3. Siksaan

1.5K 138 25
                                    

Vote!

🌱

Chandra berjalan menuju kamar ayahnya yang berada di kamar tamu lantai bawah untuk mengajak ayahnya makan malam bersama.

Tok tok tok

"Pa, waktunya makan malam. Chandra sudah memasak makanan kesukaan Papa, ayam cabai hijau"

"Iya nak. Tunggu sebentar!"

Cklek,

"Di mana Reksa?"

"Ada di ruang makan"

Lalu mereka pergi menuju ruang makan untuk makan malam bersama.

Selesai makan malam Reksa kembali ke kamarnya. Lalu mengeluarkan sebuah buku diary kecil miliknya.

Malam ini Reksa senang karena Kakek menginap di sini. Alhamdulillah Reksa tak menerima hukuman dari Papa malam ini. Tapi entah hari berikutnya. Reksa senang sekali, bisa duduk di hadapan Papa. Biasanya kalau sarapan, makan siang, atau makan malam, Reksa duduk terpisah. Terima kasih Ya Rabb.

Tulis Reksa di dalam buku diary kecil miliknya.

Jam menunjukan pukul 00.05 WIB, Chandra tengah duduk di sofa ruang tamu ia tengah membaca koran sembari menunggu istrinya pulang ke rumah.

Cklek, Widya baru saja tiba di rumahnya.

"Bagus, jam segini kamu baru sampai di rumah. Perempuan macam apa kamu? Pulang tak tahu waktu!" tegur Chandra pada Widya.

"Hak saya mau pulang jam berapa pun itu! Kamu tak berhak untuk mengaturku Chandra!" balas Widya dengan sedikit membentak.

"Kamu!" Chandra emosi dan hampir melayangkan tamparan ke arah pipi Widya.

"Jika papaku tak berada di sini, aku sudah melayangkan tangan ini ke pipimu, Widya"

"Oh ada papamu ternyata" ucap Widya lalu berseringai.

"Tampar pipiku cepat! Kanan kiri kalau perlu!" ucap Widya menantangi Chandra.

"Cepat lakukan! Tamparan darimu akan mempermudahku untuk berpisah denganmu sialan!"

Chandra mengabaikan ucapan istrinya dan memilih untuk meninggalkan istrinya di ruang tamu. Ia tak ingin ribut dengan istrinya malam ini.

Chandra masuk ke dalam kamar anaknya. Lalu mengambil secangkir air panas dari dispenser yang berada di dalam kamar Reksa.

Byur!

"PANAS!!!...." Reksa terkejut dan berteriak kesakitan seusai Chandra menyiramkan secangkir air panas ke wajahnya. Siraman air panas itu tak hanya mengenai wajah Reksa, tetapi juga mengenai bahu, dan dadanya.

"Itu hukumanmu karena pulang terlambat hari ini!" ucap Chandra tanpa rasa bersalah. Kemudian ia keluar dari kamar Reksa tanpa rasa bersalah sedikit pun.

-Pelukan untuk Reksa-

"Chandra!" panggil Wiguna pada Chandra, ketika Chandra hendak pergi ke dapur.

"Iya Pa? Papa belum tidur" Chandra menghampiri ayahnya.

"Tadi Papa terbangun"

"Nak, Papa mohon jangan berpisah dari Widya. Papa yakin kamu mencintainya walau pun hanya 10%. Suatu saat nanti, semuanya pasti akan berakhir dengan indah. Papa mohon pertahankanlah pernikahanmu dengan Widya!"

Pelukan untuk Reksa (Tamat) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang