#ctsc 12

14 5 3
                                    


Beberapa menit pun berlalu.

Hingga muncul lah seseorang yang membawa sesuatu di tangannya, ia perlahan melangkah ke arah kamar.

"Astagaaa Syuraa..!"

Teriak seseorang itu ketika melihat keadaan Syura, sungguh ia benar-benar syok tak percaya apa yang ia lihat bahkan sesuatu yang ia bawa langsung terlepas dari tangannya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa jadi gini! Oh Tuhan, Aslan mana?"

"Aslan!!" Teriak orang itu.

Bahkan air matanya mulai menetes.

"Hikss.... Sayang..." lirihnya di derai air mata, dia adalah bunda Rini, ibu kandung Syura.

Ia memang berniat ke apartemen Aslan untuk pamit dengan Syura karena pekerjaan yang mengharuskan nya keluar kota.

Sebenarnya Rini ingin mengabari anaknya lewat telfon tapi karna telfon Syura tak aktif begitu pula dengan Aslan hingga Rini mengharuskan menelfon sahabat sang anak yaitu Sinta.

Jawaban dari sahabat anaknya membuatnya sedikit khawatir dan tertawa ia tak percaya kalau anaknya sangat manja, Syura memang jarang sakit dan kalaupun sakit ia tak pernah ada di samping anaknya setelah sang suami meninggal karna pekerjaan nya yang tak bisa ia tinggali, lagi pula ia pikir ada Aslan yang menjaganya yang ia tau Aslan sangat menjaga anak semata wayangnya.

Hingga ia memutuskan datang ke apartment Aslan, kekasih anaknya untuk melihat kondisinya dan sekaligus pamit.

Tapi yang ia lihat jauh dari apa yang ia bayangkan, hati ibu yang mana tak sakit melihat anak semata wayangnya dalam keadaan begitu memperhatikan.

Apakah sahabat anaknya membohongi dirinya Agar ia tak merasa khawatir.

Rini terus berteriak memanggil nama Aslan tetapi yang di panggil tak menyahut juga.

Ia dengan cepat mengambil handphone miliknya dan menghubungi Aslan.

Panggilan pertama Aslan tak mengangkat nya, ia hanya mendengar suara operator hingga panggilan ke empat Aslan tak kunjung mengangkat nya.

Rini pasrah mau sampai kapan pun Aslan tak akan menjawab telfonnya. Ia hanya menggenggam tangan anaknya dengan di derai air mata.

Di sisi lain, Rendy telah membayar makanan dan minuman nya ia memutuskan makan di apartemen Aslan saja karna kalau ia makan di warung dekat apartemen Aslan yang ada ia makin lama, hanya saja ia takut jika meninggalkan Syura kelamaan apalagi Syura hanya seorang diri.

Setelah selesai membayar ia menuju ke apartemen Aslan, ia membuka pintu dan mengerutkan keningnya ketika matanya tertuju dengan sepasang sepatu atau lebih tepat nya high heels.

Rendy berfikir apakah ada tamu atau Aslan sudah datang tapi ia pikir tak mungkin Aslan memakai high heels. Ia juga mendengar suara tangisan dari arah kamar.

Tanpa pikir panjang ia langsung berjalan ke kamar Aslan dan betapa mengejutkan ia melihat buah-buahan tergeletak di lantai dan pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang sedang menangis.

Jantung nya berdetak sangat kencang lagi-lagi ia berada di posisi yang menegangkan ia bingung apakah ia harus masuk atau keluar.

Boleh kah ia langsung menghilang saja, Rendy tak tau harus menjawab apa ketika nanti wanita paruh baya itu bertanya. Di tambah lagi Aslan tidak ada dan ia tak tau kapan Aslan kembali.

Karena asik berdebat dengan pikirannya ia tak sadar jika ibu Syura sudah melihat kearahnya.

"Anda siapa?" Kata parau ibu Rini yang mengagetkan Rendy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintaku tak seindah ceritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang