27

5.7K 704 5
                                    

"Adik kapan bibi-bibi datang?" tanya Chasania yang menghampiri Chyna. Dia melihat Chyna beserta para bibi sedang menjemur kerupuk mentah. Padahal ini masih pagi tapi cuacanya sangat mendukung untuk menjemur.

"Sejak tadi kak" jawab Chyna.

"Ouh"

Pagi-pagi sekali Chasania dan Chyna mengiris-iris kerupuk gelondongan yang telah direndam dan disimpan di lemari es beberapa jam. Mereka mengiris dengan alat yg dibeli dari toko paman Sam.

Setelah mengiris-iris kerupuk gelondongan, mereka memasangkan anyaman bambu yg mereka pesan dadakan. Chasania lupa pesan anyaman bambu karena kemarin dia sibuk memikirkan darimana dia mendapatkan suplai bumbu untuk seblak yang dia buat.

Chasania pergi ke bukit belakang rumah setelah memasangkan anyaman bambu di tiang yang dibuat oleh Rico dan Nico. Dia berencana mencari kencur dan bawang putih.

"Kakak mendapatkan bahan yang kakak inginkan?" tanya Chyna melihat keranjang berisi beberapa simpang rempah dan sedikit bawang-bawangan yang Chasania taruh di pinggir anyaman.

"Sedikit, ini hanya cukup untuk membuat beberapa porsi saja" Chasania menghembuskan nafas kesal.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya bibi Vio menghampiri mereka.

Bibi Vio menabur kerupuk yang telah diiris di anyaman yang sama dengan Chyna. Sedangkan bibi Ferra bersama bibi Hana dan bibi Sofia bersama bibi Avie di anyaman bambu yang lainnya. Total ada tiga anyaman bambu di tiang yang dipasang di depan dapur.

"Kakak mencari bahan ini, tapi kakak hanya mendapatkan sedikit di sana" ucap Chyna menunjuk ke arah bukit.

"Rempah-rempah?" tanya bibi Vio memperhatikan keranjang milik Chasania. Yang dibalas anggukan kepala oleh Chasania.

"Sepertinya aku pernah melihat rempah-rempah ini di gudang rempah milik Ferra" ujar bibi Vio setelahnya.

"Benarkah bibi?" tanya Chasania antusias.

"Sepertinya, tapi tunggu. FERRA KEMARI KAU!" ucap bibi Vio diakhiri teriakan memanggil bibi Ferra.

"Ada apa?" tanya bibi Ferra berjalan menghampiri.

"Lihatlah keranjang itu. Bukankah kau memiliki rempah-rempah ini?" tanya bibi Vio.

"Iya dan kenapa kau bertanya soal itu. Apakah kau ingin membelinya?" tanya bibi Ferra bersemangat.

"Tidak. Aku hanya bertanya" balas bibi Vio tersenyum mengejek.

"Kau ini!" ucap bibi Ferra kesal menunjuk bibi Vio.

"Emm bibi.. bolehkah aku melihat rempah-rempah yang bibi punya?" tanya Chasania.

"Boleh sekali. Kalau begitu mari ke rumahku!" ajak bibi Ferra kembali bersemangat.

"Terima kasih bibi. Kalau begitu tunggu sebentar" ucap Chasania kemudian masuk ke dalam rumah.

"Kalian akan ikut?" tanya bibi Ferra kepada yang lainnya. Semuanya mengangguk setuju.

"Aku yakin dia akan melakukan sesuatu yang menakjubkan" ucap bibi Vio.

"Aku setuju!" ujar bibi-bibi yang lainnya.

"Aku saja tidak percaya kakakku yang selalu bersikap tidak peduli sekarang begitu bersemangat dalam berbagai hal" ucap Chyna mengingat-ingat kejadian apa saja yang telah dialaminya bersama sang kakak sampai kakaknya berubah menjadi lebih baik dari dulu.

"AYOK SEMUANYA" ajak Chasania yang baru saja keluar dari rumah.

"Tapi kakak ini bagaimana? Bolehkah aku tidak ikut saja, aku akan menjaga kerupuk ini" ucap Chyna menatap Chasania.

"Adik kau ikut saja. Bibi-bibi juga akan ikut kan?" tanya Chasania yang dijawab anggukan para bibi.

"Tapi ini kita sedang menjemur ini" ucap Chyna menunjuk kerupuk yang sedang dijemur.

"Adik kau tinggal buat perisai penjaga dari elemen angin" ujar Chasania membuat Chyna mengangguk tersenyum.

"Air Embodiment" ucap Chyna kemudian muncul perisai transparan berbentuk kubah menutupi anyaman tempat menjemur kerupuk.

"Nah baiklah sekarang kita berangkat"


"Bibi Ferra" panggil Chasania ditengah perjalanan membuat bibi Ferra menoleh padanya.

"Iya?" balas bibi Ferra.

"Kemana saja biasanya bibi menjual rempah-rempah?" tanya Chasania penasaran.

"Ke pasar juga ke pengepul yang akan menjualnya ke luar kota" jawab bibi Ferra.

Chasania mengangguk mengerti. Masalah bumbu hampir terselesaikan. Tapi sekarang dia teringat seblak terasa kurang nikmat jika hanya kerupuk dan bumbu saja. Dia membutuhkan bahan lainnya untuk membuat seblak yang nikmat.






Avoid DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang