IV - FIRST PLAN

232 32 25
                                    

Beberapa jam sebelum tiba di distrik Moniyan, Light of Throne.

"Ini insulin yang akan menenangkanmu jika mengalami mimpi buruk."

Claude menerima lima pen insulin itu dengan tanda tanya. Clint yang mengetahui bahwa lelaki itu tengah kebingungan kontan melengos.

"Itu berisi obat tidur dengan dosis yang telah diresepkan oleh dokter disini." lanjut Clint sambil menunjuk pen insulin yang dipegang Claude. "Selebihnya jika kau mengalami kesulitan dalam tidur, kau juga bisa memakainya. Tapi jangan terlalu sering menggunakannya, bisa-bisa kau ketergantungan obat."

"Baiklah, terima kasih atas nasihatnya." Claude segera mengantungi pen insulinnya ke dalam kantung tasnya.

"Kau sudah membawa semuanya ke dalam tas?" tanya Layla yang segera diangguki lelaki itu sendiri. Mendadak ia merasa seolah kehilangan anaknya mengetahui Claude akan pergi setelah menemui orakel tersebut. "Jangan lupa untuk sering berkunjung ke Ether menemui kami."

"Baiklah, Layla. Terima kasih karena telah menjagaku." Claude memeluk perempuan yang selama ini mencurahkan segala kasih sayang padanya. Meskipun dia membenci manusia, tetapi ia tidak mungkin membenci kedua orang didepannya ini yang sangat baik kepadanya. "Kau sudah kuanggap seperti ibuku sendiri."

"Kamu ini bicara apa Claude?" kekeh Layla sambil mengusap-usap punggung Claude yang lebar. Spontan merasa bahagia mengetahui Claude menganggapnya seperti ibunya sendiri.

"Sudahlah cepat pergi, kau akan terlambat menemui Zhong Yu kalau kau sendiri berlama-lama disini."

Claude mendengus melihat Clint memalingkan mukanya sambil bersidekap. Seperti biasa, pria itu akan selalu pura-pura bersikap tak memedulikannya.

Namun Claude memberikannya pelukan juga untuk Clint yang diam-diam mencemaskannya terlepas dari sikap menjengkelkannya itu.

"Terima kasih pak tua." ucap Claude seraya tersenyum. "Kau tahu kan kalau kau tidak perlu menunda pernikahanmu lagi dengan Layla."

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, bocah." balas Clint masih dengan sikap masa bodohnya, namun tak dipungkiri bahwa tangannya menepuk-nepuk punggung Claude penuh perhatian.

Claude tahu Clint dan Layla selama ini menunda pernikahan mereka karena dirinya. Alasan mereka melakukan itu karena fokus mereka selalu tertuju padanya. Oleh karena itu, Claude tidak berniat menahan rencana mereka lebih lama lagi.

"Kalau begitu aku pergi dulu." pamitnya sambil menaiki kereta kuda. Layla memberikan lambaian padanya dan Clint masih tidak mau melihatnya.

Setelah kereta kudanya mulai berjalan, senyumannya menghilang dan ia mulai merasa perjalanannya akan berlangsung sangat membosankan.

"Aku langsung saja ke ibukota daripada berlama-lama disini." Tangannya terangkat hingga muncul lingkaran mantra sihirnya berwarna hijau. Dia langsung menjentikkan jarinya dan sihirnya langsung bekerja. Tubuhnya mulai teleport ke tujuan yang ia inginkan.

.
.
.
.

Kira-kira seperti itu ceritanya sekarang dia sudah tiba di distrik Moniyan. Claude menaikkan tudungnya karena ramainya penduduk di ibukota. Iris keemasannya mulai mendingin ketika tidak sengaja melihat beberapa bangsawan tengah berjalan-jalan disekitarnya. Dia harus mencari penginapan untuknya tinggal dan mencari informasi Mage yang berada disini. Tak hanya itu, dia juga harus menemui Zhong Yu.

'Sepertinya dia berpindah-pindah dari hutan kegelapan menuju hutan Folklore yang tak jauh dari ibukota.' pikir Claude sambil membaca informasi dari guild Ether yang dicari oleh Clint sebelumnya.

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang