Dua orang remaja berlari tanpa memperdulikan sekelilingnya. Mengayunkan kakinya dengan cepat sesekali menengok ke arah belakangnya, berharap agar tidak ada yang mengejar mereka berdua saat ini.
Hingga saat hendak menyebrang jalan didepannya, si paling muda tak lagi memperdulikan lampu lalu lintas yang sudah berganti warna menjadi hijau dan tanda orang berjalan menjadi merah.
Berlari karena paniknya dan melepaskan genggaman sang kakak, hingga...
Ciiit! Brakkk.
"JENO! "
Teriak sang kakak, saat melihat dengan jelas bagaimana tubuh adiknya melayang karena dihantam dengan keras oleh sebuah mobil yang sedang melaju cepat.
Sedangkan di dalam mobil. Seorang pria yang masih memakai setelan jas lengkap mengumpat lirih akibat kebodohannya.
Sekarang jam setengah 2 malam, dan dia baru saja pulang dari kantornya. Lama menatap layar komputer dan beberapa berkas membuat matanya sedikit lelah dan ingin cepat untuk sampai ke rumah mewah miliknya.
Namun siapa sangka, akibat dirinya yang ingin cepat - cepat sampai dan memejamkan matanya. Membuat dirinya harus mengalami kejadian yang tak terduga.
Melepas seatbelt nya dengan cepat lalu buru - buru keluar menghampiri seseorang yang menjadi korbannya.
Menatap bagaimana seorang remaja pria yang tengah memangku kepala seorang yang jelas pasti dia korban yang dirinya tabrak. Karena melihat bagaimana darah yang bercucuran sangat banyak dari tubuh remaja itu.
"Jeno bangun, " Ucapnya panik sambil menepuk- nepuk pelan pipi yang sudah berubah menjadi merah akibat darah.
"Aa-abang.." Panggil si yang lebih muda ke orang yang tengah memangkunya.
"Iya ini abang, bertahan ya. Abang coba cari bantuan. "
"Abang sakit. "
"Sabar sebentar ya dek. Jangan pejemin matanya, jangan bobo dulu. " Ucapnya bertambah panik, air matanya sudah tak terbendung turun melewati pipinya. Matanya menatap sekitar mencoba mencari pertolongan untuk membantu adiknya yang terlihat sangat kesakitan.
Hingga maniknya bertemu dengan seorang pria yang menatap teduh ke arahnya. Mencoba memohon untuk membatu adiknya.
"Tuan, hiks. Tolong! Tolong adik saya. " Rengek remaja itu.
Pria yang semula terdiam mendadak terbangun dari pemandangan didepannya. Berlari kecil lalu meraih remaja yang terkapar lemah di atas kerasnya aspal di jalanan yang sudah sangat sepi.
"Kita bawa kerumah sakit ya. " Ujarnya yang terus dibalas anggukan. Mengangkat tubuh tak berdaya itu ke dalam mobil miliknya dan bergegas membawanya ke rumah sakit.
Tidak memperdulikan jas serta kemeja putihnya yang berubah warna menjadi merah akibat darah.
###
"Diminum dulu. " Ujar seorang pria sambil menyuguhkan sekaleng susu coklat kepada seorang remaja yang tengah terduduk lesu.
Mengambil kaleng minum yang diberikan. Namun tak diminum olehnya. Manik hitamnya menatap lekat seseorang yang tengah terbaring diatas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat medis juga perban pada tubuhnya.
Keadaannya cukup memprihatinkan. Mendapatkan banyak bekas jahitan diseluruh tubuhnya juga tulang tanganya yang retak akibat benturan yang cukup kuat.
Lengan pria dewasa itu terangkat. Mengelus puncak kepala yang lebih muda.
"Maafkan saya ya? Saya tidak sengaja menabrak -"
"Dia adikku, "
"Ah ya. Maafkan saya sekali lagi. " Ujarnya masih tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight [JAEYONG]
FanfictionCerita tentang Abang dan Adek yang ketemu sama Om baik hati. Cocok buat jadi pengganti Ayahnya juga Suami untuk Bubunya. ### "Om Jaehyun udah kayak Ayahnya Adek sama Abang. " "Kalau gitu adek boleh panggil Om, Ayah. " "Nggak mau." "Kenapa? " "Adek...