𝙵𝚘𝚛𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚖𝚎 (𝚏𝚗𝚊𝚏 𝚏𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌𝚝𝚒𝚘𝚗)

977 58 24
                                    

Hai gaeees~
Kembali lagi dengan author yang cakep dan baik hati ini
《[Y/N] alias (name) ngelempar kepala author pakek batu bata》
[Y/N]:ini bulan puasa loh, di bulan puasa gk boleh bohong.
Author: lah, emang ngelempar kepala orang pakek bata gk dosa apa?
[Y/N]: gk kok, soalnya lu udah halal buat di lempar pakek bata.
Author: lu gk usah mancing ya, untung gw hari ni puasa, klo enggak udah w golok-in lu.
[Y/N]: gw heran deh, kenapa lu boleh puasa ya?
Author: heran kenapa?
[Y/N]: syarat berpuasa kan berakal, lah elu kagak, kenapa lu bisa tetep puasa ya?.
Author: SINI LU!!!

Ok gais gk usah berpanjang panjang lagi, yuk kita mulai prolog-nya.


Prolog


Hai namaku adalah [Y/N], klo di bilang nolep sih...mungkin agak, aku adalah seorang gadis perempuan yang introvert, karena itu lah aku tidak memiliki satu pun teman, teman yg terakhir kali aku miliki mengkhianatiku lalu meninggalkanku, tidak hanya itu, bahkan ia membongkar semua rahasia ku, setelah membongkar semua rahasiaku ke semua penghuni sekolah ia pindah sekolah seperti seorang pengecut, tidak punya pilihan lain...aku pun pindah rumah dan pindah sekolah ke negara lain sekitar 2 tahun yang lalu dan bersekolah di sekolah bagi orang-orang terpandang sepertiku, walaupun di sana aku tidak memiliki teman sama sekali...aku tetap nyaman berada disana, bully?...., tidak, aku tidak mengalami hal itu di sekolah ini, karena semua siswa di sana merasa takut akan sifat ku yang introvert ini.
“kira-kira apa yang akan terjadi hari ini?, aku memiliki firasat bahwa suatu yang menyebalkan tapi menyenangkan akan terjadi” batin ku.
Aku melihat seorang anak laki-laki yang dari tadi hanya terus duduk di kursinya tan pa bergerak sedikit pun sama sepertiku.
“hei, bukankah dia anak pindahan bulan lalu, apakah dia sedang sakit, dia bahkan hanya mematung di kursinya dari tadi, tidak seperti anak-anak lain” batin ku.
Anak lelaki itu pun menoleh ke arah ku dengan tatapan penasaran.
Aku pun mengalihkan perhatian ku ke buku pelajaran yang ada di atas meja ku, namun anak itu terus menatap ku, apa ada yang salah di wajahku, tampaknya tidak, anak itu akhirnya beranjak dari tempat duduknya, aku pun agak merasa lega karena mengira ia tidak lagi menatap ku, namun sebaliknya, anak itu malah berjalan ke arah meja ku.
“hei, kau nama mu [Y/N] kan?” ucap anak itu.
“i-iya, kenapa memangnya?” aku alias [Y/N].
“nama ku Michael afton, aku ingin bertanya, apakah boleh?” michael
“t-tentu, silahkan” [Y/N].
“Aku ingin bertanya apakah kemarin kita ada pr?” michael.
“ya, ada, pr fisika halaman 38” [Y/N].
“ooo, apa kau keberatan kalau aku memintamu untuk mengajari aku?” michael.
“baiklah, mungkin” [Y/N].
“baiklah aku akan membawa kursi ku ke meja mu” michael.
Di benakku terlintas bahwa....michael adalah anak yang hiperaktif, banyak bicara, dan ekstrovert.
Aku pun membantunya mengerjakan pr tersebut, lalu tiba-tiba ia bertanya.
“Hei [Y/N], kenapa kau tidak ikut bersosialisasi bersama yang lain?” tanya-nya.
“tidak, aku memilih sendirian saja di ruang kelas dari pada bersosialisasi aku tak ingin mempunyai teman sama sekali” jawab ku.
“kenapa?, apakah karena kau orang yang introvert?” michael.
“ya....bisa dibilang begitu, lalu kenapa kau tidak bersosialisasi bersama yang lain juga?” [Y/N].
“tidak, aku tidak terlalu akrab dengan yang lain, aku hanya memiliki 5 teman di sekolah ini, namun mereka berbeda kelas denganku” michael.
Aku hanya membalas perkataannya dengan ‘ooo’.
Bel masuk berbunyi, bukannya menarik kursinya ke tempat duduknya kembali, michael malah duduk di tempat duduk yang ada di sebelah ku.
“kenapa kau duduk di sana?” [Y/N].
“hm?, kenapa?, lagi pula tempat duduk ini selalu kosong kok” michael.
“bukan itu masalahnya, bagaimana jika wali kelas menyadari bahwa kau berpindah tempat duduk tanpa se-izinnya?” [Y/N].
“tenang saja...,tidak akan terjadi apa-apa kok” michael.
“kenapa sih, padahal kan tujuanku pindah kesekolah ini adalah hidup sendirian dengan tenang, namun sekarang aku malah terjebak dengan si ekstrovert ini” batinku.
Saat pelajaran berlangsung tidak seperti bayanganku, kukira selama jam pelajaran michael akan terus berusaha untuk mengajakku berbicara, namun ia hanya diam sambil menyimak pelajaran, tidak seperti ekstrovert lainnya.
Waktunya istirahat, aku mengeluarkan bekal yang kubawa lalu memakannya, aku memakan bekalku sambil menatap si ekstrovert itu, dari tadi ia hanya fokus kepada bukunya, ia terus membaca dan membalik halaman dari buku pelajaran itu, biasanya aku lebih memilih tidak mencampuri urusan orang lain, namun...entah apa yg terlintas di benakku....aku menanyakan sesuatu kepadanya.
“hey, kenapa kau tidak makan?” aku tanpa sadar mengucapkan kata-kata itu tanpa kemauanku.
“Hm?, sebenarnya aku tidak membawa uang maupun bekal, aku lupa membawanya, lagi pula... aku tidak lapar” michael.
Sebenarnya aku sama sekali tidak peduli kepadanya, namun tanganku dan mulutku  seolah-olah bergerak sendiri, aku memasukkan satu Sandwich ke mulutnya lalu aku berkata.
“sebaiknya kau makan, karena kelas akan berlangsung lebih lama dari biasanya hari ini” ucapku tanpa sadar lagi sambil berusaha tidak memunculkan wajah merah jambu.
“iya, aku tau kok, kau tidak perlu mengkhawatirkanku seperti itu” ucap michael sambil mengunyah Sandwich tadi.
“setidaknya ucap kan terima kasih” [Y/N].
“iya...,iya..., terima kasih” ucapnya dengan nada suara malas namun agak lirih di bagian akhir.
Pelajaran dimulai, kini kami agak terbuka satu sama lain, michael membicarakan banyak hal ketika guru sedang tidak menjelaskan pelajaran, ia mengatakan semua hal, dari sesuatu yang penting sampai sesuatu yang tidak penting sama sekali, walau pun aku merasa agak terganggu, namun...aku berusaha menjadi pendengar yang baik.
Kelas pun berakhir untuk hari ini, sungguh hari yang melelahkan.
“hei, [Y/N], untuk tugas memasak tadi....bagaimana kalau kita satu kelompok?” michael.
“eh?, kenapa harus aku?” [Y/N].
“karena hanya kau yang tersisa, yang lain sudah memiliki pasangannya masing-masing, boleh ya?” michael.
“tidak perlu, aku bisa mengerjakan proyekku sendiri, lagi pula aku sudah terbiasa sendiri kok” jawabku.
“tapi aku tidak pandai memasak” michael.
“kenapa tidak tanya pada ibumu saja?” [Y/N].
“tapi kan, tugasnya per kelompok, bukan per individu” michael memaksa.
“tch, iya deh” jawabku dengan nada malas.
“Baiklah, kita mengerjakan tugasnya di rumah ku saja ya” michael.
Aku tak punya pilihan lain selain meng-iya-kan-nya, kalau tidak dia akan terus memaksaku.
“iya deh, tapi aku harus menelepon orang tua ku dulu kalau aku akan pulang sedikit terlambat” [Y/N].
“iy” michael.
Setelah menelepon orang tuaku, aku, maksudku, kami turun dari lantai 2 ke lantai 1 bangunan sekolah.
“apakah kamu biasanya di jemput oleh orang tua mu?” michael.
“tidak, biasanya aku di jemput oleh sopirku” [Y/N].
“benarkah?, wah kau sangat beruntung” michael.
“tidak, tidak juga” [Y/N].
“[Y/N], bagaimana kalau kita ke rumahku dengan menaiki sepeda ku saja?” michael.
“hm..., ide bagus, lagi pula sudah lama aku tidak naik sepeda, kalau begitu aku akan menyuruh sopirku untuk tidak menjeputku” [Y/N].
“ok” michael.
Kami pun menaiki sepeda dengan warna yang sama dengan warna mata michael, yap, biru tua, aku duduk di belakang.
“baiklah, pegangan yang erat ya aku akan melajukan sepedanya dengan sangat kencang” michael.
Aku pun mengikuti perkataannya, lagi pula toh, aku tidak ingin jatuh dari sepeda di tengah jalan, karena itu akan membuat kerumunan.
Sepanjang perjalanan....aku terus memperhatikan pemandangan jalan yang selama ini tidak pernah kuperhatikan, it’s so beautifull, selama ini aku tidak pernah memperhatikan pemandangan yang ada di jalan-jalan yang aku lewati, biasanya aku hanya sibuk bermain handphone di dalam mobil saat pergi atau pulang.
“oke sudah sampai” ucap michael.
Kami berhenti di depan rumah yang ber-cat ungu, dengan pagar besi berwarna ungu, dan jangan lupakan tanaman yang warnanya lebih banyak di dominasi oleh warna ungu.
“hei michael, apa ibu atau ayah mu sangat menyukai warna ungu?” [Y/N].
“ya...seperti itu lah, ayahku memang sangat terobsesi dengan warna ungu, tapi tidak semuanya berwarna ungu kok” michael.
Saat aku memasuki rumahnya, setengah dari isi rumah itu semuanya berwarna ungu.
“dah yuk kita langsung masuk ke dapur” ajak michael.
Tiba-tiba muncul seorang gadis kecil dengan rambut yang berwarna kuning labu dan mata berwarna hijau, tidak seperti michael yang memiliki surai berwarna coklat gelap dan mata yang berwarna biru gelap.
“mikey siapa kakak ini?” tanya gadis kecil itu kepada michael.
Lalu satu anak kecil laki-laki masuk ke dapur lalu menjawab pertanyaan sang gadis kecil tadi.
“mungkin dia adalah pacar mike” jawab anak laki-laki itu sambil memeluk boneka beruang berwarna kuning emas dengan aksesoris topi berwarna ungu.
“e-eh, bukan kok, dia itu hanya teman baruku, dia bukan pacarku kok” michael.
“[Y/N], maklumi saja kedua adikku ini, adikku yang perempuan itu namanya elizabeth, dan yang satu lagi adalah si cengeng christoper kau bisa memanggilnya evan atau chris” michael.
“i’m not a crybaby!” evan/chris.
Translate: “gw gk cengeng kok!”
“yes, you are” michael.
Translate: “iya kok, lu emang cengeng”.
“um...., kak [Y/N], kamu boleh panggil aku lizzy kok atau eli/ eliza juga boleh kok” ucap lizzy.
“ok” [Y/N].
“ada apa ini ribut-ribut?” ucap seorang wanita dewasa yang memiliki surai kuning labu dan warna mata yang sama seperti elizabeth.
“mama!, mikey mengajak temannya ke rumah!, dan sekarang temannya mikey adalah teman ku!, benar kan kak [Y/N]?” ucap elizabeth.
Aku hanya tersenyum canggung.
“ooo, jadi namamu [Y/N] ya?, nama yang bagus, omong-omong....nama ku clara afton, aku ibunya mike, lizzy dan evan, kau boleh memanggilku ibu mertua kok kalau kau mau, ya kan mike?” ibu michael.
“e-eh, ibu ada-ada saja” michael dengan wajah merah.
“ibu bercanda kok, tapi kalau [Y/N] mau, ibu gk keberatan kok” clara.
“ibu ih!”  wajah michael semakin memerah.
Aku pun menahan wajah merah ku.
“oh iya, kalian sedang apa di sini?” tanya ibu michael alias clara.
“itu...,kami ada tugas dari sekolah, jadi tugasnya disuruh masak makanan olahan dari bahan pangan begitu” michael.
“ooo, yaudah sini ibu bantu kalian ngerjain tugasnya” clara.
Kalau dilihat, keluarga michael adalah keluarga yang sangat menyenangkan, namun...aku masih belum melihat secara langsung ayah michael.
Aku harap keluargaku sama seperti keluarga michael yang sangat menyenangkan, tidak seperti keluarga ku yang hampir sama sekali tidak memedulikanku.

Hai gaes, gimana book barunya?, baper ga?, jadi author lagi gabut jadi author ngebuat fanfiction fnaf aja deh jadi untuk hampir nama semua karakter disini selain [Y/N] adalah canon(?) Yaitu emang udah ditetapkan oleh scott cawthon alias pembuat fnaf sendiri, namun untuk clara alias ibunya michael sendiri itu namanya gk pernah disebutkan di dalam game jadi author pakek nama yang paling sering di pakek ama fans fnaf sendiri yaitu “clara”, klo untuk chris alias evan itu juga author makek nama dari fans fnaf, dan juga disini mbak yeen alias [Y/N] ini pindahan dari indo lalu pindah ke enggres, jadi maklumi klo ada beberapa bahasa enggres yang author pakek di book ini, udah itu aja btw puasanya jangan pada bolong-bolong ya, see you next time, goodbye 😉

●𝙵𝚘𝚛𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚖𝚎 (𝚏𝚗𝚊𝚏 𝚏𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌𝚝𝚒𝚘𝚗)●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang