadi kesana si" Arsa
"Ya Lo duluan!!!!" Triak Auris
Arsa kembali membungkam mulut Auris, yang lain tertawa Karna Arsa mulai tertekan
"mungkin si Sheila yang punya ini tempat kali" ucap Cakra
"Ooo ya bisa jadi" Zea
"Lagian kalopun kerja juga kenapa si?!" Ucap Auris
"Ya nggk papa si, kaget doang" jelas Zea
Akhirnya topik berhenti sampai disitu mereka kembali sibuk dan menunggu makanan untuk datang,
(ಠ_ಠ)━☆゚.*・。゚
Dean menatap layar ponselnya melihat pengeluaran Auris yang tiba tiba menjulang ke langit , Dean menghembuskan nafasnya anak ini selalu begitu jika berantem dengannya, namun Dean juga tidak mungkin menyita kartunya, Karna bagaimanapun Auris adalah tanggung jawabnya, anak yang masih bisa Dean mintai maaf , anak yang masih bertahan bersamanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Love Contract [Lee Jeno] "ON REVISI"
Fanfiction[Revisi] Berpacaran dengan waktu yang di tentukan, bagaimana bisa? Aku pikir semua akan baik baik saja dan berjalan dengan semestinya, ternyata aku benar-benar terjebak dalam cintanya ⛔ #08\\04\\22 ✓22\\10\\22