Elang Aneh

1.2K 285 29
                                    

Fara yang baru masuk ke dunia mimpi malah diusik sama suara dehaman yang gatau asalnya dari mana. Dahi Fara langsung mengernyit ditambah mimpinya lumayan absurd.

"Ekhhmm!"

Gadis itu terperanjat kaget dan refleks merubah posisinya menjadi duduk, untung Fara ga punya riwayat darah rendah atau anemia, bisa gawat nanti.

Lalu Fara menatap pria dihadapannya, masih dengan infus dan pakaian khas rumah sakit. Itu Elang dengan wajah sebalnya.

"Ck, Mas Elanggg... Bisa ga sih sehari aja ga ganggu gue? Ngantuk banget ihh." Fara merengek, udah mirip bocil minta eskrim.

Elang malah terkekeh yang awalnya kesel abies malah meleleh gara gara liat kelakuan Fara.

"Kan gue udah bilang, temeniinn."

Elang masih setia ngeliatin Fara yang ngumpulin nyawa, matanya yang sayu akibat ngantuk masih berkedip. "Kan gue udah nyuruh Athaya, sama dia aja lah."

Tuhkan Fara jadi mode jutek, seharian ini dia capek banget dan ngantuk tapi Elang dengan ribet nya minta di temenin. Athaya yang berdiri ga jauh dari Elang cuma bisa nelen ludah akibat ditatap tajam sama Fara.

Dengan langkah teratur Athaya mundur, "Gue ga ikut-ikutan ya." Gadis itu menutup pintu dan menghilang begitu saja meninggalkan dua sejoli tukang gelut.

Athaya menghela nafas lega begitu berhasil keluar pintu, "Duh drama macam apa ini, udah kaya pasutri. Jangan-jangan mereka pacaran?"

"Nggak!!"

Fara menaikkan alisnya sebelah, Elang yang keceplosan langsung nutup mulutnya, "Keberisikan ya?" Tanya nya sembari melihat kanan kiri.

Sementara Fara memutar bola matanya malas, "Kenapa sih? Kan dijagain, penakut banget lo." Fara merebahkan tubuhnya lagi.

"Gue ga kenal sama temen lo itu, lagian cuma semalem kok. Mau ya? Lo bisa tidur bareng gue dikasur." Elang menaik turunkan alisnya.

Fara yang kesal buru buru ngelepas sendal jepitnya dan melemparnya ke arah Elang. "Ogah gue tidur sama lo!"

Elang menatap gadis itu yang berjalan melewatinya dan berlalu keluar ruangan. Pria itu tentu mengikuti Fara, alisnya mengernyit saat melihat Fara masuk ke ruang inapnya dan berhenti disamping ranjangnya.

"Cepet tidur atau gue tinggal?" Ancam Fara galak.

Elang mengangguk cepat lalu buru-buru merebahkan dirinya di atas ranjang. Pria itu memejamkan matanya meskipun rasanya belum mengantuk.

Sesekali matanya terbuka sedikit buat ngintip Fara yang nahan ngantuk sambil duduk disebelah ranjang Elang. Tapi gadis itu enggan menutup matanya dan cuma liatin sekeliling.

Dua pasien lainnya udah tidur tenang, ruangan sangat sepi membuat Fara makin ngantuk. Ia lalu meraih ponselnya dari saku, membalas chat dari Erlan lalu memainkan candy crush.

Bukannya melek Fara malah makin ngantuk, gatau udah berapa kali Fara nguap dan mengucek matanya, hingga akhirnya Fara memutuskan buat berhenti main game.

***Become A Family***

Elang membuka matanya, pandangan pertamanya yaitu plafon dan dinding serba putih. Sekarang Elang inget kalo dia masih di rumah sakit.

Tatapannya lalu beralih ke seseorang yang tertidur pulas dengan kepala bertumpu diantara kedua tangan yang dilipat diatas ranjang.

Itu Fara, kayaknya saking ga kuatnya nahan ngantuk Fara malah ketiduran semalem. Elang terdiam, muka Fara kali ini bener bener damai, ga kaya Fara yang biasanya lebih mirip titisan barong.

"Woy! Ga balik lo?" Fara terperanjat saat pundaknya ditepuk lumayan keras.

