VII - DRAGON'S ISLAND

358 36 15
                                    

"Apa? Fanny diculik?!"

"Maaf karena aku telah gagal menjaga nona muda."

Tigreal mencerna situasi yang baru saja terjadi. Dia telah kembali dari istana setelah menjalankan tugasnya sebagai orang-orangnya putri Silvanna. Namun, dia dikejutkan dengan kegemparan para penghuni kastil Wertz tengah sibuk demi mencari keberadaan adik kesayangannya.

Menurut sebagian informasi yang ia ketahui, saat adiknya berlibur di salah satu villa keluarganya. Fanny diculik oleh orang asing tanpa ada jejak yang ditinggalkan.

Begitu misterius.

"Tolong berikan aku waktu demi mencari nona muda! Aku pastikan aku bisa membawanya kembali." seru Leomord masih setengah berlutut memohon kemurahan hati sang calon pewaris Wertz yang sedang berjalan menuju balkon ruang tamu rumah ini.

Tigreal menemukan kejanggalan atas kehilangannya Fanny. Dia bersidekap seraya memikirkan kemungkinan yang sepintas lewat dipikirannya.

Masalahnya, kekuatan militer keluarga Wertz itu tidak pernah sekalipun diragukan mengingat kemampuan prajurit termasuk Leomord itu merupakan ksatria yang sangat berbakat.

Jadi, kalau sampai Fanny diculik. Ada kemungkinan orang yang membawanya bukanlah orang biasa.

"Bisa jelaskan.... " gantung Tigreal yang langsung duduk diatas sofa sembari menatap Leomord dengan serius. "... secara detail bagaimana hal ini terjadi pada Fanny?"

"Nona muda mengundang pria asing yang tidak kuketahui identitasnya. Baik secara data kekaisaran maupun data rakyat dan para bangsawan di ibukota." ulas Leomord dengan pelan.

"Aku mengawasi interaksi mereka dari luar ruangan. Namun, pria asing itu mengetahui keberadaanku dan tahu apa yang sedang kulakukan."

Alis Tigreal terangkat, merasa tertarik setelah mendengar penjelasan tersebut.

"Singkatnya, aku merasa dia merupakan ancaman bagi nona muda karena mengetahui diriku dan segalanya terjadi begitu... " Leomord termenung sejenak demi mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. "... cepat."

"Apa yang terjadi?" tanya Tigreal penasaran.

"Aku diteleportasi."

Tigreal mengerjapkan matanya. Fakta bahwa dunia yang mereka tinggali dipenuhi sihir dan sesuatu yang misterius bukanlah hal baru lagi. Baginya, ini sesuatu yang patut diselidiki.

"Pria asing itu bukan manusia biasa." gumam Tigreal merangkum penjelasan tersebut.

"Dari yang kutangkap melalui obrolan mereka sebelumnya, pria itu membicarakan benang atau sesuatu yang membuat mereka ditakdirkan." lanjut pria bersurai legam sembari menghembuskan nafasnya. Dia merasa gelisah karena tidak bisa menjaga Fanny.

Benang? Sesuatu yang ditakdirkan?

"Benang merah takdir?" tebak Tigreal melihat adanya kebingungan dari raut muka kawan lama satu kelas berpedangnya.

"Benar. Itulah yang mereka bicarakan!"

Raut muka pria itu berubah. Tigreal mulai resah.

Leomord yang menyadari keresahan dari pria tersebut kontan bertanya, "Ada apa?Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Orang yang bisa melihat takdir tersebut. Seperti pria asing yang kau katakan." sahut Tigreal dengan nada ragu.

"Kalau bukan Mage, pasti pria itu termasuk bangsa naga."

Leomord terbelalak lebar mendengar pernyataan terakhir dari mulut Tigreal Wertz.

"Tidak mungkin!"

Tigreal hampir mengenal seluruh Mage di kawasan ibukota Light of Thrones. Rasanya sangat tidak mungkin beberapa dari mereka menculik adiknya mengingat para Mage enggan berinteraksi dengan para bangsawan.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang