50. AKU SAYANG KAMU

147 23 2
                                    

Happy reading, jangan lupa vote yah.😘

🌸

Akan ada penyesalan saat berada di ujung keputusasaan.

🍭🍭🍭

Seiza meronta karena kini matanya ditutup kembali menggunakan kain. Ia terus-menerus dijambak dan diminta diam oleh mereka yang menculiknya. Matanya tak berhenti mengeluarkan cairan kepedihan. Pikirannya terus menerawang. Apakah ia akan selamat?

"Bos Anwar suruh bawa cewek ini ke tengah perkebunan bagian paling barat. Nanti dia akan kita lepas," ucap salah satu dari mereka.

"Kenapa dilepas? Kita udah susah payah buat culik, masa dilepas gitu aja?"

"Si Bos punya rencana yang lebih mantap."

Lalu pria berjaket hitam itu menyibak rambut Seiza dan berbisik di sebelah telinganya, "Nanti kita akan lepasin kamu, Cantik. Tapi ... semoga kamu tetap hidup, ya."

Kalimat terakhir dari penculik tadi berhasil membuat Seiza merasa di puncak kegelisahan. Harapan Seiza semakin pudar. Ia berpikir bahwa malam ini adalah malam di mana ia akan hidup.

Angannya berkelana mengingat impiannya yang belum tercapai. Bahkan ia belum sempat bertemu kembali dengan bundanya. Seiza rindu bundanya. Dan Seiza rindu ... Yugo.

Yugo? Seketika Seiza teringat Yugo yang tadi ingin menolongnya. Masih ada harapan pikir Seiza.

Setelah itu mereka benar membawa Seiza ke tengah perkebunan albasiah dan satu mobil diparkirkan di dekat semak-semak untuk menjalankan aksi selanjutnya.

"Berdiri di sini! Dan jangan coba-coba untuk kabur! Ingat, kamu harus berdiri, jangan duduk!"

Seiza pasrah. Ia menuruti saja perintah itu. Terlebih kini tubuhnya sudah benar-benar lelah, ditambah tangan dan kakinya diikat, lalu mulut dan matanya yang masih tertutup semakin membuatnya kesulitan untuk bergerak.

Maka di sinilah Seiza. Berdiri di tengah perkebunan yang gelap. Menunggu keajaiban yang akan datang seketika. Tak henti rapalan doa, semoga bantuan segera datang dari Sang Pencipta.

🍭🍭🍭

"Stop, Al!" Tubuh Yugo sedikit bergetar saat berteriak. Ia berharap apa yang ia lihat memang benar adanya.

"Kenapa, sih, lo? Ngagetin aja, kita ini lagi buru-buru."

"Lo liat ke sebelah kiri, itu ...."

"Seiza!" teriak Almer dan Yugo bersamaan.

Benar saja, yang mereka lihat memang benar Seiza. Hanya saja kenapa Seiza bisa ada di tengah jalan perkebunan itu?

Seiza terlihat seperti sedang menunggu sesuatu. 

"Tunggu, Al. Gue turun." Segera Yugo membuka seatbelt dan membuka pintu.

Namun, tepat saat Yugo membuka pintu mobil, Almer berteriak, "Tunggu, Bos!"

"Apa lagi, Al?"

"Jangan gegabah, Bos. Takut ini jebakan," peringat Almer.

"Gue gak peduli, yang penting gue bisa selamatin Seiza dulu."

"Tapi, Bos―"

"Al! Lo cukup tunggu di sini. Gue bawa Seiza dulu."

Almer menahan Yugo bukan tanpa sebab. Karena secara logika, tidak mungkin musuh membiarkan sanderanya terbebas begitu saja. Pasti ada rencana yang mereka susun diam-diam.

SUGARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang