Our Mistake [BoruSara]

Dua

Boruto dan Sarada tak berani menggerakkan ujung jari mereka sedikit pun seakan-akan pergerakan kecil mereka sanggup membuat Kawaki dan Sumire menyadari keberadaan mereka.

Kedua manusia yang sedang menyembunyikan diri di balik kardus itu sama-sama tegang, terpaku, terhipnotis oleh apa yang sedang mereka lihat. Sedang di seberang ruangan terdapat sepasang remaja yang tengah melampiaskan nafsu mereka tanpa menyadari ada sosok lain di dalam ruangan yang sama, sedang memperhatikan aksi mereka.

Tenggorokan Sarada kering melihat bagaimana Kawaki menyentuh setiap jengkal permukaan kulit Sumire. Ia menyentuh, menjilat, dan mengecup setiap bagian sensitif Sumire. Gerakan demi gerakan terpaksa terekam dalam pandangan Sarada. Tubuhnya benar-benar tegang dan gemetar. Ia bahkan tak sadar telah mencengkeram kuat kemeja Boruto yang berlutut di sisinya.

Apa yang Sarada rasakan juga di rasakan oleh Boruto. Bahkan bukan hanya tubuhnya saja yang tegang, tapi bagian lain yang tak seharusnya menegang saat ada seorang gadis polos berada di sisinya. Tanpa Sarada sadari, ia telah menyalurkan getaran aneh di tubuh Boruto.

Boruto dan Sarada menelan ludah secara bersamaan saat Sumire mulai berlutut, dengan wajah yang sudah menghadap pada kejantanan Kawaki yang menegang. Berdiri tegak dengan ukuran yang luar biasa. Bagian bawah tubuh Sarada berdesir aneh. Tubuhnya tiba-tiba lemas hingga ia terduduk dengan bahu yang menyandar pada tubuh Boruto. Dengan gerakan lambat Boruto menoleh pada Sarada. Dadanya berdebar kencang saat cengkeram tangan Sarada beralih di atas pahanya. Celananya kusut akibat remasan Sarada yang begitu kencang.

Dan saat itulah otak Boruto mulai kehilangan kewarasan dan bisikan-bisikan setan merayu-rayunya. Ia ingin menyentuh gadis itu. Ingin merasakan apa yang dirasakan oleh Kawaki ketika menyentuh tubuh Sumire. Bibirnya mengering, berharap kembali basah saat bibir Sarada menyentuh bibirnya, bertukar saliva dalam ciuman dalam. Seketika tubuh Boruto merinding, lalu untuk beberapa saat ia menguasai kembali kewarasan yang sudah keluar dari otaknya.

Sarada memejamkan matanya secara paksa dengan bibir bawah yang ia gigit kuat. Boruto tersentak saat mendengar pekikan mengerikan yang ia pikir adalah suara Sarada. Hingga Boruto tersadar bahwa suara itu adalah milik Sumire.

"Kawaki." desah Sumire.

Boruto menatap tajam pada Kawaki. Pria yang sepuluh tahun yang lalu di bawa pulang oleh ayahnya dan dengan bangga sang ayah mengumumkan bahwa Kawaki adalah bagian dari keluarga Uzumaki. Kawaki hanya beberapa bulan lebih tua dari Boruto, raut wajahnya terlihat begitu dingin, namun siapa yang menyangka bahwa ia bisa menjadi kakak yang baik dan menjadi panutan bagi Boruto dan adik perempuannya. Bahkan Boruto yang awalnya tak bisa menerima kehadiran Kawaki secara perlahan mulai menyayanginya dan benar-benar menganggapnya sebagai saudara.

Entah karena alasan apa, saat memasuki bangku SMA Kawaki memutuskan untuk hidup sendiri dan memohon pada ayahnya untuk membiarkannya hidup sendirian di Apartemen sederhana dan akan mencari pekerjaan paruh waktu untuk membiayai hidupnya sendiri. Ayahnya sempat menolak, tapi akhirnya mengijinkan Kawaki pergi dengan syarat Kawaki tidak boleh menolak apa pun yang ayahnya berikan untuknya dan Kawaki menyetujuinya.

Apa yang Boruto lihat sekarang nyaris membuatnya tak percaya. Pasalnya, Kawaki bukan pria yang tampak tertarik dalam urusan wanita apalagi melakukan seks di sekolahan dengan gadis polos dan lembut seperti Sumire. Ah, Boruto sendiri tidak tahu apakah Sumire benar-benar polos karena bahkan sekarang gadis itu tengah telanjang, menikmati setiap sentuhan Kawaki.

Kawaki mulai bergerak. Bibirnya mengulum bibir Sumire. Mengecupnya secara bergantian antara bibir atas dan bibir bawah. Setiap gerakan itu membuat Boruto menelan ludahnya yang sudah mulai kering. Dan sekarang pun, Boruto sendiri sudah di selubungi oleh gairah hanya dengan melihat kedua remaja itu saling bergerak, berbagi kenikmatan dalam penyatuan.