9. Fobia Bersentuhan Langsung Dengan Lawan Jenis

12 3 0
                                    

Happy Reading

"Sekarang kalian resmi tunangan. Masalah resepsi akan saya gelar setelah saya keluar dari sini."

Nghh

Arellia terbangun dari tidurnya, ia membuka mata menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah matanya. Samar samar Arel melihat pintu kamarnya ditutup oleh seseorang. Arel mulai menelusuri setiap bagian kamar nya, karena ia rasa tadi tengah berada dirumah sakit lalu kenapa tiba tiba sudah ada dikamarnya?

Tiba tiba Arel merasa kepalanya pusing,  ia memegangi kepala yang serasa ingin pecah. Mata Arel teralihkan dengan sesuatu ditangan kirinya, yang terdapat cincin emas permata biru. Setahunnya dia tidak pernah memakai cincin apa lagi ia sematkan dijari manisnya.

Argh

Arel menutup mulut dengan tangannya saat tidak sengaja berteriak, karna tidak dapat menahan rasa sakit yang menjadi jadi dikepalanya. Arel langsung melirik jam dinding yang ada di depannya. Jam menunjukkan jam 10 malam. Semoga saja semua penghuni rumah sudah tidur dan tidak terbangun mendengar suara teriakannya.

Saat Arel ingin menarik selimut, baju yang Arel kenakan sekarang sama dengan yang ada dimimpinya barusan. Tadi Arel bermimpi bertunangan dengan cowok yang sudah dijodohkan dengannya oleh Papanya, yang dimana cowok itu juga memberikan cincin yang sama yang ada ditangannya.

Arel langsung melihat lagi cincin yang ada ditanggannya dan ia mulai cermati dengan kedua nya. Baju yang dia gunakan dan cincin yang ada ditangan kirinya, apakah ini nyata atau bukan?


Ting

Ibu Negara
Bang hari ini mama nggak dirumah, mama ikut papa kerja luar kota. Sarapan sudah mama siapkan dimeja makan kalo nanti udah dingin tinggal dipanasin lagi

Ibu Negara
Oya nanti jangan lupa bangunin Arel tadi pas mama pamitan Arel masih tidur

Arlan baru saja membaca pesan dari mama nya, dimana isi pesannya itu jika mamanya Alen sedang ikut dengan papanya pergi berkerja luar kota dan Arlan disuruh membangunkan adiknya yang masih tidur. Tunggu-tunggu, kenapa Adiknya jam segini belum bangun? Biasanya dia yang membangunkannya jam segini sudah menggedor gedor pintu kamar Abangnya.

Dengan buru buru Arlan memasukan buku buku kedalam tas. Setelah semua buku sudah masuk dalam tas, Arlan mulai menyampirkan tas di tangan kanan. Sekarang Arlan harus membangunkan Arel yang masih tidur.

Setibanya didepan kamar Arel, Arlan mengetuk pintu terlebih dahulu karna bagaimana pun Arel memiliki privasinya sendiri. Tak kunjung dapat respons dari sang pemilik kamar, membuat Arlan langsung membuka dengan kunci duplikat yang ia punya.

"Dek Abang masuk yah," saat pertama kali membuka pintu yang Arlan lihat yaitu sebuah gundukan selimut. "Hiii dek kenapa kamu belum bangun?" Tanya Arlan sambil membuka gorden jendela

Selepas membuka gorden dan jendela Arlan menghampiri sipemilik kamar di kasur queen size. Arlan menyibak selimut yang menutupi keseluruhan tubuh adiknya. "Bangun iih udah pagi, nanti telat lho kalo kamu gak bangun sekarang."

"Dek," Arlan menepuk nepuk bahu Arel kecil guna membangunkannya. Bukannya membangunkan adiknya malah membangunkan kepanikan pada diri Arlan. "Dek kamu sakit?" Arlan membalikan badan Arel yang membelakanginya

"Ya ampun dek kamu demam?" Arlan mengecek suhu tubuhnya dengan suhu tubuh Arel.

Seketika tidur Arel terusik saat benda ada yang menempel di keningnya. Saat membuka mata yang pertama kali Arel lihat, yaitu abangnya dengan wajah panik. "Kamu kenapa bisa kaya gini hmm?" Arel hanya bisa menggeleng kepala dengan lemas

MARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang