01

3.6K 260 39
                                    

Seorang pria manis sedang bergutat didapur, sesekali dirinya menatap lantai atas, melihat apakah ada seseorang yang turun dari sana.

Jung Chenle, tersenyum saat mendengar langkah kaki yang mendekatinya, senyum itu tak luntur luntur, menatap sosok yang memang dirinya tunggu sedari tadi.

Jung Jisung. Dirinya duduk dimeja makan sambil memainkan ponsel nya tanpa memedulikan adik nya yang menatap nya dengan antusias.

Lebih tepatnya, adik angkat nya, Jisung dan Chenle sama sekali tak memiliki ikatan darah apapun, Chenle hanya lah orang asing yang masuk kedalam keluarga nya dan membuat kedua orang tuanya tewas, dan Jisung tak akan melupakan hal itu, ia tak akan mau menganggap Chenle sebagai adik, tak akan pernah.

Chenle hanya lah orang asing.

Chenle tersenyum sambil menata masakan buatan nya diatas meja, makanan yang berbau harum dan memanjakan indra penciuman.

'kak, lihat lah, chenle membuat banyak banyak makanan'

Chenle berbicara dengan bahasa tubuh, Chenle adalah anak yang memiliki kekurangan dalam hal berbicara maupun mendengar, karena itu Chenle harus dibantu dengan alat pendengar yang selalu terpasang ditelinga nya.

Tapi percuma saja, Jisung sama sekali tak mengerti apa yang coba Chenle katakan, Jisung tak mau belajar bahasa isyarat walau sedari dulu orang tuanya meminta dirinya, untuk apa juga Jisung belajar? Berbicara dengan bahasa tubuh sungguh merepotkan.

Jisung sama sekali tak menatap Chenle, ia hanya sibuk dengan makanan nya, dan melahap nya dengan tenang tanpa berbicara.

Chenle mengulum senyum indahnya, ia ikut duduk di depan Jisung, lalu mulai ikut makan bersama kakak nya.

Walau Jisung membenci Chenle, tapi Chenle sama sekali tak membenci Jisung. Ia akan membuktikan pada Jisung bahwa dirinya sangat menyayangi sang kakak lebih dari pada apapun.

→→→

Hari ini adalah hari yang sangat Chenle tunggu, Chenle menatap gedung sekolah yang sangat menjulang tinggi itu, yang sebentar lagi menjadi sekolah nya, ah maksudnya sudah menjadi sekolahnya.

Chenle tersenyum gugup sambil memegangi tas ransel nya yang tersampir di pundaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle tersenyum gugup sambil memegangi tas ransel nya yang tersampir di pundaknya.

Chenle perlahan memasukan kaki nya kedalam sekolahan nya itu, sungguh mewah sekali sekolah baru nya ini.

Chenle berkeliling mencari keberadaan ruang guru, saat asyik mencari tatapan Chenle tertuju pada lapangan basket dan disana ada Jisung sang kakak bersama teman teman nya, Chenle hendak menghampiri Jisung, dan ingin bertanya dimana ruang guru.

[√] Krisan <jichen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang