🏯

1.5K 172 10
                                    

Udah ada yang baca book aku yang lain?
Mangga dibaca dulu sambil nunggu yang lain up

Enjoy
.
.
.
.

2 hari

Mark tidak pulang selama dua hari lewat jauh dari perkiraan Jaemin. Jaemin sebenarnya ingin sekali mencari tau tetapi hati kecilnya melarang untuk melakukan itu.

Untung saja kedua anaknya tidak bertanya dimana ayah mereka walaupun bisa saja Jaemin menjawab Mark sedang sibuk kerja tetapi tetap saja membohongi anaknya itu tidak baik.

Hari ini Jaemin tidak ada jadwal dirumah sakit dan memilih bersantai dirumah bersama anak-anaknya. Si sulung dari pagi sudah merengek ingin dibuatkan cookies coklat jadi mau tidak mau dokter cantik itu berkutat didapur demi keinginan putrinya.

Sambil dibantu Daesook, Jaemin sedang membuat adonan cookiesnya dengan serius sampai sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya membuat ia terpekik kaget.

"OH ASTAGA!"

Jaemin melepaskan pelukan itu paksa kemudian berbalik dan mendapati Mark dengan wajah tidak terurus. Sangat lusuh, kumal, jelek dan tampak sekali tidak berganti pakaian dari hari terakhir dimana Jaemin melihat Mark.

Seketika senyum remeh terbit diwajah Jaemin.

"Oh... Si tengil ini sudah pulang" ujar Jaemin sebagai kata sambutan selamat datang untuk suaminya.

"Daesook lanjutkan kue ini... Aku ada urusan penting dengan tuan BESAR ini"

"Baik nyonya"

Setelah itu Jaemin kembali memusatkan atensinya kepada Mark. Tanpa Mark duga Jaemin menarik telinga Mark seperti bocah SD yang tertangkap tidak mengerjakan pr.

"Kau harus ikut dengan ku!"

"Sshhh iyaa"

Dengan ringisan karna nyeri telinganya, Mark mau tidak mau berjalan mengikuti Jaemin yang terus berjalan sambil menarik sebelah telinganya.
.
.
.

Jaemin membawa Mark ke kamar mereka dan menatap tajam Mark syarat meminta penjelasan hanya lewat tatapan tajamnya.

"Katakan" titah Jaemin. Seolah Mark tau maksudnya.

Mark meneguk ludahnya keras. Sial, entah kenapa disetiap situasi seperti ini nyalinya selalu ciut. Padahal Jaemin ini hanya perempuan! Tapi kenapa ia harus takut sih.

"Aku pergi ke Markas" ujar Mark. Markas adalah penjelasan singkat dari segala tindakan yang biasa Mark perbuat tanpa harus dijabarkan.

"Aku sudah bilang, menikahlah dengan Changbin sana dan tidak usah berpikiran untuk pulang!"

"Sayang~" rengek Mark seperti anak kecil yang baru saja di omeli ibunya.

Jaemin menatap Mark tidak minat dengan tangan dilipat didepan dada.

"Hyunjin sudah mengurus wanita itu?" Tanya Jaemin.

Mark tau siapa wanita yang Jaemin maksud kemudian Mark mengangguk.

Jaemin menarik nafas dan menghembuskannya dengan keras. Bebannya seperti sangat berat, padahal yang dia urus hanya seonggok Mark Lee?

Entah kenapa Jaemin mengikuti nalurinya untuk memeluk Mark. Ini bukan keinginan Jaemin, Jaemin cuma mengikuti kata hatinya.

Mark berdiri tegang melihat tindakan tiba-tiba Jaemin ini. Hal langka bahkan baru pertama kali dilakukan Jaemin disaat wanita ini harusnya mengamuk seperti singa betina.

"Jangan lakukan itu lagi ya? Berhenti lah membuatku cemburu. Sudah cukup" ujar Jaemin.

Kan. Mark menduga sepertinya Jaemin terbentur sesuatu. Jaemin tidak pernah menyuruhnya berhenti bermain dengan wanita-wanita itu. Biasanya Jaemin hanya mengomel dan tidak peduli dengan kegiatannya dan wanita lain, tapi kali ini Jaemin melarangnya? Haruskah Mark salto-salto karna saking senangnya?

Real ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang