V - TWO SIDES

273 30 14
                                    

"Jadi kau mau mengatakan kalau kau tahu dimana letak tubuh aslinya Luo Yi?"

Claude mengangguk. Dia memakan camilan yang disediakan oleh Zhong Yu untuknya. Claude tidak tahu bagaimana ceritanya Luo Yi sedang menggunakan tubuh orang lain sebagai wadah jiwanya, tapi ini merupakan kesempatan yang bagus untuk bernegoisasi dengan naga hitam.

"Sebagai gantinya." Lelaki itu memandangi kue macaron ditangannya. "Aku harus tahu apakah kau terlibat oleh tragedi ayahku dibunuh."

Raut muka Zhong Yu berubah setelah mendengar perkataan anak muda dihadapannya. "Kau bercanda..."

"Tidak. Aku serius."

Kedua naga berbeda jenis itu saling menatap dengan tajam. Luo Yi yang telah menyiapkan kudapan untuk Claude kontan membanting nampannya. Memecahkan suasana mencekam itu menjadi mengejutkan.

"Kau mengagetkanku, tante!" seru Claude yang merasa jantungnya mau copot.

"Aku baru berumur 26 tahun!" seru Luo Yi kesal. "Kau naga bagong hanya terpaut dua tahun lebih muda dariku!"

"Apa? 26 tahun?!" Claude menatapnya tidak percaya. "Kukira umurmu 32--"

"Berhenti bercanda, bocah. Kembali ke topik," Zhong Yu melemparkan serpihan kuenya kearah Claude. Menarik perhatian pemuda bersurai kecokelatan itu. "Aku tahu suatu saat nanti kau akan mencari tahu alasan mengapa ayahmu dibunuh."

"Kalau kau tahu, pasti kau terlibat--"

"Tidak, saat itu aku sedang berada di Chyou An." Zhong Yu bersidekap sedangkan Luo Yi duduk disampingnya. "Aku sedang berkelahi dengan anak-anak muda yang sengaja membangunkan hibernasiku."

Chyou An merupakan kawasan orang-orang oriental yang memiliki ilmu pengobatan sekaligus herbanya sangat diacungi jempol. Letak Chyou An sangatlah jauh dari pulau Kalmarine, kira-kira membutuhkan satu minggu perjalanan untuk tiba kesana.

Sementara itu tragedi pembantaian keluarganya dilakukan kurang dari satu minggu.

Claude memikirkan itu semua kemudian masih meragukan perkataan Zhong Yu. "Kalau begitu setidaknya kau memiliki petunjuk mengapa keluargaku diserang!"

"Itu..." Zhong Yu terlihat menimbang-nimbang keputusannya mengatakan itu pada Claude. "...ini hanya dari berbagai pendapat yang kudengar, sisanya kau cari tahu sendiri saja."

"Aku tidak membutuhkan omong kosong!" Claude mengepalkan kedua tangannya kuat. "Aku harus menemukan siapa pelaku yang membuat tragedi itu pada ayah dan ibuku."

"Setelah itu?"

"Aku akan membunuh mereka."

Zhong Yu memiringkan kepalanya sejenak sambil memandang Claude. "Nak, membunuh seseorang tidak semudah itu."

"Setidaknya aku berusaha mencobanya..." Claude mengamati tangannya yang terkepal erat. Dia tidak memiliki jalan kembali setelah bertekad untuk menemukan siapa pelaku yang membuat hidupnya seberantakan ini.

"Baiklah. Kudengar kau juga bisa melihat benang merah takdir bukan?" tanya Zhong Yu sambil menunjuk dirinya. "Jika kau sudah menemukan belahan jiwamu, cobalah untuk mencari tahu bersamanya."

"Apa hubungannya masalah ini dengan belahan jiwaku?" tanya Claude keheranan.

"Tentu saja ada." balas pria berambut hitam itu memandangnya datar. "Apapun yang bersangkutan dengan hidupmu, pasti dia juga berkaitan. Kalian akan saling berhubungan."

Claude terdiam. Dia teringat perempuan yang sempat menabraknya itu memiliki warna mata hijau yang cerah.

"Benang merah itu tidak hanya menyatukan ikatan kedua insan, tetapi juga memiliki kaitan dengan hidup kalian." Pria itu mendadak merasa aneh setelah menjelaskannya. "Padahal kau yang memiliki kekuatan tersebut, kenapa kau tidak tahu?"

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang