2

4K 379 8
                                    

Sudah dua bulan sejak Jeno dibolehkan pulang dari rumah sakit. Keadaannya pun sedikit demi sedikit berangsur membaik.

Hanya sisa tangan kanannya yang masih di gips membuat pergerakannya masih sedikit terbatas.

Selama dua bulan itu juga, Mark dan Jeno tinggal di satu atap yang sama kaya Jaehyun. Ketiganya keliatan makin deket.

Bahkan bisa dibilang Jaehyun sangat manjain kedua remaja yang notabennya adalah korban dari kecerobohannya.

Sifat asli Jeno yang perlahan mulai kembali dan bahkan sekarang bertambah menjadi manja jika bersama Jaehyun.

Sedangkan Mark, kakak dari Jeno itu juga perlahan mulai lebih santai dengan Jaehyun. Tidak sekaku waktu pertama kali. Namun dia masih sedikit tertutup, tidak seterbuka Jeno yang suka bercerita tentang apapun.

Tapi Jaehyun tetap senang. Dengan kehadiran dua remaja itu, rumahnya kini terasa sangat ramai.

Bahkan Jaehyun yang dulunya sangat workaholic. Kini di jam 5 sore dirinya sudah duduk manis disofa ruang tamu atau kursi pinggir kolam renang bersama Jeno untuk mendengarkan celotehan remaja polos itu dengan dua cangkir berisi teh dan susu serta satu toples biskuit kesukaan si remaja disampingnya.

Kehadiran mereka benar-benar merubah pola hidup Jaehyun. Dan ia sangat bersyukur karena itu.

"Om Jaehyun, tangan Adek kapan boleh dibuka? " Tanya Jeno.

"Lusa udah boleh dibuka kok, nanti kita kerumah sakit sama Abang ya. " Balas Jaehyun.

"Yey, Adek udah ga sabar mau berenang disitu, " Katanya menunjuk kolam renang didepannya.

Dari awal dia sama Abangnya dateng ke rumah Jaehyun, dia udah tertarik banget sama kolam renang yang ada dihalaman belakang rumah itu.

Dirumahnya yang besar dulu sempet ada kolam renang, tapi semenjak keluarganya pindah ke rumah yang kecil udah ngga ada kolam lagi.

"Emang Adek bisa berenang? "

"Engga, tapikan ada Abang. Abang jago berenang tau Om. "

"Oh ya? "

"Heem."

Bertepatan itu, yang lagi diomongin keliatan ngelintas. " Abang, " Panggil Jeno.

Merasa namanya dipanggil, Mark dateng ngedeket ke arah adiknya itu.

"Apa Dek? "

"Ini loh bang, katanya Adek, Abang jago berenang? " Tanya Jaehyun.

"Oh, engga jago kok Om, cuma bisa aja. " Balasnya.

Jaehyun mengangguk, ngerti.

"Terus jagonya apa dong Bang? "

Mark diem. Dia sendiri aja ngga tau dia berbakat dalam bidang apa? Orang dirinya aja selalu berada dalam tekanan yang mengharuskannya ngelindungin Jeno dari kekerasan yang Ayahnya lakuin.

Bahkan disekolah, dia nggak bisa ikut organisasi apapun. Dirinya selalu nunggu Jeno didepan kelas waktu pulang sekolah terus ngebawa Jeno ketempat ramai sampai larut biar pas mereka balik kerumah ngga ketemu sama Ayahnya yang nyeremin.

Mark mengedikkan bahunya, "mungkin ngga ada Om. "

Jaehyun paham. Sedikit tahu tentang keluarga mereka dari Jeno yang terkadang sering menceritakan betapa menyeramkan Ayahnya yang suka berlaku kasar itu.

"Eum, gimana kalau habis dari rumah sakit kita lanjut jalan-jalan. Mau ngga? " Tawar Jaehyun pada dua remaja yang ada disana.

"Adek mau!! " Semangat Jeno sambil mengangkat tangannya keudara membuat Jaehyun tertawa gemas.

Starlight [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang