6. Selamat dari kematian

1.2K 123 0
                                    

"Reksa!" Chandra terbangun dari tidurnya dengan banyaknya peluh di wajahnya. Ia terbangun karena mimpi buruk.

"Astaghfirullah" ia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku bermimpi Reksa gantung diri. Astaghfirullah. Apa itu benar?"

Cklek,

"Kamu kenapa sayang? Seperti habis berolahraga saja" itu adalah suara Rosellyn, kekasih Chandra.

"Rosellyn, aku ingin pulang sekarang!"

"Kenapa mendadak?"

"Perasaanku tak enak sayang" Rosellyn mengernyit bingung.

"Aku memikirkan Reksa anakku"

"Untuk apa kamu ke sana Mas? Kenapa kamu peduli pada Reksa? Bukankah kamu sangat tidak menyayanginya?"

"Entahlah. Perasaanku mengatakan Reksa sedang tidak baik-baik saja"

"Jika kamu ingin pulang, pulanglah. Kasihan Reksa jika sendirian di rumah. Batin orang tua biasanya tak salah"

"Kamu tak cemburu?"

"Tidak, untuk apa aku cemburu? Kamu hanya bertemu Reksa bukan Widya"

"Terima kasih sayang, atas pengertiannya" Chandra mengecup kening Rosellyn dengan penuh cinta.

"Aku pulang sekarang. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Malam itu juga dalam keadaan hujan deras Chandra pulang ke rumahnya demi melihat keadaan anak sulungnya, Reksa. Ia berharap perasaan batinnya tak benar. Reksa anaknya, pasti baik-baik saja. Elaknya melawan rasa batinnya.

-Pelukan untuk Reksa-

Chandra telah tiba di rumahnya dengan kondisi baju yang sedikit basah kuyup. Kemudian ia membuka pintu utama rumah dengan kunci cadangan. Setelah pintunya terbuka, ia kemudian pergi ke kamar anak semata wayangnya untuk melihat keadaannya apakah sedang baik-baik saja atau tidak.

"Reksa?" panggilnya dengan pelan.

Ia melihat Reksa tengah terlelap di atas ranjang tempat tidurnya. Dan di atas sofa ada seorang anak remaja seusia dengan anaknya.

"Siapa anak itu? Apa dia teman dekat Reksa?"

Chandra berjalan ke arah tempat tidur anaknya. Dilihatnya di daerah leher anaknya seperti ada luka jeratan tali.

"Kenapa bisa leher Reksa terluka seperti ini?"

"Reksa?" Chandra mengusap lembut surai hitam Reksa.

Haikal terbangun dari tidurnya. Netranya terfokus pada sosok pria dewasa yang sedang mengusap surai Reksa. Lalu Haikal menghampiri pria dewasa tersebut.

"Maaf, Om ayahnya Reksa?" tanya Haikal

Chandra mengangguk pelan.

"Apa yang terjadi pada Reksa?" tanya Chandra pada Haikal.

"Om ayahnya. Seharusnya Om lebih peka dan lebih tahu tentang Reksa"

"Lihatlah luka yang ada di leher Reksa dan tali putus yang ada di plafon! Apakah Om sudah paham apa yang terjadi pada Reksa?"

"Tidak mungkin Reksa melakukan itu!" Chandra membantah dugaannya.

"Om tak percaya?"

"Reksa melakukan itu karena dia sudah sangat lelah dengan beban berat yang dipikulnya. Syukurlah aku datang tepat waktu dan bisa menyelamatkan Reksa dari kematian"

-Pelukan untuk Reksa-

Syamil dan istrinya, Cecilia sedang menunggu Reksa pulang sekolah di depan gerbang sekolah Reksa.

Beberapa saat kemudian para siswa dan siswi SMP berhamburan keluar karena jam pulang sekolah telah tiba.

"Assalamu'alaikum, Om dan Tante" ucap Reksa dan senyum manis terukir di wajah tampan Reksa.

"Wa'alaikumsalam" jawab Syamil dan Cecilia.

"Mau ke mana dulu? Pulang atau jalan-jalan sore dan membeli kudapan?" tawar Syamil

"Membeli kudapan lalu pulang" jawab Reksa

"Sayang?" pandangan mata Syamil tertuju pada istri tercintanya.

"Aku setuju dengan jawaban Reksa. Membeli kudapan lalu pulang"

"Baiklah. Bismillah" lalu Syamil menancapkan gas mobil dan mengemudikan mobilnya ke arah tempat jajanan sore pinggir jalan atau yang biasa disebut street food.

Setelah membeli beberapa kudapan mereka pulang ke rumah. Lebih tepatnya, ke rumah Reksa.

Sudah sebulan Syamil dan istrinya tinggal di rumah Reksa. Mereka sengaja tinggal di rumah Reksa karena ingin menemani dan merawat Reksa seperti anak mereka sendiri. Kedua orang tua Reksa sudah hampir dua bulan tidak diketahui keberadaannya. Reksa seperti secara tidak langsung dibuang dan ditelantarkan oleh kedua orang tuanya.

Malam hari telah tiba. Selesai makan malam bersama dan shalat isya, Reksa pergi ke kamarnya untuk tidur malam.


Syamil membuka pintu kamar Reksa dan kemudian masuk ke dalam kamar tidur Reksa. Lalu berjalan menghampiri Reksa yang sudah terlelap tidur. Kemudian ia duduk di atas tempat tidur Reksa.

"Ya Allah seandainya Reksa engkau amanahkan kepada ku, aku akan merawatnya dengan sepenuh hati dan takkan membiarkannya terluka baik fisik maupun batin" batin Syamil


∽∽∽∽

TBC

Hari ini aku akan mempublikasikan beberapa chapter 'Pelukan untuk Reksa' atau mungkin all chapter hingga tamat.

17 juni 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


17 juni 2022

Pelukan untuk Reksa (Tamat) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang