Posesif Twins [11]

2.5K 243 150
                                    


     Sani dan anggota inti geng Blaster sudah sampai di gedung yang tinggi tak lain adalah gedung perusahaan papa nya. Biar gak bingung, anggota inti geng Blaster sudah menjadi teman Sani, ok.

Sani melepas helm nya lalu mengibaskan rambut panjang nya. Teman nya pun mengikuti gaya Sani.

Mereka turun dari motor nya masing-masing lalu berkumpul di tempat Sani. Sani mengambil kaca mata hitam nya di saku jaket lalu memakainya. Dilakukan juga oleh temannya.

Mereka memasuki Perusahaan itu. Sani pasti terlebih dahulu. Sani dan teman-temannya melewati Repsesionis namun di cegat.

"Eh, eh stop! " ujar mba Repsesionis.

Sani membalikan tubuhnya menatap kearah orang itu.

"Mau kemana kalian? Mau ketemu siapa?" tanya mba-mba itu. Yang bertag Aulia.

"Pak Herandi" jawab cuek Sani.

"Udah punya janji belum? Ikut saya dulu sini, saya telpon kan pak Herandi dulu" Aulia menarik tangan Sani.

Ketiga laki-laki itu melepaskan tangan Aulia dari Sani dengan ketus. "Jangan sentuh berlian" ujar Arzan.

"Udah cuci tangan pake sabun emas belom itu" tanya Naron.

"Belom pake hand sanitizer emas ya mba, kotor banget tuh tangan iyuhh" ejek Ivan.

"Heh! Jangan macam-macam sama saya ya! Saya laporkan ke pak Herandi atas ketidaksopanan ke pada pegawai disini" ujar Aulia tak mau kalah.

"Halah cuma pegawai"

"Pegawai doang sifatnya sok iye kayak gitu, Mau gue pecat mba? " tanya Sani.

"Kamu bukan siapa-siapa, gausah ngatur sama yang lebih tua deh" ujar Aulia.

"Iye dah sok tua, memang udah keriput kali" cibir Ivan.

"Kamu gak sopan sekali jadi tamu disini" bentak Aulia ke Ivan.

"Orang situ yang gak sopan, ngeyel banget tuh mulut"

"Hei, mba. Mba juga gak sopan sama teman saya. Mba bukan siapa-siapa disini gak usah sok kuasa mba" ujar Sani.

"Teman kamu itu suruh jaga omongannya sama orang yang lebih tua! Belum juga saya lempar sepatu ini" bentak Aulia.

"Mba-mba.. Nantangin kok sama kita. Salah cari lawan atuh mba" ejek Ivan.

"Heh! Kamu makin ngelunjak ya.. " Aulia yang tak ada takut-takutnya.

"Heh apasih ribut-ribut aul? " tanya seseorang laki-laki ber jas rapih. Dia melihat kearah Sani dan Temannya.

"Eh nona, ada apa ya nona? " tanya Meu, sekertaris papanya.

"Bilangin ke pegawai baru itu, ngeyel bet di omongin. Sotoy lagi" ujar Ivan dengan mode nge judes.

"Ada apa ul? " tanya Meu.

"Itu loh pak, mereka tidak ada janji sama pak Herandi. Main nyelonong masuk aja" jelas Aulia.

"Yaallah ul.. Ini anak nya Pak Herandi, dan mereka temannya nona sama tuan muda ul.. " jelas Meu sambil menunjuk Sani dan temannya. Aulia sangat kaget.

"Saya gak ikut campur ya ul, saya pergi dulu"

"Ayo nona" Sani mengangguk. Mereka menaiki lift menuju lantai 3 ke tempat papanya.

Tok.. Tok..

"Masuk"

Meu membuka pintunya sedikit lalu berbicara, "maaf tuan, nona dan temannya kesini"

Sani dan temannya masuk keruangan itu. "Saya permisi dulu tuan" Herandi mengangguk.

"Bener-bener langsung kicep tuh mulut nya" sibir Naron.

"Kenapa? " tanya Sean yang me nimbrung ke obrolan temannya.

"Tadi itu di bawah, mba-mba magang kek nya gak tau sopan santun banget sama princess" ujar Ivan.

"Pake narik tangan Sani tadi" sambung Arzan.

"Langsung kicep mulut nya pas Meu ngomong sebenarnya" lanjut Ivan.

"Pegawai yang mana? " tanya Herandi yang mulai tertarik dengan obrolan laki-laki itu.

"Yang di Repsesionis itu loh om, udah dibilangin sama Ivan malah ngeyel mulu kerjaan nya" ujar Ivan.

"Heh! Bukan nya lo malah adu mekanik sama tuh orang" ujar Naron.

"Ya habisnya gue kesel sama mba yang sok tua, udah keriput juga" jawab Ivan.

"Itu anak kuliah magang" ujar Herandi.

"Kok papa mau terima dia magang disini sih pa? Ini kan kantor papa yang terkenal, kalo dia malah jatuhin kantor papa gimana? Harusnya kan magang dikantor yang bisa dulu" ujar Sean.

"Dia itu anak temannya mama kamu, papa ingin nolak tapi mama kamu bilang temannya sampe berlutut di kaki mama kamu hanya ingin anaknya magang disini" jelas Herandi.

"Sama aja om, masih magang udah sok-sok an banget"

Sani cuma menyimak ucapan para lelaki itu.

"Kamu gak papa cantik? " tanya Herandi. Sani berada di pangkuan papa nya.

"Gak papa pa.. "

Tok.. Tok...

"Masuk"

Meu masuk membawa Aulia bersamanya.

"Ini pak, dia Aulia anak magang" ujar Meu. Herandi mengangguk.

Herandi menurun kan Sani dari pangkuan nya. Dan Sani menghampiri lainnya yang duduk di sebuah sofa.

"Duduk" cuek Herandi. Aulia pun menurut lalu kemudian duduk.

"Saya tau kamu anak magang disini, tapi tolong sifat kamu di benarkan. Dia anak saya perempuan, kembaran dari anak saya yang laki-laki. Kamu tidak pantas untuk menarik tangan anak saya. Bayangkan kamu dengan anak saya sangat terlalu jauh.. " Herandi mengangtung kata-kata nya. Aulia tersenyum tipis, pasti dia lebih tinggi daripada anaknya Herandi.

































































"Kamu hanya sampah dan anak saya adalah berlian"

***
Tbc.

Bener-bener anak magang sok-sokan banget

Ibu nya juga gitu lagi, maksa anak nya magang di perusahaan terbesar lewat jalur orang dalam

Sani dilawan, gak bisa dong sayy..

Remahan kerupuk ngelawan remahan berlian ck ck ck..

Spam next ➮

Posesif Twins (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang