9-Usai

61 4 0
                                    

Luka yang timbul di hati Lika karena perselingkuhan Jatmika sudah lama sembuh. Sejak saat itu ia mulai membuka hatinya untuk pria, namun kini ia heran karena justru Arga yang masuk ke hatinya. Lika dulu tak percaya pepatah Jawa "Witing tresna jalaran saka kulina," karena dia tak pernah jatuh cinta kepada laki-laki yang sekelas dengannya atau yang sering ia temui setiap kegiatannya, tetapi sekarang ia percaya pepatah itu.

"Ironis sih kalau cuma aku yang jatuh cinta sedangkan Pak Arga biasa aja, tapi apa mungkin Pak Arga bisa jatuh cinta sama cewek kayak aku? Kita terlalu berbeda," Lika berusaha berkali-kali menepis perasaan dan pikiran-pikiran itu namun usahanya seakan tak berarti. Ia berusaha menjauh dari Arga dan berhenti memasakan makanan untuk pria itu, namun rasa rindu yang kerap hadir membuat Lika tak kuasa menolak ajakan Arga untuk bertemu.

Sore ini ia berdiri di depan gerbang rumah Arga. Terakhir ia bertemu denga Arga saat menjelang liburan nataru sebulan yang lalu, pada waktu itu ia juga memberikan aneka kue kering seperti yang ia janjikan sebelumnya. Ia diminta ke sini karena Arga ingin membuat video untuk mempromosikan snack terbaru Nesiafood dan beberapa endorsement. Lika mulanya menolak untuk datang karena berusaha menghindari Arga namun Arga berjanji akan memberikan bonus dua kali lipat dari upah Lika biasanya, karena Lika sedang butuh uang untuk adinya menyewa kamar kos maka ia pun setuju.

Lika dipersilahkan masuk oleh satpam di rumah Arga. Bukan Arga yang menyambut Lika dahulu tapi seekor anjing cokelat berlari sambil menggong-gong ke arahnya. Lika awalnya takut tapi ia menahan diri untuk tidak lari supaya tidak dikejar. Sam, anjing Arga, segera berhenti tepat di depan Lika seakan tahu Lika tak ingin didekati. Ia tetap menggong-gong dengan wajah ceria.

"Kamu takut ya? Tenang aja, dia nggak galak kok. Dia memang kayak gitu kalo menyambut tamu," ujar Arga yang baru keluar dari rumah. Ia pun mempersilahkan Lika masuk ke rumahnya, Sam mengekor mereka sambil menggoyangkan ekornya.

"Namanya siapa?" tanya Lika.

"Sam panggilannya, kalau nama lengkapnya Samsul."

"Kenapa Samsul? Bapak ada dendam apa sama orang yang namanya Samsul?" Lika baru mendengar ada anjing dinamai nama itu.

Arga tertawa singkat, "Nggak ada dendam apa-apa. Lucu aja nama itu kendengarannya."

Lika heran, sejak kapan nama Samsul terdengat lucu? Ia pun bertanya Sam jenis ras apa, "Samsul ras apa?"

"Nggak tau, pokoknya dia anjing."

"Nggak bakalan ada yang mengira dia dugong juga sih." Jawab Lika karena jawaban Arga tak sesuai bayangannya. Lika baru teringat gethuk pisang yang Ia bawa, Lika menyerahkan kantong plastik berisi gethuk pisang kepada Arga, "Saya bawa sesuatu buat Pak Arga."

"Wah, apa nih?" Arga menerima dengan senang hati.

"Gethuk pisang."

"Ooh saya pernah makan kayaknya tapi udah lama banget. Rasanya mansis gitu kan?"

"Iya."

Setelah mencicipi gethuk pisang buatan Lika, Arga bersiap untuk membuat video. Proses pengambilan video beberapa kali terkendala oleh Samsul yang aktif berlari ke sana ke mari menganggu Arga atau Lika, padahal biasanya dia tidak seperti ini. Video pun selesai direkam meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan.

Arga duduk bersebelahan dengan Lika untuk memeriksa video. Tiba-tiba Samsul naik sofa lalu memaksa duduk di antara Lika dengan Arga. Arga menurunkanya, tapi ia berusaha naik lagi. Tubuh Samsul yang cukup besar mamu menghalangi Arga untuk dekat dengan Lika. Arga pun dengan susah payah membawa Samsul untuk masuk ke kendang, ia tidak ingin Samsul menjadi obat nyamuk sehingga menganggu kebersamaannya dengan Lika.

ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang