Suara api melalap kayu dalam perapian memenuhi ruangan yang cukup reyot. Tak jauh dari sana, terdapat rak buku yang diisi oleh banyaknya buku sihir kini disertai toples berisi macam-macam benda asing seperti ranting kecil, jamur kering dan bola mata yang menumpuk. Ada jam kukuk rusak telah berdebu menyatu bersama dinding, dibawahnya beberapa kepala tengkorak berserakan di lantai. Menambah kesan suram ruangan tersebut yang penuh oleh nyanyian jangkrik yang mengganggu.
Sang orakel yang mengetahui apa yang tidak diketahui seisi makhluk muka bumi ini sedang melakukan pekerjaannya. Pharsa meraba bola kristalnya yang bercahaya sambil membaca tiap peruntungan manusia dengan seksama. Cahaya lilin di dekatnya akan menunjukkan dirinya yang mengenakan topeng dan menggumamkan beberapa kalimat mantra asing.
Tanpa disangka tempat berpijaknya bergemuruh dan membuat Verri, suaminya yang merupakan seekor burung berteriak nyaring. Beberapa toples yang terletak dalam rak buku mulai terjatuh dan pecah. Bola kristal dalam genggamannya mulai bercahaya, Pharsa yang merasakan kekuatan itu kontan terkesima akan ketidakpercayaan.
"Hahahaha!!" Tak lama kemudian, ia tertawa karena mengetahui Claude telah menemukan Fanny. Perlahan ia berdiri sambil mengantisipasi respons para Dragon Tamer dan Mage yang menyadari perubahan saat ini. Mereka sudah pasti sadar dengan perubahan yang baru saja terjadi.
Alkisah sebuah kisah yang telah lama terkubur mulai perlahan muncul ke permukaan. Mencari secercah kepingan gambar yang akan menyusun setiap pecahannya menjadi sebuah memori.
Benang merah yang mengikat sepasang insan itu mulai menebal, menjadikan jam kukuk yang berada di dinding berdentang sebanyak 12 kali. Burung-burung yang beristirahat tepat di atap rumah sang orakel mulai berterbangan pada malam hari.
Jam takdir mulai bergerak, menimbulkan sebuah probabilitas yang menulis sebuah tragedi.
"Apa yang terjadi?! Mengapa ada gempa bumi?!"
"Kita harus mengadakan pertemuan para Dragon Tamer mengenai masalah ini."
"Celaka! Penglihatan perang seperti di masa lalu mulai kembali!"
"Temukan Zhong Yu! Kita tidak bisa mengadakan rapat tanpa penjelasannya!"
Pharsa yang mendengar keributan antar sesama Dragon Tamer itu masih setia tertawa lebar. Dia sangat mengantisipasi kejadian yang akan terjadi akibat kecerobohan para kaum naga dan keserakahan sang Mage. Bola kristalnya mulai menunjukkan sosok Claude yang sedang bersama Fanny. Meskipun matanya tak bisa melihat, ia bisa membaca goresan takdir yang telah tertulis diantara mereka.
"Ah, aku sangat penasaran apakah memori gadis itu akan kembali atau tidak." Pharsa menyeringai sambil mengusap bola kristalnya. "Atau mungkin waktu yang akan mengungkap segalanya nanti."
Dia bersenandung sambil merapihkan bahan ramuannya yang sempat terjatuh akibat gemuruh sebelumnya. Tak menyangka kalau pertunjukkan akan segera dimulai. Tragedi, perang dan konflik akan bersatu melawan benang merah yang melilit kedamaian yang semu. Para Dragon Tamer masih mencari cara agar bisa berdamai di Bumi tanpa adanya pertumpahan darah. Meskipun hal itu memaksa mereka untuk mengorbankan nyawa mereka yang membuat waktu berputar lagi.
Tapi mereka tak menduga adanya probabilitas baru, yakni seorang Claude Merlin yang terlahir dengan darah setengah manusia di dalam tubuhnya mulai terlibat diantara perseteruan konflik. Pharsa sangat menantikan pilihan apa yang akan Claude berikan ketika tiba saatnya lelaki itu harus memilih hidupnya atau perang yang tak mungkin terelakkan nanti.
"Aku penasaran apakah kau bisa memutus ikatan takdirmu ketika keberuntungan belahan jiwamu berada dalam genggamanku." Pharsa meletakkan daun kering ramuannya dalam toples yang baru. "Nyatanya, kau tidak bisa mendapatkan apa yang kau inginkan kalau tidak ada pengorbanan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated
FanfictionJudul sebelumnya: Tale of Dragon's Bride Sebagai keturunan naga yang bisa melihat benang merah takdir, Claude menemukan siapa pengantinnya dari sekian banyaknya penghuni muka bumi ini. Sedangkan di sisi lain, Fanny selalu bertanya-tanya mengapa ia s...