Kenapa sih?

1.5K 335 19
                                    

Fara gatau udah berapa kali mukul kepalanya sendiri, hal itu membuat Athaya selaku teman jaganya hari ini menggeleng frustasi.

Bagaimana Fara ga berperilaku konyol? Kepalanya terus terusan muter kejadian kemarin waktu Fara dan Elang di depan lift. Fara yang kepalang malu malah kabur buru buru naik ke lift, ninggalin Elang yang masih bengong.

Bahkan setelah itu Fara ngehindarin Elang, mulai dari muter balik, sembunyi di belakang tembok, dan yang paling konyol Fara sampai jatoh gara gara kesandung, untung aja Elang ga liat.

"Lo kenapa sih Ra?" Tanya Athaya sembari menggigit cangkang kuaci.

Fara cuma ngegeleng tapi tatapannya masih kosong, untung aja gadis itu ga salah suntik pasien, bisa bahaya nanti Fara diamuk keluarga pasien.

"Jangan-jangan tetangga lo bener bener setan ya? Lo jadi linglung gini sih Ra." Athaya menatap miris sahabatnya sejak dua tahun yang lalu itu.

Fara lalu memukul meja dengan kencang, bahkan ibu-ibu yang sedang menunggui suaminya di bangsal ikut-ikutan latah karena kaget.

Fara meringis sembari meminta maaf, sungguh hari yang apes baginya. "Emang setan Ya, gue malu banget kalo ketemu dia." Gadis itu akhirnya mau berbicara lalu ikut memakan kuaci.

"Hah gimana gimana? Coba lo ceritain deh biar gue paham." Athaya mengubah posisinya mendekat kearah Fara, jiwa jiwa keponya merasa terpanggil.

Fara menghela nafas kasar, gadis itu lalu mulai menceritakan semuanya, mulai dari niat awal menyapa tetangganya yang bernama Elang hingga kejadian tadi pagi saat ia terjatuh akibat kaget melihat Elang.

Athaya tertawa puas mendengarnya, "Tapi si Elang Elang itu cakep kan Ra? Gapapa lah lo gebet."

Fara yang mendengarnya langsung menoyor kepala Athaya, "Yeu gila aja lo, buat ketemu aja gue gapunya muka apalagi ngegebet."

Gadis itu mendecih sebal sementara Athaya lagi-lagi tertawa puas sampai air matanya keluar. "Lagian tetangga gue itu aneh Ya."

Athaya menaikkan alisnya bingung, "Aneh kenapa?"

"Ya masa sebagai penghuni baru dia ga ada segan segannya sama gue, mana mesum lagi ga pake baju keluar rumah, edan emang." Fara memasang wajah julidnya.

"Yaelah Ra, lo juga kan begitu jadi klop tuh sama dia." Celotehan Athaya lagi lagi membuahkan toyoran manis dari Fara.

"Ah tai lo Ya, bukannya dukung gue sebagai sahabat lo. Udah ah gue mau cek tensi pasien dulu." Fara beranjak meninggalkan Athaya yang masih sibuk dengan kuacinya.

***Become A Family***

"Makasih Pak!" Fara berjalan keluar dari angkutan kota setelah memberikan uang kepada sang supir. Gadis itu berjalan dengan santai disertai senandung, kali ini ia bisa pulang lebih awal karena co-ass yang menggantikannya sudah datang.

Memang ya co-ass itu sangat rajin, mungkin karena awal awal bekerja jadi kerajinan dan masih semangat.

Fara menghirup udara malam di sekitaran apartemennya lalu melangkah kedalam lobby, gadis itu memencet lift dan masuk kedalam.

Namun sebelum pintu lift menutup, terlihat Erlan yang berlari ke arah lift, baru pulang juga rupanya. Dengan senang hati Fara menahan pintu lift untuk Erlan.

Keduanya sama sama tersenyum di dalam lift lalu pintu menutup sempurna. "Baru pulang juga Ra?" Sapa Erlan.

Fara mengangguk cepat, "Iya nih bisa balik duluan." Jawab Fara seadanya.

Become A Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang