Tiga Belas

2.4K 74 74
                                    

Langit yang hitam tampak indah dengan hiasan kerlipan bintang-bintang. Jauh di bawah langit duduk sepasang kekasih di sebuah bangku yang terletak di taman belakang di kediaman keluarga Uchiha.

Uzumaki Boruto, bocah berusia delapan belas tahun yang memiliki paras tampan di lengkapi dengan manik safir sewarna dengan samudera. Ia memiliki rambut pirang yang berantakan. Penampilannya modis dan keren karena memang ia di lahirkan dari keluarga kaya yang menguasai puluhan perusahan besar yang tersebar di beberapa Negara.

Namun kekayaan yang ia nikmati sejak ia lahir di muka bumi ini, harus di rampas dari genggamannya dalam waktu semalam. Ia harus menjalani hidup dengan usahanya sendiri. Dan lagi, ia harus membiayai hidup kekasihnya yang tengah berbadan dua. Ia menyesal menarik hidup Uchiha Sarada dalam kesusahan. Karena pada dasarnya, kekasihnya pun memiliki hidup yang setara dengannya. Terlahir di keluarga kaya, terpandang, dan terhormat.

Semua karena kebodohannya. Kebodohan seorang Uzumaki Boruto yang tak bisa mengendalikan diri dari hawa nafsunya. Karena keegoisannya ia menghamili sahabatnya sendiri. Sahabat yang selalu ia cintai secara diam-diam.

Boruto menunduk, menatap sepasang sepatunya sendiri. Pikirannya kalut hingga ia mencengkeram sendiri kepalan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Berkali-kali ia mengulum bibirnya yang terus menerus mengering. Ia bingung dengan kondisinya saat ini. Galau, atas apa yang akan ia lakukan dengan hidupnya di masa depan.

Usianya baru menginjak delapan belas tahun, dan seminggu lagi ia baru akan lulus dari SMA, namun ia harus menjadi suami dari Uchiha Sarada. Satu-satunya keturunan Uchiha Sasuke yang terhormat. Meski Sasuke adalah sahabat baik dari ayahnya, tetap saja pria itu tak bisa menerima perlakuannya yang dengan kurangajar menyentuh putri tunggalnya.

Sasuke dan ayahnya menghukumnya. Begitu berat hingga ia tak tahu apakah ia sanggup menghadapi semuanya atau tidak. Ia dinikahkan dengan Sarada karena Sarada terlanjur hamil anaknya. Di lepaskan begitu saja, dengan mencari hidup sendiri. Mencari tempat tinggal sendiri dan mencari uang sendiri untuk menghidupi Sarada yang sedang hamil.

Sekarang, ia tak sanggup memandang wajah Sarada yang duduk di sisinya. Mereka terdiam di keheningan malam. Hanya ada suara hewan-hewan malam yang menjadi backsound di antara mereka. Ada banyak hal yang ingin Boruto sampaikan pada Sarada namun ia memerlukan keteguhan hati untuk mengungkapkannya.

Boruto mengerling sekilas pada Sarada yang masih duduk tenang di sampingnya. Ia menengadahkan wajahnya ke atas menatap langit gelap. Boruto bertanya dalam hati, apa yang sedang ia pikirkan sekarang? Apa ia juga merasa menyesal?

"Ss-Sarada," Boruto tergagap. Ia mengangkat wajahnya, mengawasi Sarada yang masih menatap ke arah langit.

"Hm?"

Dada Boruto tersentak saat Sarada menoleh padanya. Ia tersenyum meski setipis kertas, namun hal itu sanggup membuat Boruto sedikit menghangat. Mata jelaganya seakan memberi kekuatan di hatinya.

"Maafkan aku," kata Boruto. Ia kembali menunduk dengan penuh sesal.

"Semua ini bukan hanya kau yang bersalah, tapi aku juga." Sarada menepuk bahu Boruto. Wajahnya ikut menunduk mencari wajah Boruto.

"Aku hanya tak mengerti. Apakah nantinya aku sanggup membahagiakanmu?"

"Selama ada kau di sisiku, aku akan baik-baik saja Boruto."

Sekali lagi, dada Boruto menghangat. Matanya memanas bersiap menangis, namun ia malu pada Sarada.

Keadaan kembali hening hingga kemudian Boruto meraih tangan Sarada, menggenggamnya, dan menatap kedua mata hitam Sarada.

"Sarada, mungkin aku tak bisa memberikan segala yang bisa di berikan oleh paman Sasuke kepadamu. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa aku sungguh-sungguh ingin mempertanggung jawabkan kebodohanku. Kesalahan besar yang membuat kau harus terseret dalam keadaan ini. Ku harap kau tak keberatan hidup bersamaku, berdua denganku. Meski mungkin akan serba kekurangan. Kau mungkin akan tinggal di sebuah Apartemen kecil yang hanya cukup untuk kita berdua, jauh berbeda dari rumah keluarga Uzumaki atau pun keluarga Uchiha. Tapi setidaknya, tempat itu layak untuk di tinggali."

Our Mistake [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang