Up dulu deh, buat part slnjtnya gk tau kpn wkwk:v
***
Motor besar Zero keluar melewati gerbang apartemen Bina. Cowok itu baru saja mengantar Bina pulang dengan selamat.
Gerobak ciloknya yang berada di taman, Bina sumbangkan pada orang yang tidak mampu sebagai bentuk amal katanya.
Setelah kepergian Zero, Bina memasuki lobi apartemennya. Menaiki lift menuju lantai atas, tepat di ruangan dan kamar pribadinya berada.
Memasukan pin, Bina memutar knop pintu lalu mendorongnya pelan. Sembari menenteng plastik berisi sisa sosis bakar, rentengan permen tangkai, dan minuman yang sudah tak lagi dingin. Bina menutup pintu. Dilihatnya suasana apartemennya yang terlihat sepi dan sunyi. Mungkin Denis dan Firo sudah pulang terlebih dahulu sebelum dirinya kembali.
Menuju dapur, Penglihatan Bina disuguhi pemandangan Anggres yang sedang memasak hidangan untuk makan malam.
Bina meletakan plastik yang ditenteng diatas meja makan. Lalu gadis itu menghampiri Anggres yang sedang bergelut dengan alat masak dapurnya.
"Wih Chef Anggres lagi masak apa nih?" Seru Bina mulai merecoki Anggres, bahkan salah satu tangannya sudah meraih micin dan pisau di dekat cowok itu.
Anggres melirik Bina singkat sembari menarik sudut bibirnya, "Mandi dulu," Titahnya sembari merebut micin yang tengah dijambal Bina.
Alis Bina menukik tajam, "Balikin micinnya, masih mau lagi!" Rengek gadis itu berusaha merebut kembali micin di tangan Anggres.
Anggres menjitak pelan dahi Bina dengan kepala yang digeleng-gelengkan. "Gak baik jambalin micin, Bina."
Bina menghela nafas kasar sebelum akhirnya mengalah. Gadis itu berjalan keluar dapur menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Tak membutuhkan waktu lama, Anggres menata menu masakannya yang berupa ayam kecap di meja makan. Tak lupa menambah puding coklat dan jus stroberi kesukaan Bina ditatanya rapi.
Beberapa menit kemudian Bina datang dengan memakai baju rumahan ala cowok. Wajahnya terlihat segar dengan rambut pendek yang basah berantakan.
"Rambutnya keringin," Ucap Anggres yang tak dihiraukan Bina, gadis itu sibuk menyendok nasi kedalam piringnya.
Melihat Bina yang acuh tak acuh, Anggres keluar dapur lalu kembali dengan handuk kecil ditangannya. Cowok itu berdiri dibelakang kursi Bina, mulai mengeringkan rambut gadis itu.
Bina memakan makanannya dengan hikmat setelah berdoa sebelum makan, sesekali menyeruput jus stroberi buatan Anggres khusus untuknya.
Rambut Bina sudah tak sebasah sebelumnya, Anggres menaruh handuk tadi sebelum mengambil posisi duduk bersama Bina.
Anggres menatap piringnya yang sudah terisi nasi, lalu menatap Bina yang masih sibuk dengan tulang ayamnya. Senyuman tipis terukir dipipir seksi Anggres, cowok itu mengambil ayam bagian dada sebagai lauk kemudian mulai menyantapnya setelah berdoa terlebih dahulu.
"BINA, EH BIAN! YUHU BABANG FIRO KEMBALI DENGAN INFORMASI PENTING!"
Sedang hikmat-hikmatnya makan bersama Anggres, Bina dikejutkan dengan teriakan menggelegar Firo hingga membuatnya tersedak.
"Uhuk.. Uhuk.." Bina menepuk-nepuk dadanya, Anggres sendiri langsung menyodorkan segelas air putih miliknya untuk diminum gadis itu sembari menepuk pelan punggung Bina.
Mendengar suara batuk yang berasal dari arah dapur, Firo segera menghampiri.
Melewati pintu dapur, Firo disambut dengan tatapan tajam Anggres yang menatap tak bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Soft Boy
Teen Fiction[ PART ACAK ! ! ! ] Seorang gadis cantik sengaja merubah penampilannya menjadi laki-laki tulen untuk menghindari perjodohan yang ditetapkan kedua orangtuanya. Namanya Sabina Marsya Elzera. Walaupun tidak tau dengan siapa dia akan di jodohkan, Bina...