Pelakunya Athaya ternyata yang udah rapih mau pulang, "Ikan hiu makan tomat!" Ucap Fara yang tiba-tiba berpantun.

"Cakep!" Sahut Athaya dan Elang bersamaan.

"Goblok!"

Tanpa menunggu Fara buru buru jalan ninggalin keduanya, soalnya udah ganti shift jadi Fara pengen buru buru balik supaya bisa lanjut tidur.

Sementara Elang dan Athaya kebingungan, "Dih tolol banget gue, udah tau jawabannya malah gue sautin." Athaya menggaruk kepalanya lalu menatap Elang dan tersenyum canggung sebelum ikutan ngibrit nyamperin Fara.

Itulah ke absurdan yang mereka lakukan di pagi hari.

"Fara!"

Fara yang sudah siap-siap pulang dengan tasnya kini menengok dan mendapati Erlan. Pria itu melambaikan tangannya pada Fara lalu berlari kecil menyusul Fara.

"Gue nungguin lo, tadi gue chat ga dibales." Erlan tersenyum manis membuat wajah Fara memerah.

Apakah ini tanda tanda kepekaan doi?

Fara mengangguk, "Iya gue ga ngecek hp tadi, sorry ya."

Erlan menggelengkan kepalanya, "Gapapa Ra, oh iya maaf banget gue gabisa pulang bareng lo hari ini."

Pria itu memasang wajah tidak enak lalu menatap jam tangannya. "Eh gapapa Lan, lo ada urusan ya?" Tanya Fara, padahal aslinya dia kecewa gabisa mepet mepet sama doi di motor, gapapa deh bau iler juga.

Erlan mengangguk, "Iya ada hal penting Ra."

Fara tersenyum, "Gapapa kok Lan gausah ga enakan gitu, gue bisa naik angkot kok. Hati-hati dijalan ya Lan." Fara membalikkan tubuhnya namun lengannya dijegat oleh seseorang.

Gadis itu menoleh, ternyata yang saat ini memegangi tangannya itu Elang bukan Erlan. Fara sontak menaikkan alisnya bingung.

"Pulang sama gue aja." Elang yang sudah rapih menarik Fara untuk menjauh dari Erlan.

Sementara Erlan yang bingung menatap keduanya menjauh, "Jadi mereka itu deket ya?" Gumam Erlan sebelum berbalik menuju ruang Radiologi.

Fara yang sadar sudah diseret oleh Elang kini memberontak, pegangan tangannya terlepas. "Njir lo baru diobatin semalem udah nekat aja nganterin gue balik!"

Elang mendengus sebal, "Gue ga betah di rumah sakit makanya maksa buat balik, lagian gue ga patah tulang jadi ga perlu rawat lama lama." Pria itu menunjukkan perban pada lengan dan kakinya.

Ya memang sih cuma luka luka biasa, "Gue gabisa percaya gitu aja, bisa jadi lo masih shock efek jatoh semalem jadi gabisa bawa motor dengan bener, gue naik angkot aja nyampe kok."

Bukannya nurut, Elang malah balik lagi narik tangan Fara dan membawa gadis itu sampe ke parkiran, ga peduli sama Fara yang nyerocos sepanjang perjalanan, udah mirip bebek sawah.

"Percaya sama gue, lo mau ketiduran di angkot? Nanti lo di grepe orang gimana?"

Fara bergidik ngeri karena ucapan Elang, kenapa Elang jadi nakut nakutin Fara gini sih?

Elang ngambil helm setelah memasang helm dikepalanya sendiri, lalu pria itu dengan entengnya masangin Fara helm dan memastikan cetrekan helmnya udah bunyi.

"Ayo pegangan soalnya gue agak ngebut, gue tau lo ngantuk." Ucap Elang lalu menyalakan mesin vespanya.

Mau gak mau Fara akhirnya duduk dimotor, dia juga udah capek nolak dan pengen cepet cepet pulang supaya bisa molor.

Elang tersenyum tipis lalu menarik kedua tangan Fara supaya memeluk pinggangnya. "Gue ga tanggung jawab kalo lo jatoh nanti."












TBC?

Kenapa tuh si Elang?

Become A Family ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang