8. Tunangan Langsung

18 5 0
                                    

Happy Reading

Jangan lupa vote dan comen

♡♡♡

"Nah sip, kalo gitu gue cabut dulu," Hamka pergi dengan mengacak-acak rambut Arel, disusul dengan seorang yang juga memberantakan rambutnya.

Arel pemperhatikan orang yang terakhir mengacak-acak. Membuat dia perpikir sebentar ada yang aneh dengan orang itu. Kenapa Sekarang dia malah jadi jarang kumpul dengan temannya? Sebenarnya dia kenapa selalu menghindar pas lagi kumpul sama yang lain?

"Heey lamun aja lo Dek, kenapa hmm?"

Arel terjekut dengan kedatangan Arlan yang tiba tiba muncul didepannya. "Kenapa lamun hmm? Bilang sama Abang kalo ada yang kamu pikirin," kata Arlan

"Bang, kenapa dia sekarang jadi jarang gabung sama kita yah? pas lagi kumpul atau makan dia itu selalu gak ada."

"Siapa? Alan?"

"Iya.. siapa lagi kalo kita kumpul pasti dia nggak ada kan?"

"Kirain cuma abang doang yang ngerasain kalo Alan kaya menjauh dari kita." Arel yang dari tadi kepalanya didepan jendela dengan kaca mobil yang terbuka mendongak menatap Arlan yang ada diluar.

"Jadi abang juga ngerasain kalo Alan kaya menjauh dari kita?" Arlan mengangguki pertanyaan Arel. "Abang rasa ada yang gak bener deeh dari dia dek." Tebak Arlan pada salah satu temen deket Arel

Suasana sejanak hening tapi bebarapa lama Arlan kembali mengeluarkan suara. "Udah yuk dek kita pulang aja, masalah Alan nanti kita bahas." Arel hanya menanggapi dengan anggukan kepala. Arlan memutari mobil untuk menuju kursi kemudi.

Mereka semua meninggalkan parkiran sekolah yang sudah sepi. Semua murid sudah pulamg karna jam sekolah telah usai

♡♡♡

Sebuah mobil baru saja memasuki pekarangan rumah. Seseorang keluar dari kursi pengemudi dan mengelilingi mobil untuk membukakan pintu sebelah.

"Bang Arel takut, nanti kalo mereka marah gimana?" Katanya pada pria yang membukakan pintu untuknya

"Enggak akan. Asalkan kamu minta maaf sama mereka kalo marah apa engga nya itu konsekuensi kamu yang udah pergi gak bilang bilang." Gadis itu menunduk. Bukannya orang itu menenangkan malah sebaliknya.

Tak lama lururan tangan ada didepannya. "Gak apa apa ada abang yang akan bantu kamu."

Sang gadis menarik kedua sudut bibirnya yang terbentuk senyuman manis. Akhirnya dia mau keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah dengan terus menggandeng tanggannya.

Pemuda itu pembuka pintu yang sudah diperlihatkan dengan kedua orang tuanya. Mereka disana tengah duduk dikursi yang langsung menghadap ke arah pintu.

Seketika pasutri yang tengah duduk menatap kedua anaknya dengan senang seakan menyambutnya. Pandangan mereka telalih dengan putrinya yang terus menunduk yang membuat Alen mengembangkan senyumnya.

Alen adalah ibu dari kedua anak yang baru saja memasuki rumahnya. Nama yang sebenarnya Valen namun dikenal sebutan Alen, beliau hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anaknya, yaitu Arlan dan Arel.

MARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang