Warung takjil, berjejer ya bukan ruko.
***
Theo memegang kedua pinggang, berdecak sebal dan tidak percaya terhadap teman pirangnya. "Lu yakin njrit mau dagang takjil?"
"Iye, bacot mulu daritadi. Kan kita udah jualan dua minggu jingan. Bantuin gue angkatin meja." Draco menepuk-nepuk mejanya.
"Kalau gak jadi dagang juga sayang ini mak gue, mak Cissy sama mak lu udah bikin takjil banyak dari maren-maren." jelas Blaise, ia sedang merapihkan bahan-bahan bakwan.
Theo menghela napasnya dan akhirnya membantu Draco mengangkat meja panjang ke depan.
"Tau gak sih lo pada? Gue encok anying." Theo memijat bahunya secara bergantian.
"Baru dua minggu lemah banget lu." sahut Blaise.
"Anjir anjir telat." Gadis dengan kerudung hitam berlari membawa keresek lontong. "Gin, lontong lainnya ada di jok motor."
Draco melihat orang itu dan tersenyum. Ah, bahkan disaat panik saja cewe itu masih mempesona.
"Hoy!" Theo berseru menyenggol Draco. "Ayok ah rapihin, kasian si item mau ngegoreng kita belum rapih."
"Anjing lu Yo!" teriak Blaise.
"Puasa gak boleh ngomong kasar." gadis yang disapa Ginny ini berseru.
"Bagian ngegoreng lu kan Gin?" tanya Luna.
"Iye." jawab Ginny dan langsung jalan ke kompor.
"Gin." panggil Blaise.
"Gin Gan Gin, sokap lau."
"Jih, sok iye lu. Sini kenalan dulu."
"Buat apa bego? Gak guna kenalan sama lu." Ginny berseru sembari memindahkan bak besar berisi adonan bakwan.
"Emang bener sok iye lu."
"Goreng yang bener gak usah pacaran lu berdua!" teriak Theo.
Draco melihat Blaise dan Ginny yang sudah nenyahut 'najis' secara berbarengan.
"Kalian baru tahun ini disini." Luna berseru, ia duduk dan menghadap ke meja Draco.
"Hooh, lu udah dari tahun kemarin?" tanya Theo.
"Yaa.. Dua tahun sebelumnya emaknya Ginny yang dagang, tapi dia dah tua jadi kita yang gantiin." jawab Luna menjelaskan.
"Ahh. Ibu-ibu yang suka make baju nyentrik gitu ya?" tanya Theo.
"Nyentrik pale lu peang." Ginny menyahut.
"Kek baju pelangi ege, baju celana sama jilbab semuanya beda." jelas Theo dan membuat Blaise tertawa terbahak-bahak.
Draco hanya terdiam dan ia melihat Hermione yang sedang melayani ibu-ibu.
"Kak.. Beli."
"Eh.." Draco langsung melihat orang itu, "Beli apa?" dan memberinya kresek.
"Risol berapaan?" tanya cewek tersebut sambil tersenyum centil.
"Dua ribu." jawab Draco, ia kembali melihat kearah Hermione yang tersenyum ke pembelinya. Ia ikut tersenyum.
"Semuanya total berapa?" bocah itu memberikan kreseknya.
Theo melihat kearah Draco lalu memutar matanya. Sudahkah kalian mengetahui alasan kenapa anak tunggal kaya raya seperti Draco Malfoy ingin jualan takjil di bundaran perumahan samping Indomaret?
Ah, Theo tidak akan memberitahunya. Hey! Aku ini sahabatnya lah, bukan cepunya.
Theo menghampiri bocah itu dan menghitung. "Tigabelas ribu dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione Ramadhan
Short StoryONE-shot DraMione setiap bulan Puasa. Untuk menemani hari-hari puasa kalian. Alternative Universe Dan oia soal Covernya. Jidat Hermione ilang duh. Gapapa ye? Males edit. Jangan ketawa liat muka Hermione ya. Disclaimer : mengandung bahasa kasar [Di...