Kasur yang panas

706 32 6
                                    

📢📢WARNING!! DALAM CERITA INI TERDAPAT ADEGAN KASUR! JADI SAYA HARAP KALIAN MEMBACANYA SETELAH BERBUKA! TAPI KALAU PENASARAN SILAHKAN DIBACA!

Hawa dingin yang menembus di kulit membuat Dazai merapatkan selimutnya, ia merasa sangat nyaman tidur tanpa beban pikiran di kepalanya.

Fyodor, pria yang tidur bersamanya melihat tingkah laku Dazai yang terlihat imut. Ingin rasanya ia menerkam tubuhnya untuk membantunya hangat kembali. Pintu kamar terbuka, terlihat Chuuya mengintip ke dalam dan melihat apakah mereka sudah bangun atau belum.

Fyodor yang sudah terbangun menengok ke arah pintu dan melihat Chuuya mendekati kasur mereka untuk melihat keadaan Dazai. "Apa kita biarkan dulu?"

"Tentu, sebaiknya kita bersiap-siap saja." Fyodor turun dari kasurnya, ia mengikat rambut hitamnya agar tidak merasa gerah.

Mereka menuju dapur untuk membuat sarapan pagi. "Nanti kita berangkat jam berapa?" tanya Fyodor yang sedang mengaduk sup jamur.

Chuuya menatap jam dinding, terlihat pukul enam pagi. "Mungkin jam sembilan."

"Baiklah."

Terjadi keheningan sejenak pada saat itu dan Chuuya meringis pelan karena jari telunjuknya terkena pisau. "Sebaiknya langsung cuci tanganmu," perintah Fyodor, ia segera menyalakan kran wastafel dan mencuci tangan nya yang mengeluarkan darah segar.

"Bagaimana?" Di ambilnya kotak obat oleh Fyodor dan ia menyuruh Chuuya untuk mendekat ke meja makan.

"Agak perih tapi ini tidak seberapa."

"Jangan seperti itu, sebaiknya di plester saja." Fyodor mengambil jari telunjuk Chuuya yang masih mengeluarkan darah, ia menatapnya dan mengemut jarinya.

"O-oi! Apa apaan ini?!!" kesal Chuuya, tetapi di wajahnya terlihat semburat pink yang menahan malu. "Kata orang, ludah bisa sedikit mengobati luka seperti ini."

Di ambilnya plester dan memasangkannya di jari telunjuk Chuuya yang mengeluarkan darah.

"Sudah selesai."

"T-terima kasih," lirih Chuuya yang segera membalikan tubuhnya untuk kembali memasak. Melihat itu membuat Fyodor merasa gemas dengannya.

Ia mendekat ke arah wajahnya dan mencium bibir Chuuya sekilas. Merasakan bibirnya di cium sekilas, dengan segera ia memundurkan langkahnya dengan wajah yang merah.

"K-kau sialan!!"

"Pfft- maafkan aku." Fyodor terkekeh geli melihat itu dan terdengar suara deham dari belakang mereka.

"Ekhem!"suara dehaman tersebut membuat mereka terkejut, di tolehkan kepala mereka untuk menatap siapa yang berdeham.

***

Ku buka kelopak mataku yang masih terasa berat, menatap langit-langit kamar serta menggerakkan jari-jari tangan agar tidak kaku.

Terlihat cahaya matahari yang terang dari jendela yang masih tertutup tirai membuat mataku terasa silau. Jam analog yang berada di nakas menunjukan pukul 6:15 dan tercium aroma masakan dari arah dapur.

"Sepertinya mereka sedang memasak," pikirku yang sudah terduduk sembari menyisir rambut ku. "Aku ingin rambut pendek ku."

Ku alihkan pandangan dan menatap dadaku yang terasa mengganjal. "Berat ... tapi enak juga." Di remasnya dada olehku sendiri dan membuka kancing bajuku untuk melihat nipple ku.

"A-aku menginginkan itu." Dengan wajah yang memerah, aku kembali mengancing bajuku dan segera menuju dapur.

Tetapi, yang ku lihat mereka sedang berciuman- ah tidak. Fyodor mencium bibir Chuuya dan membuatku sedikit cemburu.

Tragedy Of Love - Dazai Osamu Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang