1. Curahan hati Reksa

2.3K 169 4
                                    

Vote sebelum membaca untuk mensupport karya tulis Author! 😉

∽∽∽

Kumandang adzan subuh terdengar di telinga Reksa. Reksa terbangun dari tidurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai membersihkan diri ia mengenakan baju koko dan sarung kemudian ia menunaikan shalat subuh di dalam kamarnya.

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

"Assalamu'alaikum warahmatullah"

"Astagfirullahaladzim, astagfirullahaladzim, astagfirullahaladzim"

Reksa mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah SWT.

"Ya Allah ampunilah dosa-dosa Reksa dan dosa-dosa kedua orang tua Reksa. Berikan kesehatan untuk Reksa dan kedua orang tua Ya Rabb. Lancarkanlah segala urusan Reksa dan keluarga"

"Ya Allah, Reksa memohon pada-Mu agar mengetuk hati Papa dan Mama" air matanya kemudian berlinang di pipinya.

"Allahumaghfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa"

"Rabbana aatinaa fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wakinaa azabannar. Aamiin"

Selesai berdoa Reksa meluapkan semua emosi yang ada dalam dirinya. Menangis tanpa suara. Tangisannya semakin pecah saat ia mengingat siksaan dari kedua orang tuanya.

-Pelukan untuk Reksa-

Jam menunjukan pukul 06.30 WIB. Reksa telah selesai memasak menu makanan untuk sarapan kedua orang tuanya.

"Menu sarapan hari ini apa Reksa?" tanya Chandra

"Nasi jeruk ayam bakar madu Pa"

"Oh"

"Iya nanti aku akan menyiapkan berkas dan lainnya. Kamu tunggu aku di lobby kantor biar nanti kita bareng berangkatnya" Widya datang ke ruang makan sembari menelepon seseorang.

"Baiklah. Sampai jumpa di kantor" Kemudian Widya memutuskan sambungan teleponnya.

Widya berjalan ke arah lemari pendingin dan mengambil susu kotak berperisa vanila berukuran 200 ml dari dalam lemari pendingin kemudian meminumnya dengan bantuan sedotan. Lalu Widya berjalan keluar ruang makan.

"Ma, tidak sarapan?" tanya Reksa pada sang ibu dengan sedikit takut.

"Tidak! Saya tak sudi sarapan bersama kamu dan papamu. Hilang selera saya jika sarapan bersama kalian berdua!"

Chandra tetap fokus menyantap sarapannya dan mengabaikan ucapan istrinya.

"Tunggu sebentar Ma! Reksa siapkan bekal makanan untuk sarapan Mama di kantor"

"Tidak perlu! Saya bisa membeli sarapan di restoran dekat kantor"

"Ma," ucap Reksa dengan sedikit takut. Widya berbalik arah dengan wajah kesal.

"Heh! Kamu tuli? Saya sudah bilang saya akan membeli sarapan di luar dan memakan sarapan itu di kantor!!!" ucap Widya dengan nada sedikit meninggi.

Kemudian ia meninggalkan anak dan suaminya dengan wajah yang masih kesal.

"Untuk apa kamu menawarkan sarapan pada ibumu?!!" Chandra berucap dengan penuh tekanan hingga membuat Reksa ketakutan.

"Maaf. Reksa hanya ingin kita sarapan bersama Pa" Reksa menjawab dengan penuh ketakutan.

"Sampai kapan pun itu takkan pernah terwujud Reksa!" ucapnya dengan dingin.

Begitulah setiap paginya di rumah Reksa. Kedua orang tuanya kerap bertengkar tak jarang mereka bertengkar di hadapan Reksa. Orang tua Reksa dari dulu tak pernah akur satu sama lain dan tak ada keharmonisan dalam rumah tangga mereka sama sekali. Seperti ada masalah besar diantara keduanya.

Pelukan untuk Reksa (Tamat) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang