Memulai

114 11 0
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu. Saat ini Dazai terduduk di kasur dengan keadaan lemas.

Wajah, rambut, serta pakaiannya terlihat berantakan. Dia tidak peduli dengan penampilannya saat ini.

"Dazai, sebaiknya kita majukan tanggal pernikahan kita," celetuk Fyodor tiba-tiba. Dazai yang mendengar itu mengerutkan keningnya serta mendekati Fyodor.

"Ada apa? Kenapa kau majukan tanggalnya?"

"Aku ingin kita resmi menikah." Dazai mengalihkan pandangannya, terlihat semburat merah di kedua pipi wanita itu menandakan kalau Dazai tersipu malu.

"Dasar bodoh! Aku belum siap, kau tahu?!" Dazai mengerucutkan bibirnya. Fyodor merasa gemas dengan sifatnya itu, dia menarik pinggang Dazai ke dalam pelukannya.

"Minggu besok kita akan menikah. Aku sudah menyiapkan semuanya, dan … apa kau sudah mengatakan hal ini pada rekan mu yang ada di agensi?"

Dazai menggeleng pelan, ia terlupa kalau dirinya masih terikat dengan agensi detektif. "Aku takut mengatakan pada mereka. Apalagi Yosano-San, dia mungkin akan lebih marah padaku."

"Dia tidak akan marah jika kau menjelaskan secara baik-baik."

"Ugh … baiklah."

Kecupan manis mendarat di dahi Dazai, pria itu mengelus kedua pipi sang calon istri dengan lembut.

"Sebaiknya kau mandi terlebih dahulu, aku akan memasak sarapan untuk mu."

Dazai menurutinya, dia mengambil handuk yang tergantung lalu menuju kamar mandi. Namun, saat sampai di dalam kamar mandi, Dazai merasa mual.

Dia segera memuntahkan sesuatu yang terasa tidak enak pada lambung nya. "Urghh … kenapa perutku terasa mual?"

Dazai mencoba mengabaikan hal itu, dia segera mandi dan bersiap-siap menuju agensi nantinya.

Pukul 08:00 pagi, Dazai telah selesai berpakaian serta berdandan. Dia menuju dapur yang saat ini Fyodor berada.

"Pagi, Osamu. Kau terlihat segar hari ini," puji Fyodor, pria itu menaruh mangkuk berisi nasi di hadapannya.

Dazai menatap arah lain, ia masih tidak terbiasa dengan pujian dari Fyodor. "T–terima kasih."

***

"Apapun perintah atau permintaan mu, akan ku turuti."

Bryan membungkukkan badannya selayaknya seorang pangeran. Dia mengambil tangan kanan Rei, lalu mengecup punggung tangan nya dengan romantis.

"H–huh? Kenapa kau melakukan hal ini padaku?!"

"Karena dulu aku sudah berjanji untuk menikahi mu, sayang!"

"Kapan aku kau mengatakan hal itu? Bukankah kita baru saja bertemu kemarin?"

"Memang, tapi ada seseorang yang menghapus ingatan mu hingga membuatmu seperti ini."

Rei terdiam, "menghapus ingatan ku? Apa maksudmu?" Di goyangkan kedua pundak pria itu dengan kasar. Ia saat ini ingin menjelaskannya, namun Tsuraya memanggil dirinya agar masuk ke dalam ruangan rapat.

"Maaf, aku tidak bisa menceritakan itu sekarang. Boss memanggilku untuk rapat." Ia segera menuju arah lain dan meninggalkan Rei yang masih terdiam di tempat itu.

Akan tetapi, seorang gadis yang memakai kimono berwarna merah itu memperhatikan dirinya dari kejauhan.

Rei yang menyadari hal tersebut segera mendekati Kyouka, dia berjongkok setengah badan untuk menyapa gadis itu.

Tragedy Of Love - Dazai Osamu Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang