Prolog

3.6K 230 0
                                    

Vote sebelum membaca untuk support Author dalam membuat karya tulis!

∽∽∽

Prankkk!!!

"REKSA!!!" Suara teriakan itu berasal dari seorang wanita yang berusia 34 tahun. Wanita itu bernama Widya Widjaya.

"Ma--ma" ucapnya dengan penuh ketakutan.

"Maafkan Reksa Ma, Reksa tak sengaja" Reksa menundukan kepalanya dan memainkan baju bagian bawahnya.

"Kamu itu bisa tidak tak buat masalah?!!! Dari lahir sampai sekarang suka sekali berbuat masalah!"

"Ya ampun! Ini piring kesayangan saya! Kamu ini!" ucap Widya dengan nada amarah.

"Akh--! Sakit Ma!" Telinga Reksa dijewer oleh Widya dengan keras dan Widya membawa Reksa ke kamar mandi tanpa melepaskan jeweran di telinga Reksa.

"Maafkan Reksa Ma" Reksa mulai menangis, berharap ibunya memaafkannya dan tak menghukumnya.

"Maaf?"

Duakk!

Widia melepaskan kasar tangannya dari telinga Reksa dan mendorong Reksa sampai dahinya terbentur ujung toilet.

Widia mengambil toilet shower kemudian menyemprotkan air ke tubuh Reksa secara bertubi-tubi hingga baju Reksa basah kuyup.

"Ma ampun Ma hiks--- Reksa mohon!"

"Tak ada kata ampun dan maaf untukmu!"

"Maafkan Reksa Ma--"

"AKH!!!" teriak Reksa dengan keras saat Widya memukul punggungnya dengan toilet shower berkali-kali. Kemudian Widya membuang toilet shower itu.

Reksa meringkuk kesakitan dan menahan sakit di punggung dan dahinya.

Di punggungnya dipenuhi banyak luka memar akibat dari siksaan Widya.

"Dengar! Sekali lagi kamu merusak barang kesukaan saya, saya tak segan-segan untuk membunuhmu Reksa! Paham?!!"

"Tak ada jatah makan dari malam ini hingga esok malam! Dan kamu saya kunci semalaman di sini!"

Brakkk!

Widya menutup pintu kamar mandi dengan kasar, kemudian ia mengunci pintu kamar mandi.

Reksa hanya bisa menangis tanpa suara. Rumah ini bukan rumah tinggal baginya tapi rumah siksaan baginya. Siksaan ini sudah biasa baginya. Kadang ia berharap tak merasakan rasa sakit di tubuhnya saat kedua orang tuanya menyiksanya atau menghukumnya. Kedua orang tuanya sangat membencinya dan tak menyayanginya.

"Ya Allah, Reksa mohon ketuk hati Mama dan Papa agar menyayangi Reksa" ucapnya disela tangis dan rintihannya.

.

.

.

-TBC-

8522

Cerita ini hanya fiksi belaka. Jangan dibawa ke real life. Murni karya fiksi tulisan Author!

Pelukan untuk Reksa (Tamat) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang