"Papa, ayo naik ayunan!"
"Papa, Lexi mau es krim stroberi."
"Papa, lihat di sana banyak anak kucing."
Louis hanya pasrah ditarik oleh Alexis. Putranya memang sangat aktif. Bahkan sampai mengabaikan peringatannya sebelum pergi ke tempat ini.
Lihatlah sekarang anak itu berlarian mengejar anak kucing hingga tidak memperhatikan sekitarnya.
"Lexi, jangan jauh-jauh dari papa," ucap Louis sambil mengejar Alexis yang sudah mulai menjauh di depannya.
Kucing itu berlari masuk ke dalam kantor. Begitupula dengan Alexis. Entah pergi kemana penjaga yang ditugaskan untuk menjaga keamanan kantor itu.
Louis mempercepat langkahnya ketika melihat itu.
Ia harus menemukan Alexis sebelum Alexis pergi lebih jauh lagi.
Ramainya pekerja di kantor itu cukup menjadi masalah baginya. Ia kehilangan jejak putranya.
Sedangkan di sisi lain, sosok yang dicari-cari oleh Louis, sedang berusaha mengangkat kucing yang sedang menidurkan badannya di lantai cafetaria.
Beberapa pekerja menatapnya dengan heran sampai terdengar bisik-bisik dari para karyawan.
"Anak siapa itu?"
"Bagaimana anak-anak bisa masuk ke dalam sini?"
"Apakah ia salah satu anak pegawai di sini?"
Dan masih banyak lagi pembicaraan tentang Alexis..
Sedangkan anak itu tidak menghiraukan sekitarnya.
Ia sibuk mengelus kucing yang sedang menjilat tangannya.
"Hei, anak kecil, ini bukan taman bermain," seru seorang wanita yang tiba-tiba datang mendekati Alexis sambil berkacak pinggang.
Alexis berdiri kemudian menoleh.
Wanita itu menatapnya tajam. Kemudian wanita itu menurunkan pandangannya ke arah kucing kecil yang bersembunyi di balik kaki Alexis.
"Dan di sini dilarang membawa hewan," ucap wanita itu.
Alexis langsung menggendong kucing itu.
Seketika suasana di cafetaria menjadi hening. Semua orang hanya memperhatikan dari jauh. Mereka tidak berani menolong anak itu karena wanita yang sedang memarahi anak itu adalah sekretaris atasan mereka.
Wanita itu berjalan mendekati Alexis. Ia mengangkat dagu Alexis agar anak itu menatap wajahnya. "Jawab aku, bocah!"
"L-Lexi tidak sengaja, Lexi minta maaf," ucap Alexis sedikit takut ketika semua pasang mata menatap kearahnya. Ia memeluk anak kucing digendongannya semakin erat dengan kepala menunduk.
Wanita itu tersenyum remeh. "Heh tidak sengaja kau bilang? Apa kau buta, anak kecil? Hahh.. Sudahlah. Tidak ada gunanya bicara denganmu. Sekarang, ikut denganku," ucap wanita itu sembari menggenggam pergelangan tangan Alexis cukup kuat.
Genggaman itu membuat pergelangan tangan Alexis memerah sehingga mulut kecilnya mengeluarkan ringisan kesakitan.
"Sakit, Tante. Lexi mau papa hiks," isak Alexis pelan. Seharusnya ia menuruti peringatan papanya tadi untuk tidak pergi terlalu jauh.
Wanita itu mengabaikan ucapan Alexis. Ia tetap menarik pergelangan tangan Alexis, mengabaikan tatapan orang yang berlalu lalang dengan tatapan prihatin.
"Kasihan sekali anak itu. Lihatlah, bahkan dengan anak kecil pun, Ibu Siska sangat kejam."
"Kau benar. Padahal anak itu sudah menangis. Ibu Siska benar-benar kelewatan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Damario Twins
FanfictionTentang Victor yang membenci putra bungsunya karena kejadian di masa lalu. • • • Family Story - Protective • • • Note: Cerita ini mungkin akan lebih fokus pada Alexis a.k.a yang bungsu. • • • Selamat membaca!