Pernikahan (1)

228 18 1
                                    

Pertempuran antara Ryu dan Chuuya berakhir pada pukul 17:58. Hana menyuruh Chuuya untuk mundur, mereka sedikit kewalahan dengan pertempuran tadi.

"Kami akan datang lagi nantinya!"

Hime menghela napas, ia menyibakkan poni rambutnya ke belakang sambil menendang puing bangunan. "Argh! Dasar, jalang!"

Umpatan kesal dari Hime membuat Ryu sedikit ketakutan. Ia takut kalau sang kakak akan mengamuk kembali karena wanita tadi telah pergi.

Tepat saat itu juga cangkir yang dipegang Dazai terjatuh ke lantai.

Pecahan cangkir tersebut pecah, teh panas mengenai jemari kaki Dazai. Dia memundurkan langkahnya seketika agar terhindar dari pecahan itu.

Fyodor yang tadinya berada di dapur segera mendekat dan melihat apa yang terjadi pada Dazai setelah mendengar pecahan cangkir tadi.

"Dazai, ada apa?"

Ditatapnya pecahan cangkir tersebut, ia kemudian menyuruhnya untuk duduk.

"Sebaiknya kau duduk saja, biar aku yang membereskan ini."

Dazai hanya menjawab singkat, dia duduk di kursi sembari membersihkan kakinya yang terkena teh panas.

Setelah membereskan pecahan cangkir, Fyodor duduk di sebelah Dazai. Dia memperhatikan sang calon istri yang terlihat murung.

"Apa ada yang sakit?"

Dazai menggeleng pelan. "Aku tidak tahu. Tetapi, entah mengapa hatiku terasa hampa saat ini."

Fyodor menggenggam tangan kanan Dazai, lalu mengecup punggung tangannya dengan romantis.

"Jangan memikirkan hal lain, aku cemburu karena hal itu."

Kedua pipi Dazai memerah. Ia tidak menyangka jika Fyodor akan cemburu saat dirinya sedang memikirkan Chuuya.

"Kau milikku sekarang, tidak boleh ada yang memilikimu selain aku."

Lagi-lagi wajah Dazai merasa panas. Dilepaskannya genggam Fyodor dengan kasar, kemudian beranjak dari tempat itu untuk menuju kamar.

"Baka!" umpatnya sambil menutup pintu. Fyodor hanya bisa terdiam karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.

"Dasar, tidak peka," ucap seseorang dari arah belakang Fyodor. Terlihat sebuah lingkaran portal berwarna kuning muncul bersamaan dengan seorang pria bersurai putih.

"Gogol, apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku juga sama seperti mu, Dost-kun."

Pria bersurai putih dan berpakaian seperti badut itu bernama Nikolai Gogol. Didudukkan tubuhnya pada sofa karena merasa lelah.

Topi tinggi yang ia kenakan ditaruh di atas meja, sementara dirinya menyender pada pundak Fyodor yang terbilang cukup nyaman.

"Apa yang terjadi pada Sigma?"

Gogol terdiam sejenak. "Aku memecahkan gelas kesayangannya." Fyodor melirik Gogol, ia tidak menyangka jika pria itu membuat Sigma murka.

"Aku tidak mau membantumu yang satu ini." Fyodor beranjak dari sofa, membuat senderan kepala Gogol terjatuh. "Ehh!! Kenapa kau tidak mau membantu yang ini, kau curang, Dost-kun."

Ditariknya ujung baju Fyodor dengan kuat, tatapan mata yang memelas seperti anak kucing membuat Fyodor sedikit tidak tega padanya.

"Tolong bantu aku yang ini! Nantinya akan ku beri hadiah saat pernikahan mu."

Fyodor sedikit tertarik, ia duduk kembali untuk mendengarkan permintaannya.

"Apa yang ingin ku bantu?"

Tragedy Of Love - Dazai Osamu Female Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang