Transmigrasi To GIRL' 11.

692 43 5
                                    

Kamu seperti TIMUN.
Manis didepan, pahit dibelakang.
*ayangnya_Haechan.
_________________________________________

Tidak punya temen itu hal biasa. Jangan jadikan alasan itu untuk menghindari lingkungan sosial ataupun keluarga. Semakin kamu menjauh? Maka semakin jauh juga mereka tak mau berteman denganmu. Semangat! Aku tau kamu pasti bisa.

Seorang perempuan sedang duduk sambil menikmati sarapannya dengan khidmat dengan ditemani seorang pria dihadapannya. "Bisa gak sih, lo pergi aja?" Dirinya tak tenang. Bagaimana tidak tenang? Dari tadi ditatap terus.

"Enggak" Cihhh, sial. "Ya udah, biar gw aja yang pergi" Mulai tuhkan.

"Duduk! Abisin" Entah pria dihadapannya ini memakai mantra apa? Dia langsung duduk kembali dan melanjutkan makannya dengan tenang.

Suapan demi suapan ia masukan kedalam mulut, tapi hanya tersisa satu suapan tangannya ditarik oleh seseorang. "Ikut aku. Aku mau ngomong sama kamu" Kalian pasti tau siapa dia?.

"Apaan sih lo?" Jawabnya sambil melepaskan tangannya dari cengkramannya. "Pliss, dengerin penjelasan aku dulu, Le" Le yang dimaksud adalah Allea.

"Cihhh, gw gak butuh" Allea pergi dari sana tanpa mengkhawatirkan mereka berdua. "Gw udah peringatin lo, jangan pernah lo nyakitin hati Allea kalau gak? Gw ambil balik Allea dari lo!"

"Gw gak akan pernah biarin Allea masuk kedalam hidup lo, Devaro" Devaro hanya menaikkan salah satu alisnya. "Selamat mencoba" Devaro pergi dengan senyum yang tak bisa diartikan.

Arka kesal, jika bukan karna orang tuanya? Sudah ia pastikan Devaro tak akan bisa mendekati Allea. "Arghhhhh!"
"Kalau bukan karna papa? Abis lo ditangan gw" Guman Arka murka.

Sedangkan Allea bukannya memasuki kelas ia malah sedang duduk sofa yang ada dirofttop. "Ajg. Kok makin rumit ya? Niat gw cuman mau balas dendam tapi malah terbelit masalah"

"Bunda, Lio harus gimana?. Kalau Lio nyerah, Lio pasti gak akan ketemu bunda lagi. Kalau Lio gak kuat, Bunda harus ikhlasin, Lio ya? Lio sayang bunda" Mata Ellio terpejam karna terpaan angin yang menyapu wajahnya.

Devaro membuka pintu rofttop dan langsung disuguhkan dengan Allea yang sedang tidur dengan duduk menghadap tepat pintu masuk. "Lo cinta pertama gw. Gw gak bakal biarin siapapun buat dapetin lo lagi" Devaro kembali menutup pintu itu, ia lebih baik kembali kedalam kelasnya toh Allea nya saja tidur.

Diwaktu yang sama tetapi dilain tempat, seorang wanita paruh baya sedang memandang anaknya yang terbaring lemah diatas brangkar dengan alat-alat rumah sakit yang memenuhi tubuh anaknya itu.

"Kuat ya, El. Bunda tau, kamu pasti bisa" Ujurnya sambil mengelus rambut anaknya, Ellio. "Maafin bunda karna udah nutupin semuanya dari kamu. Bunda tau pasti kamu akan tau sendiri".

Allea terbangun dari tidur nyenyaknya, ia merasa ada yang membisikkan sesuatu ke telinganya tapi ia melirik kearah sekitar tak ada satupun orang selain dirinya disini.

Tak mau berpikiran negatif, Allea berdiri lalu berjalan menuju pembatas rofttop. Dia berdiri menjulang menghadap depan, tatapannya tajam yang tertuju kearah lapang.

"Hem! Payah" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Allea. Tatapannya tak lepas dari satu orang yaitu Meisya, orang yang mengambil semua darinya.

Allea duduk diatas pembatas rofttop masih dengan menatap Meisya lekat. Jika boleh jujur? Meisya itu cantik hanya saja sikap nya yang membuat Ellio kesal sekaligus benci.

Brak.

Sorot mata Allea semakin tajam, melihat siapa yang datang dengan nafas memburu. "Lea, aku cariin ternyata kamu disini?" Arka mengucapkan nya dengan nafas yang belum teratur.

Transmigrasi To GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang