7. Terkejut

18 3 1
                                    

Happy Reading

Jangan lupa vote sama komentarnya❤


"Gini nih punya temen harus kaya Arden baik, pengertian lagi," kata Davin sambil menulis jawaban dibuku

Arden, yang diambil dari nama tengah Malvian. Mereka akan menyebut nama Malvian dengan sebutan Arden ketika ada maunya saja.

Dikira roma Arden apa yang ada ditv ups, canda ini bukan iklan kok😁

Revian dan Galih menatap Davin dengan tatapan mengajak bakuhantam dengan nya. Galih hanya mengelus ngelus dada atas perkataan Davin tadi, sedangkan Revian cuek tidak memperdulikannya lagi.

Di sisi lain Malvian tidak memperdulikan perdebatan mereka ia hanya fokus membaca buku pelajaran yang akan dibahas nantinya. Di sela sela membaca buku tiba tiba handphone berdering, yang membuatnya menutup buku.

"Kenapa bund?

"..."

"Iya Malvi kesana sekarang."

Tut

Telepon di akhiri oleh Malvian lalu memasukan handphonenya ke dalam saku. Tak lupa Malvian pamit kepada para sahabatnya

"Gais gue cabut. Mau ke rumah sakit" pamitnya pada para sahabatnya, dengan buru buru mengambil jaket dan keluar meninggalkan kelas.

"Eeeh lho mau kemana Vi?" Triak Davin

"Lo budek apah!? tadi kan si Malvi bilang mau ke rumah sakit" timbal Galih

"Yaaa mana gue tau kalo dia udah bilang gue kan lagi nulis. Eeh rumah sakit, Ngapain tuh anak mau kerumah sakit?" Tanya Davin

"Malvi barusan ngechat gue katanya izinin dia kalo hari ini nggak masuk."

"Laah izin nggak masuk tapi tadi masuk sih?"

Pluk

Kepala Davin terkena pulpen melayang dari Galih, "loo kalo ada orang ngomong nggak sudah motong ngapa." kata Galih yang mulai ngegas karna gemes dengan Davin

"Iyah iyah gue kan refleks," ujar nya sambil mungut pulpen yang tadi Galih lembar

"Lanjut Rev"

"Tadi Malvi di telpon sama bundanya di suruh ke rumah sakit katanya bokapnya Malvi..."

"Bokap nya Malvi meninggoy?"

"Eh bambang, lo kalo ngomong jangan asal jeblak yaah." Geram Galih ketika Davin asal bicara. Bener bener emosinya udah diucung puncak, serasa ingin menenggelamkan Davin di teluk alaska.

"Elaah kenapa kan gue cuman nebak Gal. Lagian si Revian nya kaga ngomong ngomong ya udah gue yang lanjutin."

"Dasar lo nya aja yang suka ngepotong pembicaraan orang." Sangar nya

Revian tidak memperdulikan perdebatan mereka. Ketika dia akan melanjutkannya tiba tiba ada seorang guru matematika yang telah datang sebelum Revian berbicara, sudah ada guru yang memasuki kelasnya.

MARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang