3. Rencana

18 6 1
                                    

Hallo, apa kabar pembaca MAREL?

Nungguin cerita MAREL engga nih?

Maaf update nya lama yah?

Yaudah ga usah basa basi langsung ke intinya aja

Happy Reading

...

Arlan kini sudah membawa kedua tas, miliknya dan juga milik Arel. Tadi dia baru mengambilnya dari mobil karena tidak sempat untuk membawa tas dengan kondisi ia membantu sang adik

Dia juga sekarang sedang menuju keruangan tempat ayahnya dirawat. Saat Arlan sudah tiba didepan pintu dengan tangan kanan memegang gagang pintu untuk membukanya, ia urungkan. Sebab tak sengaja Arlan mendengar percekapan orang yang ada di dalam

"Mau dijodohkan sama--" ucapannya terpotong oleh pintu yang tiba tiba terbuka lebar dan menapakan anak pertamanya

Sial, kenapa tangannya tiba tiba menekan gagang pintu. Yang membuat pintu terbuka lebar dan orang itu tidak dapat melanjutkan perkataannya dengan kehadiran dirinya

"Arlan."

Arlan pun hanya menunduk ketika sang papah menyebut namanya "maaf, mah pah. Arla tadi engga sengaja denger." Ujarnya

Ayah hanya menghembuskan napas beratnya. Untung yang datang bukan anak ke duanya, bisa bisa dia akan langsung lari jika mendengar perkataannya

Ibu yang mengerti dengan kondisi jadi ia tahu harus berbuat apa sekarang, jika anak pertamanya sudah mengetahui rencana sang ayah. Ia pun sudah meliat ekspresi sang suami

Ibu pergi menuju sofa. "Sini nak," perintah ibu menyuruh Arlan untuk menghampirinya

Arla menutup pintu ruangan saat sang ibu memanggil. Dia pun menghampiri ibu yang ada di sofa, ia pun duduk disampingnya

"Berhubung kamu sudah mendengar semuanya, mama akan menjelaskannya."

"Tapi kamu harus janji jangan kasih tau adik kamu, sebelum kami memberitaunya." Lanjutnya

Ibu nematap sang suami untuk meminta ijin menjelaskannya pada Arlan dan mendapatkan persetujuan dari sang suami. Ibu mulai menatap anak sulungnya kembali

"Gimana bang?"

Arla terkejut, jika ibunya sudah mengakatan kata abang berarti pembicaraan yang sangat serius

"Iyah mah," jawab Arla

Dan ibu menceritakan semua pada Arlan, tentang rencana menjodohkan anak kedua mereka dengan anak rekan kerja sekaligus sahabat dari sang suami. Ibu pun menceritakan semuanya yang tadi suami katakan agar tidak ada rahasia, ia pun tau kalau anaknya yang satu ini dapat dipercaya

Arlan pun mendengarkan dengan teliti dan tidak ada ucapan ucapan yang tertinggal tau terpotong olehnya. Lama kelamaan ia pun terhanyut dengan cerita yang diberikan oleh ibunya, sampai ia melupakan Arel yang masih diluar

Dari kejauan ayah hanya bisa meliat istrinya sedang memberitahu pada anak sulungnya, yang tadi dia tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka

...

Bremm

Sebuah motor besar terparkir rapi dengan jejeran motor yang lainnya. Orang yang menunggangi motor tersebut adalah seorang  pemuda dengan postur tinggi besar

MARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang