KIDUNG BIMBANG

0 0 0
                                    

Palupi merupakan sosok wanita cerdas dan berjiwa pemimpin. Sebagai anak pertama, dia sudah dididik menjadi pemimpim bagi adik-adiknya. Walaupun tanpa disadari para junior di sekolah menjadikan Palupi sebagai sosok panutan.

Palupi merupakan seorang guru senior di sekolah. Jabatannya sebagai Wakil Kepala Sekolah menjadikan dirinya cukup disegani rekan kerja. Merupakan sosok yang loyal dan berdedikasi pada pekerjaan. Jika sedang sibuk bekerja, Palupi bisa lupa diri. Sosoknya di sekolah berbeda jauh dengan di rumah. Seperti dua sosok yang bertolak belakang.

"Siti, data siswa kelas 12 sudah masuk semua dalam DPU belum? Apa lagi yang kurang?" Palupi bertanya kepada Siti yang merupakan Staf Tata Usaha di sekolah.

"Tinggal 10 anak lagi mbak, mereka belum kumpul ijazah  SMP dan foto". Siti menjawab dengan gelisah. Tugas ini sudah tiga minggu lebih diberikan. Tetapi belum juga selesai. Siti hawatir membuat Palupi marah karena deadline pengumpulan DPU semakin dekat.

"Sudah hubungi wali kelasnya belum? Kenapa belum kumpul ijazah dan foto?"

"Sudah mbak, tetapi sampai sekarang belum kumpul. Sebenarnya foto sudah dikumpulkan tetapi kualitasnya jelek. Kalau untuk ijazah tidak layak".

"Mana daftar nama siswa yang belum kumpul, mbak akan selesaikan sendiri"

"Sebentar mbak, saya salin dulu"

"Mbak tunggu di meja ya".

Palupi melanjutkan kegiatannya berkeliling sekolah. Mengecek kebersihan kelas dan guru-guru yang tidak masuk, serta kelas yang tidak kondusif. Biasanya di hari Sabtu begini beberapa guru sering meninggalkan tugas dengam berbagai alasan.

Beberapa siswa memilih menghindar daripada bertemu dan berurusan dengan bu Upi, panggilan mereka untuk Palupi. Terutama bagi siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti berpakaian tidak sesuai aturan, rambut gondrong untuk anak laki-laki dan anak perempuan yang bermake up tebal. Palupi dikenal sebagai guru yang tegas dan disiplin dikalangan siswa. Sehingga mereka lebih mencari aman daripada kena hukum.

Tetapi tidak semua siswa menghindari Palupi. Bagi siswa kelas IPA, bu Upi merupakan guru favorit. Karena selalu menyajikan pembelajaran yang beragam dan membuat belajar jadi menyenangkan. Walau bu Upi mengajar Kimia, tetapi tidak terasa susah.

Tampaknya hari ini suasana sekolah kondusif, semua guru dan kelas berjalan sebagaimana mestinya. Palupi tinggal menyelesaikan sedikit berkas lagi sambil menunggu waktu pulang. Hingga saat membuka notifikasi di gawainya. Palupi tertegun. Pengumuman seleksi Pendamping bagi Calon Guru Penggerak. Suatu kegiatan prestisius dari Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. Suatu kesempatan yang sayang untuk dilewatkan.

Palupi tertegun melihat pengumuman itu. Hatinya meragu dan bimbang. Mencari dimana terdengar kidung petunjuk. Semua sunyi dan senyap. Tiada terdengar kidung itu. Hanya ada suara samar celoteh siswa diujung kelas. Gurauan rekan kerja menunggu pergantian jam. Kebimbangan itu tak kunjung sirna. Berharap ada kidung yang mampu mengusir gundah gulana. Hanya ada suara bel tanda berakhir pelajaran. Bimbang tetap bertengger di sudut hati, enggan menjauh. Sementara kidung tak juga mengalun.

KIDUNG LEMATANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang