Posesif Twins [12]

1.4K 135 3
                                    


"Kamu hanya sampah dan anak saya adalah berlian" Herandi tersenyum miring. Aulia yang senyum kembali murung, terlalu pede dan berharap ygy..

"Kamu tau kenapa kamu di terima magang disini? " tanya Herandi. Aulia menunduk lalu menggeleng.

"Ibu kamu berlutut kepada istri saya untuk menerima mu magang disini. Saya sebenarnya tidak setuju karena kamu masih anak magang, bukan profesional"

"Untung saja tangan anak saya tidak lecet dan tidak perlu di oprasi. Astaghfirullah, amit-amit"

"Saya minta maaf untuk kamu dan ibu kamu sekalian se keluarga, untuk mengeluarkan agar tidak magang lagi di perusahaan saya. Saya takut jika tahun-tahun berikutnya banyak yang ingin magang disini. Saya tidak mau itu"

"Tolong tanda tangan disini bahwa saya resmi mengeluarkan mu" Aulia dengan berat hati menandatangani kertas itu.

"Terimakasih. Meu, tolong antar dia" Meu mengangguk. Lalu membawa Aulia keluar dari ruangan Herandi.

Prok.. Prok..

Naron dan Ivan menepuk tangan. "Hebat om. Om keren deh" puji Naron.

"Aduh.. Jadi pingin punya ayah kayak om, dikit-dikit di kasih" ucap Ivan.

"Ya minta ayah mu lah"

"Minta sih bisa om, tapi beli barang nya yang gak bisa" ujar Ivan.

"Kenapa? Bukannya kamu punya black card? " tanya Herandi.

"Ayah saya kan di dalam tanah om, hehe... "

"Gelap pan! "

"Astaghfirullah, saya lupa. Maaf van, nanti saya transfer uang untuk permintaan maaf saya" ujar Herandi.

"Hehe.. Makasih om" Ivan cengar cengir tanpa ada dosa. Lumayan buat tambahan.

"Yee! Bukan nya sedih malah cengar cengir dapat duit" ujar Arzan.

"Sudah.. Sudah.. Ayo pulang semua. Sudah jam delapan malam" ujar Herandi.

"Yaampun om, masih jam delapan"

"Pa, aku bareng mereka aja" ujar Sean.

"Naik dimana lo? " tanya Sani.

"Motor lah"

"Gue mau nyetir sendiri" ujar Sani.

"Gak! Gue aja"

Mereka keluar dari ruangan Herandi. Herandi tentu saja pulang kerumah. Jika anak-anak muda itu pasti akan ke markas.

⋇⋆✦⋆⋇

Hari ini, hari senin. Sani datang lebih awal bersama Sean tentunya, namun mereka berpisah saat di parkiran.

Tidak ada yang boleh terlambat karena hari ini adalah upacara.

Sani duduk di kelas sendirian karena dia terlalu pagi untuk datang ke sekolah.

Tok.. Tok..

Ketukan pintu itu membuat Sani terlepas dari lamunannya. Pintu terbuka terdapat Tezza yang membawa... Coklat?

"Ah iya kak? Ada apa? " tanya Sani.

"Nih" Tezza menyondorkan coklat silverqueen kesukaan Sani. Bagaimana Tezza bisa tau?

"Makasih kak, oh ya kak. Kok kakak tau saya suka coklat silverqueen yang ini? " tanya Sani kepo.

"Ya tau lah"

Hening.

Sani memakan coklat pemberian Tezza. Dan Tezza duduk sambil memperhatikan Sani memakan coklat.

Jempol Tezza berada di ujung mulut Sani dan mengelap coklat tersebut. Jantung Sani tak bisa tenang, sangat kacau sekali.

"Dasi lo kemana? " tanya Tezza.

Sani merubah tempat yang biasanya dasi dipakai. Benar saja, dia melupakan dasi nya lagi.

"Saya mau ke koprasi dulu ya kak" Tangan Sani dipegang oleh Tezza. Sani berbalik badan.

"Pakai dasi gue aja" ujar Tezza.

"Gak usah kak, saya mau beli dulu. Makasih sudah menawarkan" Sani tersenyum sebentar lalu berlari turun ke lantai bawah untuk ke koprasi.

Di koprasi Sani membeli dasi nya. "Beli lagi San? " tanya bu Ani.

"Hehe.. Iya bu, lupa gak bawa dasi" cengengesan Sani.

"Kebiasaan kamu"

"Berapa buk? " tanya Sani.

"Tiga puluh lima ribu San.. Kayak biasanya" ujar guru koprasi.

Sani memeriksa dompet nya. Benar saja, tidak ada uang disana hanya kartu hitam yang berjumlah tiga alias Black card.

Kenapa dirinya selalu lupa membawa uang cash.

"Aduh bu, saya lupa bawa uang cash. Bentar ya bu" Sani pergi menjauh sedikit dari bu koprasi. Lalu Sani membuka ponselnya lalu ngetik sesuatu dan menelpon nya.

"Halo? "
"Gue beli dasi tapi gak bawa duit cash"
"Gue gak ada, adanya cuma black card"
"Yaahh itu mah sama aja"

Tut..

Sani kembali menghubungi seseorang.

"Halo princess? "
"

Pa, Sani mau beli dasi tapi gak bawa uang cash"
"Bentar papa kirim Meu kesana. Tinggal kamu ambil saja"
"Oke pa"
"Kamu dimana? "
"Di koprasi sekolah"
"Baiklah tunggu sebentar"

Tut..

Sani kembali ke tempat ibu koprasi. "Sebentar bu, lagi ngambil uang nya dulu" ibu koprasi itu mengangguk.

"Nona" panggil Meu. Sani menghampiri Meu.

"Kecilin suara" Meu mengangguk.

"Ini dari tuan besar, ada lagi nona? " tanya pelan Meu.

Sani menggeleng, "sudah balik ke kantor lagi" pelan Sani. Meu mengangguk lalu pergi. Dan Sani kembali ke ibu koprasi.

"Ini bu, kembalian nya ambil aja"

"Makasih ya Sani.. "

"Oh ya San.. Itu tadi siapa? " tanya Ibu Koprasi.

"I-itu tadi.. Sepupu, iya sepupu" ujar Sani. Ibu koprasi mengangguk.

"Saya permisi ya bu" Ibu koprasi tersenyum dan mengangguk.

Sani berlari menaiki tangga untuk ke kelas nya.

Tanpa disadari ada orang yang melihat Sani. "Sepupunya.. Cakep juga ddilihat-lihat, " gumam orang itu




***
Tbc.

Halloo..

Lama gak up ya heheee..

Aku waktu itu sibuk bgt sama ujian sampe sampe sehabis ujian lupa klo aku masih ada utang di book ini

Maaf bgt ya guyss.. kayak nya aku bakalan slow update jdi tungguin aja ya

See youu..

Posesif Twins (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang