37. KEPINGAN PUZZLE

416 63 621
                                    

Pokoknya Warning yah hehehe

⚠️⚠️⚠️

Balas dendam terbaik adalah dengan kita hidup lebih baik dan lebih bahagia.

🍭🍭🍭

"SEIZA!!!"

Yugo tersadar dan terbebas dari mimpi buruknya yang terasa amat sangat nyata. Napasnya terengah-engah seolah ia habis berlari kencang.

"Cuma mimpi," gumamnya. Ia bangun lalu mencuci wajah dan menyikat giginya.

Yugo melihat jam pada dinding menunjukkan pukul 1 dini hari, ia baru ingat selepas tiba tadi langsung terlelap bahkan kondisi ponselnya ia matikan dan belum menghubungi gadisnya kembali.

Dengan perasaan gelisah yang menyelimuti hati, ia menyambar hoodie berwarna navynya dan kuncil mobil. Ia berniat untuk menemui gadisnya untuk memastikan bahwa yang tadi itu benar mimpi belaka.

Selama perjalanan Yugo terus menghubungi gadisnya itu, tapi tak ada jawaban, membuat pikirannya semakin kacau, ia sungguh takut terjadi sesuatu pada Seiza.

Setelah mengemudikan dengan kecepatan di atas rata-rata, Yugo berhasil sampai apartemen milik Delia yang sekarang ditempati Seiza.

Yugo terus mengetuk pintu, bahkan tak luput pula ia memencet bel yang ada di sebelah pintu. Tangan satunya lagi masih menghubungi nomor Seiza yang masih saja tak ada jawaban.

Pikiran Yugo sangat amat kalut. Ia takut gadisnya mengalami apa yang baru saja ia mimpikan.

Bisa bayangkan bagaimana pikiran Yugo amat bercabang karena tak ada jawaban dari gadisnya, baik itu telepon atau membukakan pintu. Apakah terlalu malam, sehingga gadisnya sedang terlelap? Atau memang mimpi tadi sebenarnya nyata?

🍭🍭🍭

Seiza yang tengah asik menonton masih tidak sadar akan pintunya yang berbunyi. Ia masih fokus pada pemeran dokter dan tentara yang sedang berjuang dalam menangani keadaan darurat pada drama Korea, Descendant Of The Sun.

Pintu itu terus saja berbunyi dan tanpa Seiza sadari sebenarnya ponselnya pun terus berdering, hanya saja karena ia meletakkan ponsel itu di kamar, dan Seiza menonton menggunakan earphone.

Hingga saat episode itu selesai, barulah Seiza tersadar bahwa belnya berbunyi. Segera ia berlari dan dengan pelajaran yang sebelumnya karena ia langsung membuka pintu, kini ia mengintip terlebih dahulu dari balik lubang kecil di pintu itu.

Saat sudah memastikan bahwa itu benar pria yang ia ingin jumpai esok pagi, ia langsung membukanya dengan tergesa.

Detik di mana pintu terbuka sempurna, Yugo secara langsung menghamburkan tubuhnya pada tubuh Seiza.

"Seiza!!"

Tubuh Seiza direngkuhnya erat dan kuat seolah tidak akan bertemu lagi, sampai Seiza terasa sesak sesaat.

"Kamu gak apa-apa, kan, Sayang? Gak ada yang luka, kan?" tanya Yugo posesif saat pelukannya ia lepas.

Yugo meneliti seluruh tubuh gadisnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tak ada yang terluka, tak ada yang berubah.

"Bahu kamu gak sakit, kan?" Yugo bertanya kembali seraya memegang kedua bahu gadisnya, bukan tanpa alasan, karena di mimpinya tadi Seiza ditembak bagian bahu.

Dengan wajah yang masih bingung, Seiza menggeleng pelan, membuat Yugo menghela napas lega.

"Syukurlah kalau kamu gak apa-apa. Aku khawatir, Sayang," lirih Yugo dan membawa tubuh Seiza kembali dalam pelukannya.

SUGARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang