Mimpi Buruk dan Pelukan

1.2K 305 20
                                    

"Ra..."

Fara langsung tersadar dari lamunannya, "E-eh?"

"Kamu berat banget."

Mata Fara melotot mendengarnya, buru-buru Fara mengubah posisinya menjadi tegak berdiri, sedikit tersinggung sih dengan ucapan Elang.

"Lagian ngapain sih berdiri di depan kamar mandi? Ngagetin tau gak, mana gelap gini." Fara berkacak pinggang dengan raut wajah sebal.

Yang di protes cuma nyengir sambil garuk kepalanya, "Yaa, kirain kan ada maling tadi. Abisnya gelap amat sih, besok-besok nyalain aja." Ucap Elang.

Fara naikin alisnya sebelah, "Kok jadi ngatur? Ini unit siapa?" Sekarang Fara udah ngubah wajahnya jadi songong, biasanya kalo udah gini Elang ikutan kesel.

Tapi sekarang pria itu malah senyum tipis, "Takut kamu kesandung atau kenapa-napa nantinya." Bahkan sekarang tangan Elang sangat berani menyentuh dan mengusap pelan kepala Fara.

Jangan salahkan Fara yang kini wajahnya sudah memerah, perlakuan Elang yang tiba-tiba dan soft itu membuat hatinya berdebar kencang.

Elang menepuk pundak Fara pelan, lagi lagi menarik kesadaran Fara supaya kembali ke tempatnya. "Kenapa bengong?"

Fara menggeleng cepat, lalu tangannya di tarik oleh Elang. "Ayo tidur lagi biar besok ga ngantuk."

Ia cuma diam waktu Elang narik tangannya dan membawanya ke kamar. Udah kaya ke hipnotis, Fara nurut aja langsung rebahan di kasur sedangkan Elang kembali ke pojokkan. 

***Become A Family***

"Jean?"

Fara menatap Jean yang duduk memunggunginya seperti sedang menunggui seseorang.

Jean menoleh ke belakang, tapi anehnya Jean cuma diem sambil liatin Fara dengan tatapan bingung, seolah ga kenal dengan Fara.

Fara buru-buru jongkok di hadapan Jean, "Jean kamu ngapain disini? Malem-malem loh di taman." Fara memegang kedua pundak Jean dengan pandangan khawatir.

Jean menggeleng pelan, "Lagi nungguin Mama." Jawabnya singkat.

Hal itu membuat Fara tersenyum, rupanya Jean menungguinya sedari tadi. "Nungguin Mama ya? Ayo pulang, Mama mau masak soto kesukaan Jean." Fara berdiri lalu menarik tangan putranya.

Tapi anehnya Jean hanya diam, bahkan berusaha menarik tangan yang dipegang oleh Fara. "Jean kenapa lagi?" Tanya Fara bingung.

"Tante bukan Mama aku!" Teriak Jean tiba-tiba.

Hati Fara mencelos, ucapan putranya itu sungguh menyakiti hati Fara. "Jean kenapa bilang gitu?" Tanya Fara, ia susah payah menahan air mata di pelupuk matanya.

Jean melepaskan tangan Fara dengan paksa lalu berjalan mundur dengan perlahan, "Ga! Tante bukan Mama aku!" Fara menatap Jean khawatir.

Saat Fara melangkah maju, Jean justru semakin mundur dengan wajah ketakutan dan mulai menangis dengan histeris.

"Mama! Tolong Jean hiks! Jean takut!" Jean menatap Fara dengan wajah ketakutannya.

Fara ikut terisak sambil memegang dadanya, rasanya sesak saat Jean tidak kenal dan takut terhadapnya.

Lalu seorang wanita datang dan memeluk Jean yang masing menangis, "Cup... anak Mama, ayo pulang." Wanita itu menggendong Jean.

Tidak ada perlawanan dari Jean, yang ada hanya panggilan Mama yang mengudara dari mulut Jean. Sekarang Fara sudah berlutut sambil menangis memegangi dadanya yang sesak.

Become A Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang