4-Dreams Come True

82 6 0
                                    

Bekerja di perusahaan besar, gaji yang lebih dari cukup, dan tempat yang nyaman adalah impian Lika. Sekarang Lika telah mendapatkan itu. Lika percaya tidak ada sesuatu yang terlalu sempurna, semua punya kelebihan dan kelemahan tak terkecuali pekerjaannya kini. Sudah sebulan lebih Lika bekerja di Nesia Tower, kantor pusat Nesiafood, jika bukan demi ibu dan adiknya ia tak akan ragu mengajukan pengunduruan diri dalam waktu dekat.

Di tempat kerja Lika sebelumnya, ia memiliki banyak rekan kerja yang ramah dan suportif namun kini ia belum menemukannya. Semua seniornya di kantor ini cuek, judes, dan hanya peduli kepada teman-teman yang satu lingkaran pertemanan dengan mereka. Lika juga pernah tak sengaja mendengar ada orang yang mengomentari pakaiannya yang itu-itu saja dan tidak ada yang bermerek terkenal. Lika tak ambil pusing dengan komentar itu karena ia berpegang teguh pada quote salah satu aktris favoritnya.

"Wearing unbranded and cheap clothes doesn't mean you're poor. Remember: you have a family to feed. Not a community to impress"-Emma Watson

Lika baru saja menyelesaikan satu pekerjaannya dan berniat untuk mengecek ponsel sejenak karena terus berbunyi sedari tadi. Pesan yang paling atas muncul dari Ranti. ia mengecek terlebih dulu pesan dari adiknya itu.

Ranti : Biaya Keperluan Kuliah Ranti.xlsx

Ranti : Itu ya mbak rincian semua yang aku butuhin, nggak langsung ada semua kok. Udah aku urutin dari yang mendesak sampai bisa ditunda

Ranti : Semangat ya kerjanya, makasih 💖💖

Lika memutar bola mata ketika membaca pesan terakhir. Ia memilih membuka dokumen itu nanti malam saja. Ranti yang mengusulkan menyusun dokumen itu dan Lika pun setuju karena merasa akan lebih terbantu untuk mengetahui berapa biaya pasti yang dibutuhkan.

UTBK untuk seleksi masuk PTN kurang tiga bulan lagi. Sebenarnya Lika yakin Ranti akan diterima karena Ranti memang sangat pintar, ia mampu belajar dengan cepat sekali pun tanpa ikut bimbingan belajar. Lika menganggap Ranti jauh lebih baik darinya dalam beberapa hal. Selain lebih pintar, Ranti juga lebih supel dalam bergaul, lebih body goal, pandai berdandan, dan aktif ikut organisasi serta lomba. Saat memperkenalkan Lika, Endah hanya menyebutkan informasi umum seadanya namun saat Ranti bisa lebih lama dan penuh kebanggaan menyebutkan deretan prestasi Ranti.

Lika terkadang berpikir mungkin karena Ranti punya lebih banyak kelebihan darinya maka orang tua mereka lebih memanjakan Ranti. Keinginan Ranti selalu dituruti sedangkan Lika terlalu sering diminta mengalah, "Ranti masih kecil, dia juga adikmu. Kakak harus mengalah sama adik," kata Endah saat mereka masih kanak-kanak. Lika kira ia memang perlu banyak memahami adiknya karena Ranti masih kecil, Lika kira ketika mereka sudah sama-sama beranjak remaja maka perlakuan orang tua mereka akan berubah namun ternyata tidak. Sekali pun Ranti sering dimanja oleh orang tua mereka dan tak jarang membuat Lika kesal, rasa sayang Lika terhadap adiknya tak akan bisa berganti benci.

Tak sengaja matanya menangkap seorang senior yang memperhatikan Lika dengan tatapan judes. Buru-buru Lika menyimpan ponsel lalu melanjutkan tugas yang lain. Kantor Lika kali ini jauh lebih disiplin dari yang lama, ketahuan asyik main ponsel atau mengobrol dengan rekan kerja selama jam kerja maka siap-siap saja ditegur atasan.

Lorong yang sepi Lika susuri dengan langkah pelan, tatapannya tak jelas mengarah ke mana. Hari ini ia dimarahi lagi, pekerjaannya masih banyak yang salah padahal ia sudah berusaha yang terbaik. "Aku nanya cuma dijawab asal tapi pas salah malah dimarih habis-habisan," batin Lika. Pintu lift di depan Lika terbuka, ia pun segera masuk dan mengabaikan orang-orang yang sudah ada di dalam. Orang-orang itu juga hanya terdiam, sama lelahnya seperti Lika.

Begitu lift terbuka pandangan Lika tertuju kepada satu-satunya teman yang ia punya di gedung ini. "Intan!" panggil Lika, gadis yang ia panggil menoleh lalu melambai. Tanpa berkata-kata lagi, Lika langsung memeluk Intan. "Woy, kenapa lu? Lepaisin Lik, malu nih dilihatin banyak orang," Intan protes. "Biarin, pakai masker aja jadi nggak kelihatan wajahnya," bantah Lika.

ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang