🚨

1.8K 172 5
                                    

Enjoy
.
.
.
.
.

Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Bagaimana perangai seorang Mark Lee tidak jauh-jauh sifatnya dari sang ayah, Lee Taeyong. Ten sebagai ibu rasanya ingin mengutuk anaknya setiap harinya kenapa harus menduplikat sang ayah dengan sempurna.

"Mama tidak akan kaget saat mengetahui Jaemin menusukan pisau keperut mu. Kau memang pantas mendapatkan itu" komentar Ten saat ia dan Jaemin bercerita soal perjalanan mereka ke Jepang bulan lalu.

Mark berdecak kesal. Seperti biasa, ibu nya akan selalu berpihak pada Jaemin.

"Ma, aku yang anakmu. Bukan wanita aneh ini" koreksi Mark.

Ten mendelik tidak suka. "Yang aneh itu kamu! Durhaka sama mama"

"Iya deh, kapan Mark gak durhaka bagi mama"

"Iya memang kamu durhaka! Udah deh kamu sama papa kamu aja sana main sama anak-anak... Mama ada yang mau diomongin sama Jaemin" usir Ten kepada sang putra.

"Tidak perlu mama usir, aku juga akan pergi"

Mark sedikit menghentakan kakinya sebelum berlalu pergi meninggalkan kedua wanita kecintaannya.

Ten sedikit mencibir tingkah putranya itu lalu tersenyum manis kearah sang menantu. "Jadi sampai mana kita mulai bisnis kita sayang?"

.
.
.
.
.
.

Mark memasuki ruang keluarga mansion orang tuanya. Disana sudah terdapat sang ayah dan kedua putranya sedang tertawa riang.

Mark mendudukan dirinya disofa panjang sambil mendesah lelah. Taeyong melihat tingkah aneh putranya hanya mengeritkan alisnya bingung.

"Ada apa denganmu?" Tanya Taeyong lalu ikut duduk disamping putranya.

Mark menggeleng pelan. "Biasa mama pa, lebih sayang Jaemin"

"Hahaha... Bukannya sama saja seperti Yuta? Dia juga lebih sayang kamu?"

"Huh.... Tapi papa Yuta tetap akan menghabisiku jika aku menyakiti putrinya berbeda dengan mama yang tetap akan membela Jaemin walaupun wanita ular itu salah sekalipun" gerutu Mark yang kembali mengundang kekehan dari sang ayah.

"Dan sayangnya istrimu memang selalu benar son" komentar Taeyong.

"Iya, laki-laki memang gudangnya salah pa"

Kedua lelaki dewasa itu memperhatikan Chila dan Jaehyung yang sedang asik bermain dengan dunia mereka yang tanpa sadar mengingatkan Taeyong dengan putranya yang lain.

"Papa kangen Jisung" ujar Taeyong tanpa sadar dan Mark menoleh heran ke sang ayah.

"Tumben? Tiba-tiba begini?"

Taeyong mengangguk. "Chila sama Jaehyung ngingetin papa dengan masa kecil kamu sama Jisung"

Mark hanya berdecih tidak suka. Menurutnya bocah tengil bernama Jisung itu lebih baik mati ditelan Hiu saja.

"Dia beneran tidak ada niatan pulang kerumah pa?" Tanya Mark.

Adiknya, yang bernama Lee Jisung tidak pernah pulang sejak Mark mengumumkan akan menikahi bungsu dari keluarga Nakamoto. Bungsu keluarga Lee itu marah besar saat tau dokter incarannya akan dinikahi sang kakak.

Taeyong menggeleng. "Papa tidak tau, tapi dia sering menghubungi mama dan merengek ingin pulang dan melihat ponakannya"

"Ck.... Dasar bocah tengil! Biarkan saja dia disana pa! Biar dewasa"

"Lalu setelahnya kita dapat berita tidak mengenakan dari keluarga Zhong" tambah Taeyong.

"Maksud papa?"

Real ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang