10

9.9K 1.1K 1
                                    

Rumah tingkat dua bergaya medieval yang luas. Di lantai bawah terdapat ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar serta paviliun dan dapur. Sementara di lantai atas hanya terdapat tiga kamar lengkap dengan kamar mandi.

"Meskipun rumah ini tidak mewah tapi yang paling besar di daerah ini" gumam Chasania mengamati sekitarnya.

Chasania berjalan ke jendela besar yang ada di paviliun itu. Jendela yang menggambarkan halaman samping rumah yang luas dan terdapat sebuah pohon apel yang rindang dikelilingi oleh tanaman bunga.

Cklek

Chasania membuka pintu di samping jendela. Dia berjalan ke keluar dan mengamati sekitarnya.

"Ini cocok banget deh. Kalo di bumi pasti dijadikan cafe outdoor" komentar Chasania lalu duduk di bawah pohon.

"KAKAK!"

"KAKAK DIMANA?"

Suara teriakan memasuki gendang telinga Chasania. Saat ini dia sedang menikmati udara segar dengan menutup mata.

"Halaman samping!" sahut Chasania tanpa membuka mata.

Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekati Chasania.

Chasania membuka matanya dan melihat Chyna memakai gaun sederhana berwarna peach dan rambut yang dibiarkan tergerai.

"Kau membawa apa adik?" tanya Chasania melihat Chyna membawa keranjang kecil.

"Ini dari bibi Elle" jawab Chyna menunjukan keranjang berisi roti.

"Roti?"

"Iya kakak. Ayok kita makan bersama!"

"Kakak juga sudah lapar. Ayok!" sahut Chasania kemudian mereka kembali ke dalam rumah.

"Adik bagaimana jika kita membuka kedai?" tanya Chasania saat melewati paviliun.

"Tapi dimana kita akan membangun kedai?"

"Di paviliun ini jadi kita tidak perlu membangun kedai. Kita hanya perlu merenovasinya saja"

"Itu ide yang sangat bagus kakak!" ujar Chyna bersemangat.

"Kita tidak perlu bolak-balik dari rumah ke kedai" lanjut Chyna mengangguk-angguk kepalanya.

Chasania tersenyum melihatnya. Chyna terlihat imut dimatanya.

"Baiklah sekarang waktunya makan!" ucap Chasania saat memasuki dapur. Dia berjalan ke arah lemari kecil berisi berbagai macam selai.

"Adik mau selai apa?"

"Selai apel saja kakak"

Chasania kemudian membawa dua toples berisi selai apel dan selai kacang.

"Ini adik" ujar Chasania memberikan toples selai apel pada Chyna.

"Terima kasih kakak!"

Chyna menerimanya dengan antusias. Kemudian mengiris roti untuknya dan Chasania.

"Untuk kakak" ucap Chyna menyodorkan beberapa iris roti diatas piring.

"Makasih" Chyna mengerutkan keningnya, ia baru mendengar kata itu meskipun ia paham artinya terimakasih.

"Adikku imut banget!" seru Chasania mencubit pipi Chyna gemas lalu mengusap kepalanya.

Chyna yang diperlakukan seperti itu tersenyum lebar dengan pipi yang memerah dan mata yang berkedip lucu. Dia kemudian menggigit rotinya.

"Adik bilang punya elemen air dan udara?" tanya Chasania membuat Chyna mengangguk dengan pipi yang penuh.

"Tapi permata itu berwarna cyan. Bukannya itu artinya elemen es?" lanjut Chasania lalu menyuapkan roti dengan selai kacang ke mulutnya.

"Elemen es? Aku tidak tahu. Aku hanya berpikir kalau permata itu berwarna biru" jawab Chyna setelah menelan makanannya.

"Iya adik. Apakah kau tahu jika air itu diwakili oleh permata sapphire dan udara oleh permata amethyst. Tapi Cyan adalah warna yang muncul saat kau mengusap permata nya. Coba kau usap lagi apakah ada warna lain yang muncul" jelas Chasania.

Chyna langsung mengusap-usap permata putih dan berubah warna menjadi cyan lalu sapphire dan amethyst.

"Wah kakak benar!" seru Chyna.

"Hem iya. Kita bergabung dengan pasukan Phlox bagaimana?"

Avoid DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang