5-Kokoro No Placard

65 4 0
                                    

Waktu istirahat masih tersisa beberapa menit lagi, Lika memasang earphone sambil memutar lagu dari ponselnya. Ia menyandarkan kepala di atas meja kerja dengan mata tetutup, Lika kembali ingat percakapan saat makan siang dengan Puput, rekan yang sudah mulai dekat dengannya. "Saran gue sih, lo kalau di sini ya kerja aja buat dapat gaji. Kalau mau cari kehidupan ya di luar kantor aja," kata Puput yang hanya dijawab anggukan oleh Lika. Maksud dari perkataan Puput adalah Lika hanya perlu bersikap profesional saat bekerja dan jika tidak memperoleh teman dekat ia tidak perlu memaksaan diri namun bisa mencari di luar kantor. Ia padahal tidak menceritakan keluh kesah kepada Puput namun wanita itu seakan tau isi hati Lika.

Puput bercerita jika awal dia bekerja di Nesiafood mengalami pengalaman yang tak jauh berbeda dengan Lika. Puput hanya bisa sabar dan berusaha untuk beradaptasi. Lika tau Puput seperti tidak punya circle pertemanan di tempat ini namun ia justru bisa bergabung dengan siapa saja tanpa ada rasa tak nyaman. Lika juga ingin menjadi seperti Puput, tidak terlalu bergantung pada orang-orang tertentu tapi bisa bersama siapa saja.

Lihat ke sini, sebentar saja

Ayo sadarlah pada keberadaan ku

Lihat ke sini, lima detik pun

Lihatlah diriku, yang di dekat mu

Lika membuka mata. Tak jauh di hadapannya ada Arga sedang berbincang dengan seseorang. Lirik lagu berjudul Kokoro No Placard dari JKT 48 yang baru ia dengar seolah mewakili isi hati Lika saat ini. beberapa detik kemudian Arga memang memandang ke arahnya. Cepat-cepat Lika memalingkan muka.

Tetapi sebenarnya

Walau mata bertemu

Sebentar dan tidak sempat

Mengucapkan apa pun

Sebagai seorang penggemar, Lika memang sangat ingin bertemu dengan Arga. Sekarang ia bisa lebih leluasa bertemu Arga namun ia justru tak tau harus berbuat apa. "Ya memangnya aku harus apa? Kayak Pak Arga bakal peduli aja sama aku," batin Lika.

Harus beranikan diri

Lalu mulai menyapa

Meski mudah diucapkan

Sulit tuk dilakukan

Lika ingat dua hari lalu ia seharusnya punya kesempata untuk berpapasan dengan Arga lalu menyapa namun Lika menyia-nyiakan kesempatan itu. Waktu itu ia justru cepat-cepat berbalik mencari jalan lain karena masih malu jika Arga mengingat tingkah berlebihannya saat menunggu lift. "Aku nggak berani deketin. Aku malu," batin Lika.

-

Lika menghabiskan malam minggu dengan jalan-jalan sendirian di mall. Ia sedang ingin menikmati waktu sendirian. Langkah kaki Lika memasuki super market. Setelah berkeliling sebentar untuk mengambil beberapa snack, langkah Lika berhenti di depan rak khusus mi instan. "Aku baru ingat kalau ada photocard special grup favoritku di mi Limunila. Aku cari ah mumpung sepi," Lika pun segera berjongkok untuk mengambil beberapa bungkus mi dan memperhatikan isinya dengan cermat. Bungkus mi Limunila agak transparan jadi bagian dalamnya mudah diamati.

Arga sedikit tidak yakin wanita yang ia amati kini adalah orang yang sama dengan wanita yang sering curi-curi pandangn ke arahnya saat di kantor. Arga ingat juga dia yang berteriak kegirangan saat menunggu lift. "Kayaknya dia memang si gadis botol insektisida itu deh. Pita polkadot itu mirip yang sering gue lihat," pikir Arga. Diam-diam Arga mendekati Lika lalu berpura-pura memilih-milih mi instan.

"Yes! aku dapat dua," kata Lika dengan suara yang mampu didengar Arga. "Ekspresif banget ya nih cewek," batin Arga masih tetap pada aktingnya. Lika menerapkan tips dari sosial media tentang cara membedakan photocard yang asli dengan yang photocard palsu. Ia pun berdiri dan menoleh ke orang yang berdiri di sampingnya. Saat Lika menoleh, Arga juga menoleh ke arah Lika.

ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang