Boruto dan Sarada. Siapa yang tidak mengenal mereka. Sepasang remaja yang di karuniai wajah rupawan, otak cerdas dan juga populer di sekolah. Banyak orang yang tidak tahu bahwa keduanya hanya memiliki ikatan persahabatan sejak kecil. Karena jika sepasang mata manusia menangkap pemandangan keduanya sedang bersama, yang mereka tahu bahwa Boruto dan sarada adalah sepasang kekasih yang terlihat begitu mesra. Sayangnya, kenyataan berkata lain. Mereka hanya berteman dan tak lebih dari zona itu.
Sore yang melelahkan bagi Boruto dan Sarada. Karena sejak bel pulang sekolah berbunyi hingga jarum jam menunjukkan pukul lima sore lebih lima belas menit, keduanya masih terjebak di perpustakaan sekolah. Keduanya tengah menyelesaikan tugas praktek mereka untuk ujian akhir. Dan banyak sekali materi yang harus mereka kumpulkan dan lalu mereka harus merangkum seluruh materi itu.
Sarada menghela napasnya kasar saat bola mata hitamnya bergulir pada sosok pria berambut pirang yang duduk di seberang mejanya. Teman yang menjadi satu tim nya dalam mengerjakan tugas justru fokus pada layar ponselnya. Boruto sama sekali tidak menyentuh buku-buku yang bertumpuk di sisi kanan kirinya. Seharusnya, ia harus merangkum beberapa materi agar tugas mereka segera selesai.
"Tentu saja tugas ini akan selesai bulan depan jika aku sendirian yang menyelesaikannya," gumam Sarada. Mata hitamnya kembali pada laptop-nya dan jemarinya mulai menari-nari di atas keyboard. Sesekali bola matanya bergeser melirik tulisan tangan di bukunya dan mengetik kata demi kata yang tertulis di sana.
Boruto meringis, menampilkan jajaran gigi putihnya yang rapi. Pria itu meletakkan ponselnya lalu meraih satu buku dan mulai membuka lembaran-lembaran bukunya secara sembarangan.
"Bukankah kau bisa menyelesaikan sendiri tanpa perlu bantuan ku, Sarada?" ujar Boruto.
"Hm. Kalau begitu nanti hanya akan ku tulis namaku di tugas ini."
"Baiklah baiklah."
Sarada mendelik sekilas pada Boruto yang sudah mulai mencari materi untuk melengkapi tugasnya. Sudut bibirnya terangkat lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
Beberapa saat setelah Sarada kembali pada kegiatannya, mata biru Boruto mengawasi Sarada yang tampak begitu serius mengerjakan tugas-tugasnya. Ia mencuri-curi pandang untuk sekedar mengagumi rupa cantik Sarada.
'Cantik...' gumamnya dalam hati. Tanpa ia sadari mata safirnya memandang Sarada dengan binar kekaguman yang memancarkan perasaan yang selama ini ia pendam kepada sahabatnya.
Cinta... Rasa itu yang ia rasakan sekarang. Jika saja Sarada fokus pada Boruto, mungkin gadis itu akan mendengar debaran jantung Boruto yang sedang menggila secara tiba-tiba saat kedua mata birunya mengawasi raut wajah Sarada yang terfokus pada tugasnya.
Entah sejak kapan Boruto memperhatikan putri tunggal dari Uchiha Sasuke yang merupakan sahabat ayahnya itu. Mungkin sudah beberapa bulan ini, wajah Sarada selalu menempel di pelupuk matanya. Rambutnya yang hitam panjang sepunggung, wajahnya yang imut dan cantik, mata jelaganya yang indah dengan bulu mata panjang dan lentik yang selalu tampak menawan saat berkedip. Hidung mancungnya, serta bibirnya yang... selalu mengundang hasrat Boruto untuk mengecupnya.
'Ahh, Sarada.. sadarkah kau jika kau benar-benar membuatku gila?'
Sisa waktu yang mereka lewati di perpustakaan, berakhir dengan tugas yang selesai oleh Sarada sendiri. Sedangkan Boruto melewatinya dengan sibuk memandangi Sarada.
Boruto bersandar pada daun pintu perpustakaan. Kedua lengannya ia lipat di belakang kepalanya. Boruto memandangi Sarada yang sedang mengecek barang-barangnya di dalam tasnya, memastikan tak ada sehelai kertas pun yang tertinggal di meja perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mistake [BoruSara]
Fanfiction21+ ✓ selesai di PDF sebuah kesalahan fatal yang dilakukan Boruto dan Sarada mengharuskan hidup mereka berubah drastis... sanggupkah mereka menghadapi pahitnya hidup dan masalah yang datang secara bertubi-tubi?? disclaimer: Masashi Kishimoto pair: B...